Menilik Bacaan Niat Sholat Sunnah sebelum Isya dan Keutamaannya
Sholat sunnah sebelum Isya atau yang dikenal dengan sholat sunnah rawatib ba’diyah merupakan sholat yang memiliki keutamaan sangat banyak. Berkaitan dengan hal itu, perlu dipahami terkait niat sholat sunnah sebelum Isya.
sholat rawatib adalah sholat sunnah yang dilaksanakan setelah dan/atau sebelum sholat fardhu. Pelaksanaan setelah dan/atau sebelum ini tergantung dengan ketentuannya. Kedua jenis pelaksanaan ini dibedakan dengan sebutan sholat rawatib ba'diyah dan qabliyah.
Setiap bacaan niat sholat sunnah rawatib berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Untuk memahami hal tersebut, berikut penjelasan salah satunya yakni niat sholat sunnah sebelum Isya.
Niat Sholat Sunnah sebelum Isya
Sholat sunnah rawatib berupa sholat qabliyah Isya dikerjakan sebanyak dua rakaat. Dalil pelaksanaan ini adalah pengakuan seorang sahabat nabi bernama Muhammad bin al-Munkadir yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim yakni sebagai berikut:
“Saya pernah sholat dua rakaat setelah Isya’ bersama Nabi shalallahu alaihi wasallam”. (HR Imam al-Bukhari dan Muslim). Artinya, ibadah ini juga dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan disaksikan oleh seorang sahabat
Lafal niat sholat sunnah sebelum Isya yakni sebagai berikut
Ushallî sunnatal Isya’ rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Saya sholat sunnah qabliyah Isya’ dua rakaat karena Allah ta’ala".
Bacaan Niat sholat Sunnah Rawatib Lainnya
Selain niat sholat sunnah sebelum Isya, ada pula bacaan niat sholat sunnah rawatib lainnya. Berikut ini lafal niat tersebut:
1. Sholat Sunnah Rawatib sebelum Subuh
Ushallî sunnatas subhi rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ,
Artinya, “Saya sholat sunnah qabliyah subuh dua rakaat karena Allah ta’ala.”
2. Sholat Sunnah Rawatib sebelum Dzuhur
Ushallî sunnatad dhuhri arba‘a raka‘âtin/rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ,
Artinya, “Saya sholat sunnah qabliyah/ba’diyah Dzuhur empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.”
3. Sholat Sunnah Rawatib sesudah Dzuhur
Ushallî sunnatad dhuhri arba‘a raka‘âtin/rak‘ataini ba'diyatan lillâhi ta‘âlâ,
Artinya, “Saya sholat sunnah ba’diyah Dzuhur empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.”
4. Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Ashar
Ushallî sunnatal ashri arba’a raka‘âtin/rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Saya sholat sunnah qabliyah Ashar empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.”
5. Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Maghrib
Ushallî sunnatal Maghrib rak'ataini qabliyyatan/ba'diyatan lillâhi ta‘âlâ,
Artinya, “Saya sholat sunnah qabliyah/ba’diyah Maghrib dua rakaat karena Allah ta’ala”.
6. Sholat Sunnah Rawatib Sesudah Maghrib
Ushallî sunnatal Maghrib rak'ataini ba'diyatan lillâhi ta‘âlâ,
Artinya, “Saya sholat sunnah ba’diyah Maghrib dua rakaat karena Allah ta’ala”.
7. Sholat Sunnah Rawatib Sesudah Isya
Ushallî sunnatal Isya’ rak‘ataini ba’diyatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Saya sholat sunnah ba’diyah Isya’ dua rakaat karena Allah ta’ala".
Keutamaan sholat Sunnah Sebelum Isya
Setelah memahami lafal niat sholat sunnah sebelum Isya, ada pula keutamaan pelaksanaannya. Berikut ini keutamaan sholat sunnah rawatib qabliyah Isya yang dapat dipahami:
1. Menentukan Nasib Seorang Muslim
Allah SWT menilai hamba-Nya dari aktivitas sholatnya. Jika seorang hamba memiliki kebiasaan sholat yang baik, maka Allah SWT akan menilai ibadah lainnya. Namun jika ibadah sholat seorang muslim buruk, maka Allah SWT tidak perlu melihat amalan lainnya. Allah SWT dapat langsung memutus amalan hamba-Nya.
2. Menyempurnakan Sholat Fardhu
Keutamaan lainnya yakni sholat rawatib menyempurnakan ibadah wajib berupa sholat fardhu. Bahkan tidak hanya ibadah wajib berupa sholat, tetapi juga ibadah wajib lainnya. Rasulullah SAW bersabda: "Sholat fardhu, zakat, dan kewajiban-kewajiban lain bila masih tidak sempurna, maka dapat disempurnakan dengan yang sunnah”.
3. Menyempurnakan Amalan yang Kurang
Jika seorang hamba cacat atau kurang ibadahnya, maka Allah SWT melihat amalan sunnah seorang hamba tersebut. Amalan sunnah itu akan menyempurnakan amalannya yang kurang.
Adapun hadis yang menyampaikan itu yakni sebagai berikut: “Bila seorang hamba mengalami cacat atau kurang dalam amal ibadah, maka Allah berfirman, ‘Wahai para malaikat, lihatlah dahulu apakah hambaku punya amal sunnah, sehingga itu bisa menyempurnakan amalnya yang kurang?”
4. Amal yang Pertama Kali Dihisab
Amalan sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Hal ini akan menentukan nasib seseorang. Jika seorang muslim kerap melaksanakan sholat rawatib, maka sholat lainnya akan sempurna dan amalan yang pertama kali dihisab ini menghasilkan hal baik.
Berikut ini hadis yang menyampaikan hal tersebut:
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah sholat fardhu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (sholat) sunnah?” Jika memiliki amalan sholat sunnah, sempurnakan amalan sholat fardhu dengan amal sholat sunnahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardhu lainnya seperti tadi,” (HR. Ibnu Majah).
Demikian niat sholat sunnah sebelum isya dan keutamaan pelaksanaannya. Selanjutnya dapat diketahui Allah SWT Yang Maha Pengasih, Penyayang dan Pemaaf memberikan hambanya kesempatan untuk bertaubat dan menyempurnakan ibadahnya.