Nilai Tukar Euro Melemah Paling Rendah dalam 20 Tahun, Ini Penyebabnya
Nilai tukar Euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) anjlok ke level terendah dalam 20 tahun terakhir, pada akhir perdagangan Senin (11/7) waktu setempat atau Selasa (12/7 pagi) WIB.
Euro jatuh ke level 1,0051 terhadap dolar AS, terlemah sejak Desember 2002. Sementara itu, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi baru sejak Oktober 2002 di 108,19.
Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa krisis energi akan mendorong kawasan Eropa ke dalam resesi. Sementara itu, mata uang AS terus menguat didorong oleh ekspektasi bank sentral Federal Reserve akan menaikkan suku lebih cepat dan lebih jauh dari wilayah lain.
Pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, memulai masa pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7). Akibatnya, aliran gas diperkirakan akan berhenti selama 10 hari.
Bipan Rai, Kepala Strategi Valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets mengatakan, pemerintah, pelaku pasar keuangan, dan perusahaan-perusahaan khawatir penutupan itu mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.
“Kekhawatiran paling dekat untuk pasar adalah apakah Nord Stream 1 akan kembali beroperasi atau tidak? Pasar kemungkinan akan memperkirakan sebuah resesi,” kata Bipan Rai dikutip dari Antara, Selasa (12/7).
Mata uang AS telah menguat di tengah ekspektasi The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengatasi inflasi yang melonjak.
"The Fed akan menaikkan suku bunga lebih agresif daripada kebanyakan bank sentral pasar negara maju lainnya. Kami tidak berpikir bank sentral dan pasar maju lainnya benar-benar memiliki bandwidth untuk mengikutinya," kata Rai.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuan 26-27 Juli. Pelaku pasar berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuannya akan naik menjadi 3,5% pada Maret, dari level saat ini 1,58%.