OJK Sebut Resesi Ekonomi Global Hampir Pasti Terjadi 2023

Lavinda
Oleh Lavinda
4 Oktober 2022, 07:38
OJK
Dok. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi resesi ekonomi global akan terjadi setidaknya pada tahun depan, atau bahkan bisa lebih cepat dari tahun 2023. 

"Saya rasa memang paham bahwa resesi ekonomi global hampir pasti akan terjadi setidaknya di tahun 2023, kalau tidak lebih cepat dari itu," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Senin (3/10). 

Kendati demikian, menurut dia, hal yang belum dapat diperkirakan dengan baik adalah, dalam kondisi seberapa berat dan seberapa lama resesi ekonomi tersebut akan terjadi. 

Di sisi lain, regulator industri keuangan ini menilai perekonomian Indonesia pada tahun ini dan tahun depan akan tumbuh pada tingkat yang tidak jauh berbeda, yakni di atas 5%.

Oleh karena itu, masyarakat, terutama pelaku industri perlu melihat dua kondisi perekonomian tersebut dalam perspektif yang lengkap. Artinya, dengan pertumbuhan yang signifikan, maka perekonomian Indonesia berpotensi dapat terjaga di tengah kondisi resesi ekonomi global.

"Saat ini, OJK dalam konteks spesifik belum bisa menyebutkan seperti apa dan bagaimana, dan apa yang dibutuhkan, tetapi kami bisa sampaikan bahwa upaya kami menjaga ekonomi berkelanjutan dan sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah," tegas Mahendra.

Dia memaparkan, OJK akan berupaya terus menjaga perekonomian Indonesia, terutama melalui sektor jasa keuangan yang turut berperan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu upaya yang akan dilakukan ialah menerbitkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjaga, melindungi, sekaligus mendorong pertumbuhan industri keuangan nasional. 

Dalam kesempatan yang sama, Mahendra menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik.

Hal ini berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

Sebagai respons dari peningkatan tekanan inflasi, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga kebijakan atau policy rate dan berencana mempercepat laju pengetatan kebijakannya meski kebijakan tersebut dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi.

Prospek Ekonomi Indonesia Naik di Tengah Potensi Resesi Global

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...