Sampoerna Agro Rilis Obligasi dan Sukuk Rp 830,5 M untuk Bayar Utang
Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berencana menerbitkan surat utang berkelanjutan senilai total Rp 830,5 miliar. Jumlahnya terdiri dari, obligasi Rp 525,3 miliar dan sukuk ijarah Rp 305,1 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi I dan PUB I Sukuk Ijarah dengan target dana masing-masing Rp 1 triliun.
Sebelumnya, SGRO telah menerbitkan obligasi masing-masing senilai Rp 300 miliar dan Rp 174,61 miliar. Selain itu, perseroan juga telah menerbitkan sukuk ijarah masing-masing senilai Rp 300 miliar dan Rp 394,88 miliar.
"Obligasi akan ditawarkan dalam dua seri. Seri A memiliki nilai pokok Rp 75 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,15% per tahun dan tenor jangka waktu tiga tahun," ujar manajemen Sampoerna Agro dalam pengumuman tertulis, Senin (14/2).
Kemudian, seri B berjumlah pokok Rp 450,3 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,40% per tahun dan jangka waktu lima tahun. Dua obligasi ini masing-masing akan jatuh tempo 2 Maret 2025 untuk Seri A dan 2 Maret 2027 untuk Seri B.
Adapun, sukuk diterbitkan juga dalam dua seri. Pertama, seri A dengan emisi Rp 75 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp 5,36 miliar dengan jangka waktu tiga tahun. Kemudian, seri B senilai Rp 230,11 miliar dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 19,32 miliar dengan jangka waktu lima tahun.
Sebanyak 34% dari dana yang diperoleh akan digunakan untuk membayar pokok utang bank dengan kreditur Indonesia Eximbank. Saldo pokok pinjaman terutang sebesar Rp 230 miliar.
Kemudian, sebanyak 66% akan digunakan untuk membayar utang milik entitas anak, PT Sungai Rangit, kepada kreditur Bank Mandiri dengan saldo pokok pinjaman terutang Rp 375 miliar.
Selanjutnya, sekitar 11% dari dana penawaran sukuk juga akan digunakan untuk melunasi utang PT Sungai Rangit kepada kreditur Bank Mandiri, yang sebelumnya sudah dibayarkan sebagian melalui penerbitan obligasi.
"Sebanyak 89% dari dana yang didapat dari penawaran sukuk akan digunakan untuk melunasi utang entitas anak, PT Aek Tarum, kepada kreditur Bank Muamalat dengan saldo pokok pinjaman terutang Rp 270 miliar," demikian tertulis dalam prospektus, dikutip Selasa (15/2).
Sebagai informasi, masa penawaran umum obligasi ini akan berlangsung pada 23-24 Februari 2022. Lalu, tanggal penjatahan jatuh pada 25 Februari 2022, pengembalian uang pemesanan pada 2 Maret 2022, serta distribusi secara elektronik pada 2 Maret 2022. Selanjutnya, obligasi ini akan tercatat di BEI pada 4 Maret 2022.
Pemesanan pembelian obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya Rp 5 juta dan/atau kelipatannya. Adapun, obligasi ini akan dijamin dengan jaminan khusus sekurang-kurangnya sebesar 50% dari nilai pokok obligasi yang terutang yang akan diikat dengan hak tanggungan berupa Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB).
Dalam proses penerbitan instrumen utang ini, perseroan bekerja sama dengan PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas. Sementara itu, PT Bank Permata Tbk bertindak sebagai wali amanat.