Punya Potensi Jangka Panjang, Astra Infra Lirik Investasi Bandara
Unit bisnis Grup Astra bidang infrastruktur, Astra Infra, sedang melirik potensi investasi bisnis pada sektor logistik infrastruktur bandar udara (Bandara). Kendati mengalami dampak negatif pandemi Covid-19, bisnis tersebut dianggap memiliki potensi dalam jangka panjang.
“Untuk sektor lain kami melihat pelabuhan seaport maupun airport menjadi satu sektor yang mungkin menarik untuk menjadi bagian portofolio. Kami masih terus berdiskusi dan mempelajari bersama,” kata Chief Operating Officer (COO) Astra Infra, Kris Ade Sudiyono dalam acara diskusi bersama wartawan di Jakarta, Rabu (28/9).
Saat ini, Astra Infra sudah memiliki satu portofolio di bidang pelabuhan yang berlokasi di Penajam Paser Utama, Kalimantan Timur. Lokasi ini merupakan titik daerah Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Menurut dia, sektor bandara merupakan salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Kendati demikian, Astra Infra melihat potensi bisnis jangka panjang didalamnya.
“Tentu sektor ini membutuhkan analisis yang mendalam karena kalau saat ini melihat sektor ini pelabuhan udara atau maskapai penerbangan adalah sektor yang terdampak paling dalam akibat pandemi. Namun kami ketika melakukan investasi tidak short term oriented, kami melihat sektor ini adalah sektor yang long term dapat menjadi sebuah opportunity yang baik,” papar Kris Ade Sudiyono.
Astra Infra membagi lini bisnis menjadi dua bagian, yakni lini bisnis tol yang berada di bawah naungan PT Astra Tol Nusantara dan lini bisnis logistik infrastruktur, PT Astra Nusa Perdana.
Pada 13 Juli lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi menandatangani Perjanjian Konsesi dengan PT Pelabuhan Penajam Banua Taka.