10 Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit Berbagai Tema Lengkap Dengan Dalilnya

Destiara Anggita Putri
19 Maret 2025, 14:57
Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit
Pexels
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Di Indonesia, kultum atau kuliah tujuh menit menjadi salah satu kegiatan yang rutin diadakan di bulan suci Ramadhan. Kultum sering disampaikan sebelum berbuka puasa, setelah salat fardu berjamaah, atau setelah salat tarawih di masjid.

Adapun materi yang disampaikan biasanya masih berkaitan dengan bulan Ramadan maupun amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan suci.

Berikut di bawah ini kumpulan kultum Ramadhan singkat 7 menit tentang berbagai tema beserta dalilnya yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit

Berikut ini sepuluh kultum Ramadhan singkat 7 menit tentang berbagai tema lengkap dengan dalilnya yang bisa dijadikan referensi.

Kultum Ramadhan Bahasa Jawa
Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit (Pexels)

1. Keistimewaan Malam Lailatulqadar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan kepada umat Islam di bulan Ramadhan adalah malam Lailatulqadar. Malam yang penuh berkah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur’an:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3)

Dari ayat ini kita memahami bahwa ibadah yang dilakukan di malam Lailatulqadar lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun. Bayangkan betapa mulia dan berharganya malam itu.

Sebagian orang bahkan belum tentu memiliki umur panjang hingga 83 tahun. Jika punya usia sepanjang itu, belum tentu juga setiap detiknya dihabiskan dengan beribadah kepada Allah.

Namun, dengan meraih Lailatulqadar, hanya dengan ibadah semalam, kita seolah-olah sudah beribadah selama seribu bulan. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh kita sia-siakan.

Hadirin sekalian,

Rasulullah SAW telah mengajarkan kita untuk mencari malam Lailatulqadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan amalan baik kita di bulan Ramadan, terutama di 10 hari terakhirnya.

Kita perbanyak mengaji dan membaca Al-Qur’an, kita rutinkan salat malam, kita panjatkan banyak doa, kita perbanyak zikir dan istigfar, kita tingkatkan sedekah maupun amal kebaikan lainnya.

Dengan berbagai usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga Allah mempertemukan kita dengan malam Lailatulqadar dan menerima segala amal ibadah kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

2. Ramadhan Bulan Al-Quran, Meraih Syafaat dengan Tilawah

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran. Ini adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap amalan dilipatgandakan pahalanya, terutama amalan membaca Al-Quran.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Quran), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan 'alif lam mim' itu satu huruf, tetapi 'alif' satu huruf, 'lam' satu huruf, dan 'mim' satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Di bulan Ramadhan, keutamaan ini semakin berlipat ganda. Malaikat Jibril AS pun setiap malam datang menemui Rasulullah SAW untuk tadarus Al-Quran. Ini menunjukkan betapa pentingnya membaca Al-Quran di bulan yang mulia ini.

Namun, membaca Al-Quran di bulan Ramadhan bukan sekadar melafalkan huruf-hurufnya. Lebih dari itu, kita perlu memahami makna dan kandungan ayat-ayatnya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman dalam surat Shad ayat 29:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: "Kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran." (QS. Shad: 29)

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan makna Al-Quran, agar kita dapat mengambil pelajaran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya." (HR. Muslim)

Bayangkan, di hari yang penuh dahsyat, Al-Quran akan datang membela kita, memberikan syafaat kepada kita yang senantiasa membacanya di dunia. Ini adalah motivasi yang luar biasa untuk kita semua.

Agar ibadah pada Ramadan semakin dekat dengan Al-Quran, ada berapa tips yang bisa dilakukan.

1. Niat yang Ikhlas

Niatkan membaca Al-Quran semata-mata karena Allah SWT.

2. Waktu yang Tepat

Carilah waktu yang tenang dan khusyuk untuk membaca Al-Quran.

3. Target yang Realistis

Buatlah target membaca Al-Quran yang sesuai dengan kemampuan kita.

4. Tadabbur

Jangan hanya membaca, tetapi juga renungkan makna ayat-ayat yang dibaca.

