5 Alasan Mengapa Serangan Jantung Lebih Banyak Terjadi di Pagi Hari


Musisi sekaligus komedian Gusti Irawan alias Gustiwiw mengidap masalah tekanan darah tinggi yang memicu serangan jantung sebelum meninggal dunia. Gustiwiw juga sempat jatuh di kamar mandi sebelum tutup usia.
Serangan jantung, yang juga dikenal sebagai infark miokard, terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung tiba-tiba tersumbat. Tanpa darah yang kaya oksigen, otot jantung di area tersebut mulai mati.
Berdasarkan statistik serangan jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Menurut WHO ada sekitar 17,7 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung pada 2016.
Sebanyak 80 persen dari angka tersebut disebabkan oleh serangan jantung mendadak. Serangan jantung sering terjadi tiba-tiba dan bisa datang kapan saja, namun kebanyakan orang mengalami serangan jantung di pagi hari. Lalu, mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari?
Alasan Mengapa Serangan Jantung Lebih Banyak Terjadi di Pagi Hari
Melansir laman HealthShots, serangan jantung lebih sering terjadi pada dini hari. Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam American Journal Of Hypertension, menunjukkan bahwa antara pukul 06.00 pagi dan siang hari, ada risiko serangan jantung 40 persen lebih tinggi.
Berikut alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari:
1. Peningkatan Risiko Pembekuan Darah
Salah satu alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari adalah pembekuan darah. Secara alami, tubuh memiliki mekanisme pembekuan darah untuk mencegah pendarahan saat terjadi luka.
Namun, pada kondisi tertentu, darah bisa membeku di dalam pembuluh arteri, yang berisiko menyumbat aliran darah ke jantung. Di pagi hari, aktivitas fibrinolitik, yaitu kemampuan tubuh untuk melarutkan bekuan darah, cenderung menurun.
Sebaliknya, kadar zat pro-koagulan atau pemicu pembekuan darah seperti fibrinogen dan platelet meningkat. Kondisi ini memperbesar kemungkinan terjadinya trombosis atau penggumpalan darah di arteri koroner yang sudah menyempit, sehingga memicu serangan jantung.
Penurunan aktivitas antikoagulan alami di pagi hari membuat tubuh lebih rentan terhadap pembentukan sumbatan mendadak di pembuluh darah.
2. Lonjakan Hormon Stres
Alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari selanjutnya adalah lonjakan hormon stres. Saat bangun tidur, tubuh mengalami lonjakan hormon stres seperti adrenalin, noradrenalin, dan kortisol.
Lonjakan ini terjadi akibat aktivasi sistem saraf simpatik selama fase tidur REM (Rapid Eye Movement), yang biasanya terjadi menjelang pagi. Hormon-hormon tersebut merangsang jantung untuk berdetak lebih cepat dan kuat serta menyempitkan pembuluh darah.
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah melonjak secara tiba-tiba dan meningkatkan kebutuhan oksigen oleh otot jantung. Bila suplai oksigen tidak mencukupi, hal ini dapat memicu serangan jantung, terutama pada individu yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung atau penyumbatan pembuluh darah.
3. Dehidrasi Ringan Setelah Tidur
Dehidrasi ringan setelah tidur juga dapat menjadi alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari. Selama tidur malam, tubuh kehilangan cairan melalui napas dan keringat tanpa asupan air.
Kondisi ini menyebabkan darah menjadi lebih kental di pagi hari. Darah yang lebih kental cenderung mengalir lebih lambat dan meningkatkan risiko pembekuan.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Nutrition menunjukkan bahwa dehidrasi ringan saja sudah cukup meningkatkan viskositas darah serta risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular, bahkan pada orang muda dan sehat.
4. Bangun Tidur secara Mendadak
Kebiasaan bangun tidur secara tiba-tiba, seperti karena suara alarm yang keras, bisa memicu startle response, yaitu respons stres yang memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah secara mendadak. Hal ini membuat jantung bekerja ekstra keras dalam waktu singkat.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Heart & Lung menemukan bahwa individu yang bangun dengan alarm menunjukkan tekanan darah pagi hari hingga 74% lebih tinggi dibandingkan mereka yang bangun secara alami. Lonjakan ini menambah beban kerja jantung saat sistem tubuh baru saja aktif kembali dari istirahat malam.
5. Gangguan Tidur dan Efeknya terhadap Jantung
Alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari selanjutnya adalah gangguan tidur. Kualitas tidur yang buruk dan durasi tidur yang tidak cukup telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, atau sering terbangun di malam hari dapat memicu stres oksidatif dan inflamasi dalam tubuh. Peradangan kronis yang ditimbulkan akibat kurang tidur bisa mempercepat proses aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang menjadi faktor utama serangan jantung.
Kurangnya waktu tidur juga membuat sistem pengaturan tekanan darah terganggu, sehingga memicu hipertensi di pagi hari.
Demikian 5 alasan alasan mengapa serangan jantung lebih banyak terjadi di pagi hari.