Kenapa Anak Bisa Picky Eater? Ini 3 Penyebabnya Menurut Psikolog Anak
Kebiasaan anak pilih-pilih makanan atau picky eater, seringkali dikaitkan dengan ketidakinginan si kecil dengan makanan tertentu, dan hanya memilih makanan yang dia sukai. Sikap tersebut membuat banyak orangtua merasa stres dan kebingungan memberikan asupan yang tepat bagi si kecil.
Menariknya, perilaku picky eater pada anak ternyata bukan semata soal rasa, tapi juga mengenai hubungan emosional antara anak dan orangtuanya. Hal tersebut disampaikan oleh Anastasia Satriyo, M.Psi, seorang psikolog anak dan play therapy.
Menurut dia, kemampuan makan anak dipengaruhi oleh apa yang dimakan oleh ibunya selama masa kehamilan.
"Makanya kehamilan penting banget, karena nutrisi-nutrisi bukan sekadar makan enak atau menaikkan berat badan, tapi harus bernutrisi dan banyak," ujar Anastasia, dikutip dari Kompas, Selasa 14 Oktober 2025.
Selain pola makan selama kehamilan, anak yang memiliki sifat picky eater juga dipengaruhi oleh bagaimana orangtua memperkenalkan makanan kepada mereka.
Penyebab Anak Jadi Picky Eater
Selain faktor tersebut, Anastasia menjabarkan beberapa alasan kenapa anak bisa jadi picky eater, itu karena:
1. Stres Orangtua Menular ke Anak
Banyak anak yang akhirnya menjadi picky eater karena orangtua sudah stres lebih dulu saat proses makan berlangsung. Padahal momen ketika orangtua mengajari anak makan memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan makan anak.
Orangtua sudah pusing duluan menghadapi anak ketika mau makan, sehingga suasana makan menjadi tegang, terburu-buru, dan penuh tekanan. Hal tersebut bisa membuat anak kehilangan rasa nyaman terhadap aktivitas makan.
Anastasia juga menyebutkan tentang perilaku orangtua yang sering membawa pengalaman masa kecilnya, misalnya pernah dimarahi soal makan, dan tanpa sadar menularkan reaksi serupa pada anak.
"Ada juga orangtua yang ke-trigger (terpicu) pengalaman childhood (masa anak-anak) traumanya tentang makan waktu punya anak, jadi itu bikin kita bawaannya udah kayak rungsing gitu pas anaknya makan," terangnya.
2. Faktor Sensori yang Sering Diabaikan
Faktor psikologis dan sensori yang belum siap juga bisa membuat anak jadi picky eater. Contohnya anak-anak dengan kondisi kelahiran tertentu, seperti prematur, operasi sesar atau tidak mengalami proses menyusui.
Jika memiliki anak picky eater karena masalah tersebut, orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter atau terapis untuk membantu menstimulasi kemampuan sensori anak, supaya lebih siap menghadapi variasi makanan.
3. Sering Dipaksa
Ada anggapan bahwa anak yang pilih-pilih makanan jangan terlalu dituruti. Namun hal ini ternyata memberikan rasa terpaksa pada anak, dan membuatnya semakin tidak menyukai makanan tertentu.
Mengatasi hal tersebut, Anastasia menyarankan agar orangtua bisa menemani anak makan bersama daripada memaksa anak untuk makan. Dengan begitu, kita bisa menciptakan momen makan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan penuh kedekatan.
"Pendekatan dokter Tan Shot Yen tuh, makan itu bersama-sama keluarga dibikin enjoy (santai), relaks makannya juga. Jadi kuncinya tuh bersama jangan kayak dia makan sendiri," tuturnya.
Dari berbagai faktor tersebut, kunci mengatasi picky eater bukan semata-mata di anak, tapi juga sikap dan pemahaman orangtua. Orangtua perlu memahami bahwa makan adalah proses yang melibatkan tubuh, emosi, dan pengalaman si kecil secara menyeluruh.