5. Amalkan

Implementasikan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk mempererat hubungan kita dengan Al-Quran. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai ahli Al-Quran, yang senantiasa membaca, memahami, dan mengamalkannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah di Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segenap puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa yang penuh dengan peluang untuk meningkatkan keimanan dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Ukhuwah islamiyah adalah tali persaudaraan yang terjalin di antara sesama umat Islam. Persaudaraan ini didasari oleh keimanan yang sama kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ukhuwah islamiyah merupakan salah satu pilar penting dalam agama Islam.

Bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk memperkuat ukhuwah islamiyah. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:

Pertama, saling berbagi. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh kemurahan. Kita dapat berbagi rezeki dengan sesama, baik berupa makanan, pakaian, maupun harta benda lainnya. Saling berbagi dapat membantu meringankan beban orang lain dan mempererat tali persaudaraan.

Kedua, menjalin silaturahmi. Silaturahmi adalah menjalin hubungan baik dengan sesama. Di bulan Ramadhan, kita dapat mempererat silaturahmi dengan mengunjungi keluarga, tetangga, dan sahabat. Silaturahmi dapat membantu menghilangkan rasa permusuhan dan memperkuat rasa persaudaraan.

Ketiga, melakukan ibadah bersama. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Kita dapat meningkatkan ibadah bersama-sama, seperti salat tarawih, tadarus Al-Quran, dan zakat fitrah. Ibadah bersama dapat membantu meningkatkan keimanan dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Keempat, memaafkan sesama. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Kita dapat saling memaafkan atas kesalahan dan khilaf yang telah dilakukan. Memaafkan sesama dapat membantu membersihkan hati dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperkuat ukhuwah islamiyah. Dengan memperkuat ukhuwah islamiyah, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Menggapai Malam Lailatul Qadar

 
 

Bismillahirrahmanirrahim,

Saudaraku seiman yang dirahmati Allah,

 Kita telah memasuki bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Selain sebagai bulan puasa, Ramadan juga menyimpan satu malam yang sangat mulia, yaitu malam lailatul qadar. Allah berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْر

Lailatul-qodri khoirum min alfi syahr.

Artinya: "Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr 97: Ayat 3)

Betapa luar biasa, malam yang hanya datang sekali dalam sebulan Ramadan, tetapi pahalanya bisa melebihi ibadah kita selama seribu bulan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menggapai malam yang penuh kemuliaan ini.

Saudaraku,

Bagaimana cara kita menggapai Lailatul Qadar? Pertama-tama, kita harus memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan, seperti salat malam, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.

Selain itu, kita juga perlu menjaga hati dan niat kita agar tetap ikhlas dalam beribadah. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan hanya karena ingin mendapatkan pahala, tetapi lebih dari itu, kita beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Saudaraku,

Mari kita renungkan bersama, betapa besar peluang yang Allah berikan di bulan Ramadan ini. Malam Lailatul Qadar adalah hadiah yang sangat istimewa bagi umat Muslim yang berusaha sungguh-sungguh dalam beribadah.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk beribadah dengan penuh kesungguhan di sepuluh malam terakhir Ramadan dan semoga Allah Swt. memberikan kita kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar, malam yang penuh ampunan, rahmat, dan keberkahan.

5. Keutamaan Menghidupkan Malam Ramadhan

Saat ini kita berada di bulan Ramadhan yang memiliki banyak kemuliaan. Pada bulan ini Al-Qur’an turun, juga pada bulan ini malam lailatul qadar berada. Selain itu, bulan Ramadhan juga memiliki banyak keutamaan di dalamnya.  

Banyak riwayat hadits yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan. Termasuk keutamaan menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:

   ‌مَنْ ‌قَامَ ‌رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa beribadah di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari).   

Hadits di atas menjelaskan keutamaan beribadah di bulan Ramadhan. Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa orang-orang yang memfokuskan diri beribadah kepada Allah di bulan Ramadhan dengan niat yang tulus dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.

Di antara tujuan menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan melaksanakan berbagai macam ibadah ialah berharap mendapatkan malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan.    

Pada malam tersebut semua Al-Qur’an diturunkan secara global dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia sebelum kemudian diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw selama 23 tahun. 

