Memahami Peristiwa Saat Perumusan Teks Proklamasi dan Rumusannya

Annisa Fianni Sisma
9 Februari 2023, 16:24
Perumusan Teks Proklamasi
Katadata
Ilustrasi, Soekarno, yang merupakan salah satu figur sentral dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan.

Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945. Namun, untuk berhasil melakukan perumusan teks proklamasi tersebut, Indonesia harus berjuang dan mengalami beragam penindasan.

Perumusan teks proklamasi diawali dengan berbagai kisah yang wajib dipahami oleh masyarakat Indonesia. Hal ini bertujuan agar setiap warga negara menghargai hasil perjuangan para tokoh kemerdekaan.

Berkaitan dengan perumusan teks proklamasi, menarik membahas kisahnya lebih lanjut. Berikut ulasan mengenai peristiwa perumusan teks proklamasi.

Peristiwa Menjelang Perumusan Teks Proklamasi

Teks Proklamasi
Teks Proklamasi (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
 

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diawali dengan upaya sekutu menjatuhkan bom di Kota hiroshima dan Nagasaki. Kemudian Kaisar Hirohito pun menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15 Agustus 1945.

Kemudian, golongan muda yang mengetahui kabar itu pun mendesak golongan tua yakni Soekarno dan Hatta memanfaatkan situasi tersebut. Golongan muda mendengar kabar tersebut dari Radio BBC Inggris.

Golongan muda meminta Soekarno dan Hatta menyatakan proklamasi. Namun, permohonan tersebut ditolak, karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

Golongan tua memiliki pendapat bahwa lebih baik menunggu terlebih dahulu hingga 24 Agustus. Tanggal tersebut adalah tanggal yang ditetapkan oleh Marsekal Terauchi sebagai waktu kemerdekaan bagi Indonesia ketika Soekarno, Hatta dan Radjiman diterima di Dalat.

Kisah perumusan teks proklamasi kemudian berlanjut pada 15 Agustus 1945. Para pemuda yang saat itu dipimpin oleh Sukarni, Chairul Saleh dan Wikana pun sepakat mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok. Tujuannya agar para pihak golongan tua menuruti keinginan pemuda.

Namun, hingga 16 Agustus 1945, tidak tercapai kesepakatan apapun. Akhirnya Ahmad Soebardjo pun datang dan berusaha membujuk para pemuda melepaskan dwitunggal. Para golongan muda ini bersedia tetapi dengan satu syarat. Syarat tersebut yakni ada jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terlaksana besoknya.

Proses Perumusan Teks Proklamasi

Pada malam harinya, seluruh tokoh yang terlibat berangkat ke Jakarta menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas syarat tersebut. Sesampainya di lokasi itu, Laksamana Maeda pun menjelaskan apa yang terjadi.

Maeda kemudian mempersilakan ketiga tokoh bertemu dengan Kepala Pemerintah Militer atau Gunseikan yakni Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindak lanjut yang akan dilakukan.

Sayangnya, ketika sampai di Markas Gunseikan di Gambir, mereka memperoleh jawaban yang mengecewakan lantaran Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang upaya perubahan situasi. Ketiga tokoh tersebut pun bersepakat bahwa Jepang tak dapat diharapkan. Para tokoh bersiap untuk kemerdekaan agar segera terlaksana.

Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang berada di Hotel Des Indes pun dikawal oleh Sukarni menuju rumah Laksamana Maeda. Akhirnya pada 17 Agustus 1945 tepatnya pukul 03.00 WIB itu pun berlangsung perumusan teks proklamasi.

Soekarno, Soebardjo, dan Hatta melaksanakan perumusan teks proklamasi di ruang makan Laksamana Maeda. Naskah tersebut terdiri dari dua alinea yang merupakan hasil pemikiran selama 2 jam.

Berikut tulisan tangan hasil perumusan teks proklamasi:

Proklamasi

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement