Mengetahui Niat Puasa Idul Adha dan Anjuran Lengkap dengan Dalilnya
Idul Adha merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini juga biasa disebut sebagai Lebaran Haji atau Hari Raya Qurban. Pada tahun 2023, Idul Adha dinyatakan tiba pada 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah atau hari Kamis, 29 Juni 2023.
Adapun ibadah yang menjadi ciri khas dari Idul Adha yaitu menyembelih hewan qurban. Diketahui bahwa hal tersebut merupakan salah satu hikmah dari kesabaran Nabi Ibrahim A. S. yang hingga sekarang masih ditekuni oleh umat Islam.
Sama seperti Idul Fitri, hari raya ini juga disunnahkan untuk melaksanakan salat ied di pagi hari. Lalu, proses penyembelihan hewan qurban dilaksanakan setelahnya. Selain itu, terdapat anjuran-anjuran lain menjelang dan saat Idul Adha tiba. Terkait dengan itu, kali ini kami akan membahas tentang niat puasa Idul Adha.
Diketahui bahwa menjelang Idul Adha, terdapat sunnah untuk melaksanakan beberapa puasa. Di antaranya yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Anjuran Idul Adha
1. Puasa Tarwiyah
Anjuran saat menjelang Idul Adha yang pertama yaitu melaksanakan puasa tarwiyah. Ibadah sunnah ini dapat dilakukan pada 8 Dzulhijjah. Adapun dalil yang membahas puasa tarwiyah adalah berikut ini:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.” Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Meski begitu, hukum dari puasa tarwiyah masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Ibnul Jauzi menyatakan bahwa hadits di atas tergolong tidak shahih. Kemudian Asy Syaukani menyebutkan hal yang sama dengan menambahkan bahwa perawinya tidak akurat. Demikian juga dengan Syaikh Al Albani menganggap hadits tersebut bersifat dhaif atau lemah.
Di samping itu, pelaksanaan puasa tarwiyah dapat dipertimbangkan lebih lanjut dengan keyakinan masing-masing. Anda juga bisa mencari dalili penunjang lainnya untuk meneguhkan iman apabila ingin melaksanakannya.
Sementara pelaksanaannya serupa seperti puasa di bulan Ramadhan dan sunnah lainnya. Setelah itu, Anda bisa melaksanakan puasa di hari berikutnya.
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan jenis puasa lain yang dianjurkan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepatnya satu hari sebelum Idul Adha tiba. Diketahui bahwa ibadah sunnah ini jatuh pada hari Arafah.
Melansir Almanhaj, hari Arafah merupakan hari yang paling utama sepanjang tahun Hijriyah. Sebagaimana hadits berikut ini:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ». فقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: “وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ”.
Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada hari–hari yang sepuluh ini”. Para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad di jalan Allâh ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allâh, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatupun.” [HR al-Bukhâri no. 969 dan at-Tirmidzi no. 757, dan lafazh ini adalah lafazh riwayat at-Tirmidzi]
3. Mengumandangkan Takbir
Anjuran satu ini disunnahkan ketika menjelang Idul Adha. Tepatnya ketika matahari mulai terbenam (satu hari sebelum Idul Adha). Takbir sebaiknya dilafalkan hingga hari tasyrik (13 Dzulhijjah) tiba.
Diketahui bahwa di sejumlah daerah, takbir akan senantiasa dikumandangkan hingga hari tasyrik. Tepatnya setelah salat wajib.
4. Mandi Besar sebelum Shalat Ied
Sunnah melaksanakan mandi besar juga berlaku untuk Idul Adha. Tujuannya yaitu mensucikan diri dan membebaskan tubuh dari najis dan hadas.
Diketahui bahwa anjuran ini diriwayatkan melalui hadits berikut:
“Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan”. (HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)
Niat Puasa Idul Adha
1. Niat Puasa Idul Adha: Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
2. Niat Puasa Idul Adha: Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
3. Niat Puasa Idul Adha: Membaca Niat Saat Matahari Akan Tergelincir
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.
Demikian penjelasan mengenai anjuran dan niat puasa Idul Adha yang dapat diterapkan. Sunnah-sunnah tersebut bisa dilaksanakan untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, kita juga bisa lebih memaknai Idul Adha itu sendiri.