Malam lailatul qadar adalah malam penuh berkah yang disembunyikan oleh Allah pada bulan Ramadhan tiap tahunnya dan tidak ada yang tahu pasti kapan turunnya. Rasulullah saw bersabda:  

 مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  

Artinya: “Barangsiapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni, barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala dari-Nya maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni”. (HR. Bukhari).   

Menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah sangat dianjurkan dalam Islam. Terlebih pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Pada malam-malam tersebut Rasulullah saw akan lebih giat lagi menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah swt.

 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ 

Artinya: “Menceritakan kepadaku Ali bin Abdullah, menceritakan kepadaku Sufyan dari Abi Ya’fur, dari Abi Duha dari Masruq, dari Aisyah ra, berkata: Rasululullah saw ketika memasuki 10 malam terakhir akan mengencangkan sabuknya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”. (HR. Bukhari).  

Menghidupkan malam Ramadhan Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan, di antaranya adalah sebagaimana berikut:   

1. Shalat Isya berjamaah 

Menghidupkan malam Ramadhan bisa dilakukan dengan melaksanakan shalat Isya berjamaah disambung dengan shalat Tarawih dan Witir. Selain itu, bisa jiga dilengkapi dengan shalat malam lainnya dan juga berdzikir. 
Semuanya tentu dilakukan dengan niat ikhlas dan mengharapkan ridha dari Allah swt. Sebagaimana dijelaskan pada syarah hadits di atas makna “qama ramadhana” di antaranya ialah melaksanakan shalat Tarawih dan amalan ketaatan lainnya.    

2. Membaca Al-Qur’an  

Membaca Al-Qur’an dengan niat mengikuti Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa pada bulan Ramadhan, Nabi Muhammad saw akan menjadi orang yang lebih dermawan dan setiap hari bertemu Jibril untuk membaca Al-Qur’an.   

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌أَجْوَدَ ‌النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ 

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra, berkata: “Rasulullah saw merupakan orang yang paling dermawan dan ia sangat dermawan saat bertemu malaikat Jibril. Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan dan membaca Al-Qur’an dengan Nabi Muhammad saw. Sungguh Rasulullah saw ketika bertemu Jibril sangat dermawan dengan kebaikan dibandingkan angin yang berhembus”. (HR. Bukhari).   

3. I’tikaf di masjid 

Beri’tikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dilakukan Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ 

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar ra berkata: “Rasulullah saw rutin melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir dari Ramadhan”. (HR. Bukhari).   

Kesimpulannya, bulan Ramadhan adalah momen sekali dalam setahun umat Islam mendapatkan banyak ruang untuk meningkatkan kualitas ibadah. Oleh karenanya, selayaknya bagi kita untuk memanfaatkannya sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah. Terlebih di malam hari dengan harapan mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar. 

Tema Ceramah Ramadhan 2025
Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit (Unsplash)

 

6. Keutamaan Membaca dan Belajar Al-Qur’an di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah yang berbahagia,

Bersyukurlah kita yang telah dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan. Artinya, kita masih memiliki kesempatan untuk meraih fadilah dan keutamaan bulan ini.

Salah satu keistimewaan bulan Ramadan adalah diturunkannya kitab suci Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki kaitan erat dengan bulan Ramadan. Oleh karena itu, membaca dan mengkaji Al-Qur’an di bulan ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Apa saja keutamaannya?

Pertama, kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Di bulan Ramadhan, pahala dari setiap amal kebaikan dilipatgandakan. Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an di bulan ini menjadi amalan yang sangat utama dan bernilai besar di sisi Allah SWT.

Kedua, Al-Qur’an bisa memberikan syafaat di hari kiamat. Jadi, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an akan menjadi penyelamat kita di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya." (HR. Muslim)

Ketiga, membaca dan mempelajari Al-Qur’an bisa membawa kedamaian dan mendatangkan keberkahan. Hal ini sesuai hadis Rasulullah SAW:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Bulan Ramadan menjadi kesempatan terbaik bagi kita untuk lebih dekat dengan Allah melalui Al-Qur’an. Dengan membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkannya, kita dapat meraih keberkahan dan keutamaan yang luar biasa.

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan keistikamahan dalam mencintai serta mengamalkan Al-Qur’an di bulan yang mulia ini.

7. Meraih Ketakwaan Melalui Puasa

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Islam dan iman serta kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau.

