Harga Emas Berpotensi Anjlok Pekan Ini, The Fed Jadi Biang Keladi

Patricia Yashinta Desy Abigail
19 September 2022, 18:11
Emas
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menata emas Antam imitasi di gerai Gadai Emas dan Cicil Emas BSI di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tidak menunjukkan pergerakan pada perdagangan Senin (19/9) hari ini. Mengutip situs Logam Mulia, harga emas Antam berada di level Rp 940.000 per gram, sama seperti posisi kemarin, dan dua hari lalu. 

Mengutip Reuters, harga emas global terkoreksi hari ini, dipicu sentimen potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada pekan ini. Harga emas di pasar spot merosot 0,3% ke level US$ 1,669,69 per troy ons, sedangkan emas berjangka AS juga menyusut 0,2% menjadi US$ 1,679,70.

Lalu, bagaimana proyeksi pergerakan harga emas sepanjang pekan ini?

Analis Komoditas PT Monex Investindo, Ariston Tjendra memperkirakan, harga emas akan merosot sepanjang pekan ini, dipengaruhi oleh sentimen the Fed yang akan merilis hasil rapat terkait suku bunga acuan AS pada Rabu waktu setempat, atau Kamis dini hari Waktu Indonesia.

"Ini menjadi pendorong utama tekanan turun harga emas pekan ini. Kalau The Fed masih memberikan sinyal pengetatan moneter yang agresif, harga emas spot bisa menyentuh support US$1600 per troy ons," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (19/9).

Dia memproyeksi, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuan sebesar 70 basis poin (Bps) hingga 100 Bps. Pasalnya, data inflasi AS masih tinggi, hingga kisaran 8%, jauh dari ekspektasi The Fed yang menargetkan inflasi berada di kisaran 2%. 

Beberapa waktu lalu, Petinggi The Fed yang memiliki hak suara dalam rapat memberi penegasan bahwa penurunan inflasi merupakan hal yang penting ketimbang mendongkrak pertumbuhan ekonomi.  Pernyataan ini merupakan sinyal yang mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga acuan demi menahan inflasi.

"Ada kekhawatiran kalau suku bunga terus dinaikkan, pertumbuhan ekonomi akan melambat, bahkan bisa menuju resesi," ujar Ariston.

Dia memaparkan, kenaikan suku bunga acuan yang mendongkrak imbal hasil (yield) surat utang di  AS akan memperkuat nilai tukar dolar AS. Hal ini akan membuat aset dolar AS menarik bagi investor, dan otomatis membuat harga barang yang dinilai dalam komditas menurun, termasuk emas.

"Potensi harga emas ke depan masih tertekan. Tunggu keputusan The Fed. Kalau ada indikasi kenaikan suku bunga, mungkin masih akan terus berlanjut tekanan ke harga emas," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...