Memahami Pengertian Sosiologi, Fungsi dan Ciri-cirinya
Manusia sebagai makhluk sosial, tentu tak bisa lepas dari sosiologi. Pengertian sosiologi menurut bahasa adalah ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat. Tak hanya itu saja, sosiologi juga meliputi ilmu tentang struktur dan proses sosial serta perubahannya.
Lebih luas lagi, dalam sosiologi terdapat objek kajian sosiologi, fungsi sosiologi, ciri-ciri sosiologi dan tentunya berbagai teori sosiologi. Untuk Anda yang ingin tahu lebih jauh mengenai sosiologi, berikut pengertian sosiologi dari berbagai sudut pandang para ahli.
Pengertian Sosiologi
Hingga saat ini sudah banyak ahli sosiologi yang mengemukakan pendapatnya terkait pengertian sosiologi. Salah satunya sosiolog asal Rusia, Pitrim Alexandrovich Sorokin. Menurut dia, sosiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari hubungan, dan kaitannya dengan berbagai fenomena sosial.
Dari Sorokin, Anda bisa mengetahui contoh fungsi sosiologi pada hubungan ekonomi dan agama. Sorokin juga memiliki pandangan terhadap teori sosiologi, di mana terdapat tiga teori penting dalam sosiologi yaitu diferensiasi sosial, stratifikasi sosial dan konflik sosial.
Pengertian sosiologi berikutnya datang dari Maximilian Karl Emil Weber, atau lebih dikenal dengan nama Max Weber. Sosiologi menurut Max Weber adalah ilmu yang mencoba pemahaman interpretatif terhadap aksi atau tindakan sosial, untuk mendapatkan penjelasan kausal atau sebab akibat.
Ahli sosiologi asal Prancis, David Emile Durkheim memiliki pengertian sosiologi sendiri. Ia beranggapan bahwa sosiologi adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami struktur sosial. Durkheim, bersama dengan Max Weber dan Karl Max dianggap sebagai orang yang memberikan pemahaman tentang sosiologi secara akademis.
Setelah memahami pengertian sosiologi dari beberapa ahli di atas, bisa dipahami bahwa objek kajian sosiologi adalah manusia itu sendiri. Sementara itu, sosiologi berusaha memahami bagaimana peran manusia sebagai makhluk sosial.
Fungsi Sosiologi
Setelah memahami pengertian sosiologi dan apa objek kajian sosiologi, berikutnya Anda akan membedah fungsi sosiologi. Melansir dari eModul Kemdikbud berjudul Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat, ada beberapa fungsi sosiologi.
Penelitian
Fungsi sosiologi yang pertama adalah penelitian. Dengan penelitian, diharapkan bisa memperoleh rencana penyelesaian masalah sosial dengan baik.
Pembangunan
Selain penelitian, fungsi sosiologi yang berikutnya adalah pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian dalam suatu pembangunan.
Lebih lanjut, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan tersebut. Pada tahap perencanaan, Anda harus memperhatikan kebutuhan sosial. Lalu pada tahap pelaksanaan, kekuatan sosial masyarakat dan proses perubahan sosial haruslah diperhatikan.
Perencanaan Sosial
Seperti telah disebutkan pada poin sebelumnya, salah satu fungsi sosiologi adalah perencanaan sosial. Perencanaan sosial sendiri, merupakan upaya untuk menyiapkan masa depan sosial di masyarakat. Tujuan dari perencanaan sosial adalah mengatasi munculnya berbagai masalah yang ada dan terjadi dalam masyarakat.
Pemecahan Masalah Sosial
Fungsi sosiologi yang terakhir adalah pemecahan masalah sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tak lepas dari permasalahan sosial. Pemecahan masalah sosial meliputi metode preventif sekaligus represif. Metode preventif berarti menyiapkan metode atau cara pencegahan sebelum terjadinya masalah. Sedangkan metode represif adalah tindakan yang dilakukan, setelah terjadinya penyimpangan atau masalah sosial.
Empat fungsi sosiologi di atas sangat dibutuhkan. Penelitian, pengolahan data dan perencanaan sosial jadi sangat penting, karena menyangkut kehidupan sosial masyarakat.
Ciri-ciri Sosiologi
Sosiologi, sebagai sebuah bidang ilmu tentu memiliki ciri-ciri yang bisa diidentifikasi. Lantas, apa saja ciri-ciri sosiologi? Berikut ini adalah empat ciri-ciri sosiologi.
Empiris
Ciri-ciri sosiologi yang pertama adalah empiris. Empiris berarti ilmu pengetahuan yang didapatkan dari observasi dan akal sehat. Itu artinya, empiris tidak bersifat spekulatif, karena sudah pernah dialami dan bahkan diteliti sebelumnya.
Teoritis
Berbeda dengan ciri-ciri sosiologi pertama, empiris, teoritis adalah susunan abstraksi dari hasil pengamatan. Namun perlu digaris bawahi bahwa susunan abstraksi tadi adalah kesimpulan logis, yang pada akhirnya bisa menjelaskan hubungan sebab akibat, dan muncullah teori yang berkaitan dengan kejadian tersebut.
Kumulatif
Ciri-ciri sosiologi selanjutnya adalah kumulatif. Kumulatif merupakan susunan dari teori yang sudah ada. Selain itu, kumulatif juga berfungsi memperbaiki, memperluas hingga menguatkan teori sosiologi yang sudah ada.
Non-etis
Terakhir, ciri-ciri sosiologi adalah non-etis. Maksud dari Non-etis adalah pembahasan masalah, tanpa memperhatikan baik dan buruknya. Tujuan dari non-etis adalah menjelaskan sebuah masalah secara komprehensif.
Teori Sosiologi
Secara umum, ada tiga teori sosiologi. Meski begitu, tiga teori utama ini pun kemudian berkembang, seiring kompleksnya kehidupan sosial masyarakat. Di bawah ini adalah tiga teori sosiologi atau teori utama.
Teori Fungsionalisme Struktural
Teori sosiologi yang pertama adalah teori fungsionalisme struktural. Teori sosiologi ini berpandangan bahwa dalam interaksi sosial pasti ada hierarki atau stratifikasi. Dalam suatu lingkungan sosial, masyarakat terbagi ke dalam sistem yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem sosial.
Teori Konflik
Teori konflik merupakan muncul sebagai sebuah reaksi dari teori fungsionalisme struktural. Pada teori sosiologi ini, konflik atau pertentangan bisa dilihat sebagai hubungan dalam sebuah sistem. Dalam interaksi sosial, konflik tentu tak bisa dihindarkan, apalagi manusia, sebagai objek kajian sosiologi, memiliki subjektivitasnya masing-masing.
Teori Interaksi Simbolik
Teori sosiologi yang terakhir adalah interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik adalah upaya untuk memahami fenomena sosial yang terjadi. Ahli sosiologi George Herbert Mead, adalah salah satu yang mengembangkan teori interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik menekankan pada kondisi sosial yang terjadi dari proses interaksi sosial.