Harga Jual Sawit Angkat Omzet Salim Ivomas 36% Jadi Rp 19 T pada 2021

Cahya Puteri Abdi Rabbi
2 Maret 2022, 15:42
Salim Ivomas
ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Pekerja melintas di depan tumpukan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021).

Induk usaha perkebunan milik Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatat penjualan Rp 19,66 triliun sepanjanga 2021, atau melonjak 36% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,47 triliun.

Kenaikan penjualan ditopang kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit dan produk minyak dan lemak nabati (EOF), serta kenaikan volume penjualan produk EOF. Harga jual rata-rata CPO dan minyak inti sawit atau PK masing-masing meningkat 35% secara tahunan dan 64% secara tahunan.

Sementara itu, laba kotor perseroan mencapai Rp 5,15 triliun atau naik 71% secara tahunan dari sebelumnya sebesar Rp 3 triliun. Kemudian, laba usaha mencapai Rp 2,91 triliun atau naik 64% secara tahunan dari sebelumnya Rp 1,77 triliun, dan EBITDA naik 42% secara tahunan menjadi Rp 4,47 triliun dari sebelumnya Rp 3,15 triliun.

Dengan pertumbuhan tersebut, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 320% secara tahunan menjadi Rp 984 miliar dari sebelumnya Rp 234 miliar, terutama disebabkan oleh naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan. 

Sedangkan, rasio pengungkit neto (net gearing) perseroan hingga akhir Desember 2021 turun menjadi 0,35 kali dibandingkan 0,50 kali pada akhir Desember tahun sebelumnya.

Direktur Utama Salim Ivomas Pratama Mark Wakeford mengatakan, sepanjang 2021, produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 8% secara tahunan menjadi 2,76 juta ton dari sebelumnya 2,98 ton pada 2020. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung, serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.

Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO turun 7% secara tahunan menjadi 687 ribu ton dari sebelumnya 737 ribu ton. Sementara itu, volume penjualan CPO turun 7% secara tahunan menjadi 698 ribu ton dari sebelumnya 748 ribu ton, sedangkan volume penjualan produk PK turun 11% secara tahunan dari sebelumnya 183 ribu ton menjadi 162 ribu ton.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...