IHSG Diprediksi Berada di Zona Merah, Ini Saatnya Investor Cicil Beli
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan berada di zona merah, terkena sentimen negatif kejatuhan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) Amerika Serikat (AS), disertai penurunan sejumlah harga komoditas global.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,62% di level 7.050,326 pada akhir perdagangan Kamis (17/6).
Head of Research PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang menilai kejatuhan DJIA dikombinasikan dengan turunnya MSCI Indonesia ETF sebesar -0.09% bisa menjadi sentimen negatif bagi perdagangan saham di bursa Indonesia hari ini.
"Disertai turunnya harga beberapa komoditas seperti, CPO (minyak kelapa sawit) -1.61% dan Nikel -1.94% di tengah semakin melemahnya nilai tukar rupiah," ujarnya dalam hasil riset tertulis, Jumat (17/6).
Indeks DJIA kembali merosot 2.42% dan saat ini sudah berada dibawah level psikologis 30.000, level terendah sejak Maret 2020. Hal ini seiring data sektor perumahan AS yang tak memuaskan dengan penurunan terendah sejak Oktober 2021, serta tingginya inflasi yang membuat bank sentral AS, The Fed, memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Founder WH Project William Hartanto memperkirakan IHSG akan bergerak sideways pada perdagangan hari ini di rentang 6.860 – 7.051.
Jika melihat sentimen eksternal, Dow Jones yang melemah efek kenaikan suku bunga acuan The Fed, memungkinkan terjadinya penjualan terdorong sikap panik atau panic selling pada IHSG hari ini. Ia memproyeksikan IHSG masih akan memasuki fase bottoming.
"Jadi, sekalipun melemah, justru jadi lebih menarik perhatian karena kemungkinan tren IHSG setelah ini adalah sideways. Dan tren sideways menjadi momentum terbaik untuk cicil beli," kata William dalam risetnya, dikutip Jumat (17/6).
Ia merekomendasikan investor untuk memantau saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Mega Perintis Tbk (ZONE).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG akan membentuk candle shooting star sebagai suatu indikasi fase akhir bullish jangka pendek.
Adapun, titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 7.131, 7.258 dan 7.300, sedangkan titik support ada di posisi 6.884, 6.795 and 6.670.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan investor untuk menyimpan atau ambil untung sebagian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di level 7.675. Ia juga merekomendasikan untuk menyimpan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selama harga berada di atas 4.400.
Selain itu, ia menyarankan untuk beli spekulatif pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada rentang harga 3.750-3.800, dan tahan atau transaksi beli di rentang harga 3.010-3.050 pada saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Terakhir, Ivan menyarankan untuk menyimpan atau ambil untung sebagian di level 2.700 pada saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). MIKA diperkirakan dapat menguat ke level 2.830 sebagai perkiraan target wave (b), jika mampu menembus resisten terdekat di 2.740 yang terbentuk oleh Fibonacci retracement 38,2% dari wave (a).