Meski Omzet Turun, Laba PP London Sumatra Naik Jadi Rp 304 M Kuartal I
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan pertumbuhan laba bersih sepanjang kuartal I 2022. Laba bersih emiten perkebunan sawit milik Grup Salim ini tumbuh 2,48% menjadi Rp 304,62 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 297,23 miliar pada kuartal I 2021.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh penurunan beban operasi yang signifikan, meski beban operasi lain naik tipis. Berdasarkan laporan keuangan, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 439,87 miliar dari pada kuartal I 2022 dari sebelumnya Rp 425,68 miliar.
Beban pokok penjualan perseroan turun 57,78% dari sebelumnya sebesar Rp 770,02 miliar menjadi Rp 325,05 miliar. Beban penjualan dan distribusi juga mengalami penurunan sebesar 21.12% menjadi Rp 10,04 miliar dari sebelumnya Rp 12,73 miliar.
Selanjutnya, beban umum dan administrasi turun dari sebelumnya Rp 69,74 miliar menjadi Rp 53,77 miliar. Sedangkan beban operasi lainnya naik dari sebelumnya sebesar Rp 16,54 miliar menjadi Rp 57,48 miliar.
Meski laba perseroan mengalami kenaikan, angka pendapatan perseroan justru tercatat turun pada kuartal I 2022. perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 764,93 miliar atau turun 36,02% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,19 triliun.
Mayoritas pendapatan produk perseroan mengalami penurunan, yakni minyak kelapa sawit dengan pendapatan sebesar Rp 480,16 miliar atau turun 48,30% dari sebelumnya Rp 928,89 miliar. Kemudian, produk inti sawit dan produk terkait juga mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp 206,40 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 201,19 miliar.
Turunnya penjualan produk kelapa sawit seiring dengan menurunnya volume produksi minyak sawit atau crude palm oil sebesar 39% secara tahunan menjadi 53 ribu ton pada kuartal I 2022. Produksi tandan buah segar (TBS) juga turun 29% secara tahunan menjadi 226 ribu ton.
"Penurunan itu terjadi utamanya karena pengaruh cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan penanaman kembali atau replanting," kata manajemen LSIP dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (2/6).
Sejalan penurunan produksi, volume penjualan CPO turun 66% secara tahunan menjadi 33 ribu ton. Volume penjualan produk inti sawit atau palm kernel (PK) turun 29% secara tahunan menjadi 18 ribu ton.
Sementara itu, penjualan produk karet tercatat naik 7,05% menjadi Rp 43,89 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 40,99 miliar. Selanjutnya, pendapatan produk lainnya juga mengalami kenaikan menjadi Rp 34,47 miliar dari sebelumnya Rp 24,61 miliar.
Hingga akhir kuartal I 2022, total aset LSIP tercatat sebesar Rp 12,20 triliun, termasuk posisi kas dan setara kas sebesar Rp3,46 triliun. Manajemen LSIP juga menyatakan, tidak adanya pendanaan melalui utang bank hingga 31 Maret 2022.