Bos CIMB Niaga Ramal Bank Besar Mulai Kerek Bunga Kredit November 2022
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Lani Darmawan memperkirakan bank-bank besar di Tanah Air akan menaikkan suku bunga pinjaman dan simpanan pada November 2022. Hal ini terjadi seiring kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menaikkan suku bunga acuan sepanjang tahun ini.
Lani menjelaskan, kondisi ekonomi global menekan Bank Indonesia (BI) untuk terus menaikkan suku bunga acuan dalam beberapa bulan terakhir, dengan akumulasi mencapai 125 basispoin sepanjang tahun ini.
Menurut dia, setidaknya 10 bank besar memiliki konsensus dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini. Dalam hal ini, dia memperkirakan bank-bank besar tak akan lagi bisa menahan tekanan suku bunga tinggi, dan akan turut menaikkan bunga pinjaman sekaligus bunga simpanan perusahaan.
"Terutama top 10 bank dengan kenaikan (suku bunga acuan) sekarang, saya rasa tak akan bisa tahan. Kalau saya lihat di market (pasar) mungkin November ini harus naik (suku bunga) semua," ujar Lani dalam konferensi pers, dikutip Jumat (28/10).
Khusus di Bank CIMB Niaga, lanjut Lani, hal yang sama berpotensi terjadi. Menurut dia, perusahaan masih menerapkan tarif bunga atau risk base pricing. Hal ini merupakan penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan tingkat risiko, sehingga setiap debitur mendapat suku bunga kredit yang berbeda.
"Relationship base juga berjalan, jadi tidak ada satu rate untuk semua," tuturnya.
Kendati demikian, dengan rasio dana murah atau CASA ratio yang memadai, likuiditas Bank CIMB Niaga berada di level yang kuat. Tak hanya itu, rasio pinjaman terhadap simpanan juga berada pada level yang baik, dan hal ini menjadi manuver bisnis yang penting di masa mendatang.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank CIMB Niaga mencatatkan laba bersih Rp 3,89 triliun pada kuartal III 2022, atau tumbuh 23,89% dari periode sama tahun sebelumnya, Rp 3,14 triliun. Pendapatan bunga bersih perusahaan per September ini tercatat Rp 9,97 triliun atau naik 0,86% dari sebelumnya Rp 9,88 triliun.
Adapun, instrumen keuangan Bank CIMB Niaga menjadi penopang keuntungan perusahaan dengan kontribusi Rp 1,30 triliun hingga September 2022 atau naik 115,49% dari sebelumnya Rp 607 miliar.
Sampai dengan periode kuartal ketiga 2022, emiten bank dengan kode saham BNGA ini tercatat menyalurkan kredit senilai Rp 149,42 triliun dari periode sama di tahun sebelumnya senilai Rp 144,35 triliun.
Dari sisi risiko, perseroan juga mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Gross pada level 3,55% dari sebelumnya hanya tercatat 3,35%. Sedangkan, NPL net berada di level 0,94% atau turun dari sebelumnya berada di level 1,10%.