IHSG Anjlok 1,5% Efek Serangan Rusia, Sektor Komoditas Diuntungkan

Lavinda
Oleh Lavinda
24 Februari 2022, 15:27
IHSG
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 8.617 pada perdagangan saham Kamis (24/2) hari ini. Angkanya anjlok 1,48% atau 102 poin dibanding level penutupan perdagangan saham Rabu (23/2) kemarin, tak berselang lama setelah kabar Rusia menyerang Ukraina muncul.

Kendati demikian, analis menilai efek perang Rusia dan Ukraina terhadap pasar modal Indonesia akan bersifat temporer. Bahkan, sektor komoditas nasional diperkirakan akan memperoleh dampak positif akibat suplai komoditas global yang terganggu kondisi tersebut.

Fikri C. Permana, Senior Economist PT Samuel Sekuritas Indonesia menilai fundamental ekonomi Indonesia cukup baik, khususnya didorong pemulihan ekonomi. Hal ini terindikasi dari Indeks Kepercayaan Konsumen dan Penjualan Eceran pada Januari yang mencapai level tertinggi sejak awal pandemi.

"Dengan demikian, efek perang Rusia dan Ukraina terhadap pasar modal Indonesia akan bersifat temporer, dan lebih menyebabkan perilaku berhati-hati di pasar," kata Fikri kepada Katadata.co.id, Kamis (24/2).

Bahkan, menurut Fikri, invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan suplai komoditas global terganggu. Hal ini berdampak positif pada peningkatan harga komoditas dan cukup menguntungkan bagi kondisi ekspor sektor komoditas dalam negeri.

Maka itu, Fikri merekomendasikan investor untuk mengoleksi emiten sektor tambang sebagai pilihan utama, yakni PT Antam (Persero) Tbk atau ANTM. Selain itu, Fikri juga menyarankan investor mengoleksi saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN serta PT Astra International Tbk (ASII) untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi yang lebih baik ke depannya.

Menurut dia, IHSG terkena efek negatif invasi Rusia ke Ukraina Hari ini. Namun, ada beberapa fakta yang perlu kita pahami di tengah ancaman perang tersebut. Pertama, Invasi Rusia dilakukan di dua daerah yang selama ini memang telah dikuasasi separatis pro-Rusia. Layaknya invasi Crimea pada 2014, invasi kali ini juga berdampak lokal, antara Rusia dan Ukraina saja.

Maka itu, dia menilai, hubungan ekonomi langsung Indonesia dengan Rusia dan Ukraina relatif kecil. Terlihat dari hubungan perdagangan internasional, maupun nilai investasi Indonesia dengan Rusia dan Ukraina pada 2021 lebih kecil dari 1%.

Selain itu, aliran dana asing di pasar saham Indonesia terus melaju kencang Rp 15,42 triliun sejak 1 - 23 Februari 2022, meski tensi kedua negara meningkat.

Rupiah pun stabil pada level Rp 14.200- Rp 14.400 per dolar AS, juga karena beli bersih investor asing tadi. "Bahkan jika USD Index tidak naik, rupiah masih bisa terapresiasi lagi," katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...