Pengertian Olahraga Tolak Peluru dan Sejarahnya
Olahraga tolak peluru adalah salah satu cabang nomor atletik yang mengharuskan atletnya melempar sebuah bola sejauh mungkin. Meski tergolong kategori lempar, nyatanya metodenya yang dilakukan yaitu menolak atau mendorong.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tolak peluru merupakan sebuah gerakan mendorong peluru ke arah depan memakai gaya tolakan. Peluru yang digunakan biasanya terbuat dari besi atau kuningan.
Olahraga tolak peluru adalah cabang nomor atletik yang juga diajarkan di tingkat sekolah. Walaupun tak sepopuler cabor lainnya, tolak peluru banyak diperlombakan dalam kejuaraan multicabang seperti Olimpiade dan Asian Games.
Lebih lengkap mengenai tolak peluru, berikut penjelasan tentang pengertian, sejarah, dan pemegang rekor dunia pada cabang olahraga ini.
Pengertian Olahraga Tolak Peluru
Unsur di dalam olahraga tolak peluru adalah meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Seperti disebutkan sebelumnya, bola besi dengan berat tertentu harus didorong atau ditolak sejauh mungkin.
Lemparan yang dianggap baik dalam olahraga tolak peluru adalah suatu dorongan terhadap bola besi, menggunakan satu tangan sekuat-kuatnya yang diawali pada pangkal bahu.
Pada kompetisi resmi, setiap peserta diperbolehkan untuk melakukan tiga kali percobaan . Setelah itu yang terbaik dari ketiganya dipertimbangkan. Kemudian siapa pun yang melakukan tembakan terjauh akan dinyatakan sebagai pemenang.
Untuk kategori olahraga tolak peluru adalah dibagi menjadi dua klasifikasi, yakni kelas putra dan kelas putri. Masing-masing kelas dibedakan atas berat peluru yang akan ditembakan.
Irwansyah dalam bukunya Pendidikan Jasmani menyebutkan, bahwa ukuran berat peluru untuk putra sekitar 7,26 kg. Sedangkan bagi atlet putri beratnya kurang lebih 4 kg.
Cara Melakukan Tolak Peluru
Olahraga tolak peluru adalah mengharuskan atlet melakukan tolakan peluru hanya dengan satu tangan. Untuk itu, dia perlu menguasai cara melakukan tolak peluru yang benar.
Berikut merupakan cara melakukan tolak peluru yang bisa dipelajari oleh calon atlet pemula, menurut buku Jasmani 5: