Omzet Melonjak, Rugi Bersih AirAsia Menyusut Jadi Rp 1,06 Triliun

Patricia Yashinta Desy Abigail
3 Agustus 2022, 14:11
AirAsia
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.
Pesawat komersil Indonesia Air Asia disambut siraman air saat penerbangan perdana dari Bandara Kuala Namu Medan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar, Aceh, Jumat (3/6/2022).

PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih mengalami rugi bersih sebesar Rp 1,06 triliun pada semester I 2022. Angka kerugian perusahaan menyusut 9,29% dibanding rugi bersih yang dialami pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 1,16 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan, penurunan kerugian perusahaan ditopang oleh pendapatan usaha yang melonjak 152,58% menjadi Rp 1,14 triliun dari raihan pendapatan periode sebelumnya sebesar Rp 453,41 miliar. Pendapatan usaha berasal dari penjualan kursi penumpang Rp 987,04 miliar atau tumbuh 196,65% dari raihan sebelumnya Rp 332,72 miliar. 

Untuk beban usaha, perseroan mencatat Rp 2,08 triliun atau naik 38,76% dari periode sebelumnya mencapai Rp 1,50 triliun. Salah satu faktor pendorong peningkatan beban usaha yakni bahan bakar yang mencapai Rp 597,62 miliar atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 253,72 miliar. 

Menurut laporan keuangan, aset AirAsia tercatat sebesar Rp 5,06 triliun atau turun 1,65% dari tahun sebelumnya Rp 5,14 triliun. Dari total aset tersebut, terdapat total aset lancar perseroan sebesar Rp 443, 42 miliar atau naik 167,85% dari periode sebelum yakni Rp 165,54 miliar. Namun, aset tidak lancar perseroan, tidak mengalami pertumbuhan. Aset tidak lancar tercatat Rp 4,62 triliun atau turun 7,28% dari sebelumnya Rp 4,98 triliun. 

Lalu, total liabilitas perseroan pada semester I tercatat Rp 11,32 triliun atau naik 9,39% dari periode sebelumnya Rp 10,35 triliun. Sedangkan untuk defisiensi modal, AirAsia mencatat Rp 6,26 triliun atau naik 20,31% dari tahun sebelumnya yakni Rp 5,20 triliun.

 

Melansir Katadata (24/3), Bursa Efek Indonesia (BEI) pernah mengeluarkan saham emiten maskapai AirAsia dari daftar efek pemantauan khusus pada tanggal 23 Maret kemarin. Setelah dicabut dari daftar pantauan khusus, harga saham perusahaan bersandi CMPP tersebut turun dalam dua hari terakhir dan hampir menyentuh batas auto reject bawah (ARB) sebesar 7%.

Saham AirAsia masuk dalam daftar pemantauan khusus BEI pada 10 - 21 Februari lalu berdasarkan kriteria nomor 10, yakni adanya penghentian sementara perdagangan saham lebih dari satu hari yang diakibatkan oleh aktivitas perdagangan.

Namun pada hari ini,  Rabu (3/8), saham CMPP ditutup naik sebesar 0,75% pada perdagangan BEI sesi I atau pada level Rp 268. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...