Teori Belajar Kontruktivisme, Pengertian, Ciri, dan Penerapannya

Destiara Anggita Putri
12 Juni 2023, 14:14
Teori Belajar Kontruktivisme
Pexels
Ilustrasi, Teori Belajar Kontruktivisme.

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu pihak yang berperan besar dalam kesuksesan peserta didik. Namun untuk bisa mencapaiyna, guru harus terus berusaha agar peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan.

Dalam prosesnya, kebanyakan guru menerapkan sistem pembelajaran satu arah. Namun jika tidak membuahkan hasil, guru bisa menerapkan pembelajaran yang sifatnya membangun atau kontruktivisme. Dalam penerapannya, peserta didik diminta untuk bereksplorasi dengan media dan bahan ajar yang ada dan aktif menggali informasi sendiiri. 

Lantas, seperti apa teori belajar kontruktivisme? Untuk mengetahui hal tersebut, simak ulasan lengkapnya di bawah ini. 

Pengertian Teori Belajar Kontruktivisme

Dikutip dari buku Belajar dan Pembelajaran (2016), konstruktivisme merupakan suatu aliran filsafat ilmu, psikologi, dan teori belajar mengajar yang menekankan jika pengetahuan adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri.

Dalam penerapannya, setiap individu belajar dengan cara membentuk pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman sebelumnya. Dari sini bisa disimpulkan bahwa teori belajar ini fokus pada pengetahuan yang dibangun dengan mengadaptasi informasi baru melalui pengalaman yang sudah ada.

Teori Belajar Kontruktivisme
Teori Belajar Kontruktivisme (Pexels)

Dalam teori belajar konstruktivisme, belajar adalah kegiatan aktif di mana siswa membangun pengetahuan dan pemahaman baru, mencari maknanya berdasarkan apa yang dipelajari atau sesuai pengalaman yang nyata.

Pengertian Teori Belajar Kontruktivisme Menurut Para Ahli

Selain pengertian di atas, teori belajar kontruktivisme juga memiliki beragam definisi lain yang diungkapkan oleh para ahli, yaitu:

1. Hill

Hill berpendapat bahwa teori belajar kontruktivisme adalah tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.

2. Shymansky

Shymansky mengungkapkan bahwa teori belajar kontruktivisme  merupakan aktivitas yang aktif, ketika peserta didik melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.

3. Karli dan Margareta

Berdasarkan pernyataan Karli dan Margareta, teori belajar kontruktivisme  adalah proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik lewat pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

4. Tobin dan Timmons

Menurut Tobin dan Tomas, teori belajar kontruktivisme  adalah pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme yang harus memperhatikan empat hal, yakni pengetahuan awal seseorang, belajar lewat pengalaman, interaksi sosial, dan tingkat kepahaman.

5. Samsul Hadi

Samsul Hadi berpendapat bahwa teori belajar kontruktivisme adalah sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya modern.

Ciri-ciri Teori Belajar Kontruktivisme

Berikut ini ciri-ciri pembelajaran yang menerapkan teori konstruktivisme, yaitu

  • Memberi kesempatan kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya
  • Menggalakkan ide/gagasan yang dimulai oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran.
  • Menyokong pembelajaran secara koperatif Menampilkan sikap dan pembawaan murid d. Menampilkan bagaimana murid belajar sesuatu ide.
  • Menggalangkan dan menerima daya usaha murid.
  • Menggalangkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru.
  • Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
  • Menggalangkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

Tujuan Teori Belajar Kontruktivisme

Teori belajar kontruktivisme merupakan pengembangan dari teori kognitif yang memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  • Membantu peserta didik dalam memahami isi dari materi pembelajaran.
  • Mengasah kemampuan peserta didik untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas pertanyaannya.
  • Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep secara komprehensif.
  • Mendorong peserta didik untuk menjadi pemikir aktif.
Teori Belajar Kontruktivisme
Teori Belajar Kontruktivisme (Pexels) 

Langkah-langkah Teori Belajar Kontruktivisme

Terdapat empat tahap yang harus dilakukan bila ingin menerapkan teori belajar kontruktivisme, yaitu:

1. Tahap Pertama

Tahap pertama yaitu guru harus bisa memancing peserta didik tentang suatu pokok bahasan atau konsep, misalnya dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang bersifat clickbait di kehidupan sehari-hari.

Lalu, guru bisa mulai membangun komunikasi dua arah agar mereka bersedia memberikan gambaran umumnya.

2. Tahap Kedua

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk mencari solusi atau menyelidiki konsep yang telah dipaparkan di tahap pertama. Kegiatan tersebut bisa diisi dengan membaca buku, mencari referensi dari berbagai sumber, atau mengorganisasi ilmu-ilmu yang relevan.

Dengan demikian, mereka bisa memenuhi rasa ingin tahunya secara mandiri. Dalam hal ini, peran guru hanya sebagai fasilitator.

3. Tahap Ketiga

 Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk memberikan pemaparan tentang konsep yang dirumuskan berdasarkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Guru juga bisa memberikan penguatan berdasarkan keilmuan yang Bapak/Ibu miliki.

4. Tahap Keempat

Untuk mengoptimalkan ketiga tahap sebelumnya, guru bisa mengkondisikan suasana belajar di kelas menjadi lebih hangat, santun, dan penuh wibawa. Dengan demikian, guru bisa mendorong peserta didik untuk bisa menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperolehnya di kehidupan sehari-hari.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivisme

Menurut Jasumayanti (2013:3) teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:

1. Kelebihan Teori Belajar Kontruktivisme

  • Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalah.
  • Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif.
  • Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan kegiatan.
  • Menciptakan  pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil temuannya.
  • Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.

2. Kekurangan Teori Belajar Kontruktivisme

  • Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur menggunakan pendekatan tradisional selama bertahun-tahun.
  • Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki kreativitas dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak mau berkembang akan sulit menerapkan teori belajar Konstruktivisme.
  • Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang baru.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...