Rupiah Diramal Melemah, Terimbas Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Abdul Azis Said
23 Maret 2022, 09:45
Rupiah
Pexels/Robert Lens
Uang rupiah

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 10 poin ke level Rp 14.338 per dolar AS di pasar spot Rabu (23/3) pagi ini. Namun rupiah diramal berbalik melemah di tengah kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury akibat sentimen kenaikan bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 14.341 pada pukul 09.18 WIB. Namun ini masih lebih baik dibandingkan level penutupan kemarin di Rp 14.348 per dolar AS.

Advertisement

Mata uang Asia bergerak bervariasi. Dolar Singapura  dan ringgit Malaysia 0,02% kompak menguat 0,02%, won Korea Selatan 0,34%, peso Filipina 0,16%,, bath Thailand 0,04%. Sebaliknya, yen Jepang melemah 0,24%, dolar Hong Kong 0,01%, rupee India 0,07% dan yuan Cina 0,06% sementara dolar Taiwan stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah Rp 14.360, dengan peluang penguatan di kisaran Rp 14.300 per dolar AS. Pelemahan rupiah masih akan tertekan kenaikan yield US Treasury karena rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

"Yield obligasi pemerintah AS terus naik karena pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga acuan AS tersebut. Kenaikan yield tersebut biasanya ikut mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston, Rabu (23/3).

Yield tenor 10 tahun sudah naik ke 2,38% pada perdagangan kemarin, ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2019. Yield bahkan sudah naik di atas 2% sejak pekan lalu di tengah penantian rapat The Fed.

Namun, Ariston melihat sentimen pasar masih cukup positif terhadap aset berisiko, sehingga ini bisa menjadi faktor penahan pelemahan. Sebagian indeks saham Asia dibuka menguat pagi ini, menyusul indeks saham Eropa dan AS juga ditutup menguat.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement