IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,8%, Bagaimana Nasib Sesi II?

 Zahwa Madjid
4 Oktober 2022, 13:51
IHSG
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,80% ke level 7.065 pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (4/10). Pada awal perdagangan, indeks saham dibuka di level 7.009 dan menyentuh angka tertingginya di level 7.101.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan paruh pertama saham hari ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak Rp 7.67 triliun dan frekuensi 843,762 kali. Sementara itu, 369 saham bergerak di zona hijau, 162 saham terkoreksi dan 148 saham tak bergerak.

Advertisement

Analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra memperkirakan IHSG berpeluang untuk rebound pada akhir perdagangan hari ini. Potensi rebound ini terjadi selama indikator teknikal bertahan di atas 200 Day MA, candle Inverted Hammer, di tengah kondisi oversold.

IHSG berada dalam trend bearish, selama berada di bawah 7.148. Sementara itu, IHSG ditutup di bawah 5 day MA (7.055). Secara teknikal, indikator MACD netral, stochastic oversold, bertahan di atas 6.927 (200 day MA), candle inverted Doji.

Maxi menjelaskan, bursa regional Asia Pasifik sebagian besar mengalami koreksi pada perdagangan Senin (3/10), di tengah kenaikan harga minyak. OPEC kemungkinan akan menurunkan pasokan minyak dunia. Di antara bursa yang mencatat penurunan signifikan adalah Hang Seng dan STI Index, yang masing-masing terkoreksi 0,83% dan 0,74%. Sementara itu indeks Nikkei menguat 1,07%.

Indonesia melaporkan inflasi September 2022 sebesar 5,95% secara year on year (YoY), sedikit di bawah ekspektasi, tetapi naik signifikan dibandingkan 4,69% YoY pada Agustus 2022.

Dari Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat signifikan 2,66%. Begitu juga dengan S&P 500 yang naik 2,59%, sementara indeks Nasdaq menguat 2,27%. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun AS turun ke level 3,65% setelah sempat menyentuh 4% pekan lalu. Bursa Eropa juga mencatat penguatan dengan saham sektor minyak dan gas mengalami kenaikan.

Laporan riset KB Valbury mengatakan, resesi sudah semakin nyata berada di depan mata. Hal ini menjadi peringatan Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan global dengan ditandai jatuhnya sejumlah negara. 

“Sri Mulyani mengatakan bahwa resesi terjadi karena suku bunga acuan bank sentral di sebuah negara semakin tinggi untuk meredam inflasi,” dalam risetnya, Selasa (10/4).

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement