Memahami Niat Shalat Dzuhur dan Keutamaannya
Shalat lima waktu merupakan ibadah wajib yang diperintahkan Allah SWT kepada umat Islam. Apabila dilaksanakan akan mendapat pahala. Sementara ketika dilalaikan, kita berdosa.
Adapun lima waktu shalat yang wajib, yaitu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Kelimanya dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaan dan jumlah rakaat.
Rakaat dihitung dari banyaknya takbir. Satu kali takbir, terhitung satu rakaat. Hal ini berlaku untuk shalat dengan takbir dan sujud sekaligus. Namun beberapa shalat sunnah ada yang hanya menerapkan beberapa takbir tanpa sujud dan duduk.
Kali ini, Katatdata.co.id akan membahas tentang shalat dzuhur yang dilaksanakan ketika matahari tergelincir ke barat. Di Indonesia, umumnya Dzuhur berselang pada pukul 11-12 siang.
Mengenai waktu shalat, terdapat hadits yang diriwayatkan Muslim berikut ini:
َ
قْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرِ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلاَةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ فَأَمْسِكْ عَنِ الصَّلاَةِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ
“Waktu Dzuhur dimulai saat matahari tergelincir ke barat (waktu zawal) hingga bayangan seseorang sama dengan tingginya dan selama belum masuk waktu ‘Ashar. Waktu Ashar masih terus ada selama matahari belum menguning. Waktu shalat Maghrib adalah selama cahaya merah (saat matahari tenggelam) belum hilang. Waktu shalat ‘Isya’ ialah hingga pertengahan malam. Waktu shalat Shubuh adalah mulai terbit fajar (shodiq) selama matahari belum terbit. Jika matahari terbit, maka tahanlah diri dari shalat karena ketika itu matahari terbit antara dua tanduk setan. ” (HR. Muslim no. 612)
Kami juga akan membahas niat shalat dzuhur yang bisa dilafalkan. Patut diketahui bahwa waktu pembacaan niat juga menjadi perdebatan di kalangan ulama. Imam Syafi’I meyakini bahwa niat akan sah ketika diucapkan saat melakukan takbir.
Selain itu, ada juga yang memperdebatkan hukum membaca niat ketika shalat. Ada yang meyakini bahwa niat patut dilafalkan. Namun sebagian percaya bahwa niat sebaiknya diucapkan hanya di dalam hati.
Niat Shalat Dzuhur
Berikut niat shalat dzuhur yang bisa dilafalkan:
أصَلَّى فَرْضَ الظهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اداء مامُومًا (اِمَامًا ) لِلهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرُ
Ushallii fardhazh zhuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an (maʼmuuman/ imaaman) lillaahi ta'aalaa. Allaahu akbar.
"Saya niat shalat fardhu Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum/sebagai imam) karena Allah. Allah Maha Besar."
Keutamaan Shalat Dzuhur sebagai Ibadah Wajib
Berikut penjelasan tentang keutamaan shalat yang patut diketahui untuk meningkatkan keimanan:
1. Amalah terbaik
Merangkum dari Almanhaj, shalat merupakan amalan utama setelah dua kalimat syahadat. Hal ini termuat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari melalui Ibnu Mas'ud RA.
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ : الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ : الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ.
Aku pernah bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Apakah amalan yang paling afdhal (terbaik)?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan lagi, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh
2. Penggugur dosa
Selain mendapat pahala, shalat juga menjadi amalan sekaligus kewajiban untuk mengurangi dosa. Berikut hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Shalat yang lima waktu, Jumat yang satu ke Jumat lainnya, Ramadhan yang satu ke Ramadhan lainnya, itu bisa menjadi penghapus dosa di antara keduanya selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.
3. Mencegah keji dan mungkar
Keutamaan shalat yang pertama yaitu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Hal ini termuat di dalam surat Al Ankabut, berikut bunyinya:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allâh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabût/29:45]
Demikian pembahasan mengenai niat shalat dzuhur dan keutamaan yang patut diketahui oleh umat Islam. Dilarang untuk melalaikan shalat ddzuhur kecualii keadaan tertentu seperti nifas, haid, atau sakit parah.