Hadirin yang dirahmati Allah, marilah kita bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Dalam bulan ini, Allah SWT mewajibkan kita untuk berpuasa sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa tujuan utama dari ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat taqwa. Tapi apa sebenarnya makna taqwa, dan bagaimana puasa bisa membentuk pribadi yang bertakwa?

Saudaraku yang dirahmati Allah, taqwa berasal dari kata waqa yang berarti menjaga atau melindungi diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan murka Allah SWT. Orang yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam bulan Ramadan, kita ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa melalui beberapa hal berikut:

1. Mengendalikan Diri dan Hawa Nafsu

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor, jangan berteriak-teriak, dan janganlah berbuat bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini, kita belajar bahwa puasa melatih kita untuk memiliki kesabaran dan pengendalian diri. Jika di bulan Ramadan kita mampu menahan amarah dan menghindari perkataan buruk, maka kebiasaan ini bisa kita teruskan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan Kedekatan dengan Allah SWT

Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, di mana pahala amal ibadah dilipatgandakan. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 186:

"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku."

Di bulan Ramadan ini, mari kita manfaatkan waktu-waktu mustajab untuk memohon ampunan dan meminta segala kebaikan kepada Allah SWT.

3. Memperbanyak Amal Kebaikan dan Sedekah

Selain ibadah wajib, Ramadan juga mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan di bulan Ramadan. Beliau bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)

Salah satu bentuk kebaikan yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan makanan berbuka kepada orang lain, menyantuni anak yatim, atau membantu orang yang membutuhkan.

Hadirin yang berbahagia, Ramadan adalah kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan kualitas diri dan meraih derajat taqwa. Oleh karena itu, marilah kita jalani Ramadan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Jangan sampai bulan yang penuh keberkahan ini berlalu begitu saja tanpa adanya perubahan dalam diri kita.

Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

8. Memelihara Ibadah di Bulan Ramadan

Bismillahirrahmanirrahim,

Saudaraku yang beriman,

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi bulan ini juga merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah, meningkatkan kualitas diri, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah.

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita memelihara ibadah kita selama bulan Ramadan ini agar tetap konsisten dan terus meningkat, tidak hanya di bulan ini, tetapi juga setelah Ramadan berakhir.

  • Menjaga kualitas ibadah, bukan hanya kuantitas

Kita perlu memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan benar-benar hanya untuk Allah, bukan untuk riya’. Dalam setiap salat, bacaan Al-Qur'an, dan doa, mari kita berusaha untuk menghadirkan hati yang sepenuhnya menghadap kepada Allah.

  • Memperbaiki Niat dan Memperbaharui Tekad

Niat adalah kunci dari setiap amal ibadah kita. Jika niat kita benar, insya Allah, segala amalan kita akan diterima oleh Allah Swt. 

Di awal Ramadan, marilah kita memperbaharui niat kita untuk beribadah dengan sepenuh hati, bukan hanya untuk memenuhi kewajiban. Dengan niat yang tulus, setiap ibadah yang kita lakukan akan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah.

  • Menjaga konsistensi dalam beribadah

Ramadan adalah bulan yang penuh dengan semangat ibadah. Namun, setelah Ramadan berakhir, seringkali semangat itu mengendur. Padahal, ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadan seharusnya menjadi kebiasaan yang berlanjut sepanjang tahun.

Puasa di bulan Ramadan bukan hanya untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga untuk melatih kita menjadi pribadi yang lebih bertakwa. 

Sebagai contoh, jika kita terbiasa dengan salat malam (tarawih) selama Ramadan, kita bisa teruskan kebiasaan itu meski setelah Ramadan lewat dengan salat malam.

  • Mengisi Ramadan dengan amalan sunnah

Selain ibadah wajib seperti puasa dan salat, di bulan Ramadan juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah seperti salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir. Semua amalan ini merupakan peluang besar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Saudaraku, jangan biarkan Ramadan berlalu begitu saja tanpa mendapatkan perubahan yang positif dalam diri kita. Semoga kita bisa menjaga semangat ibadah ini hingga nanti.

9. Mempererat Hubungan dengan Allah melalui I'tikaf

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan di mana kita diberi kesempatan untuk semakin dekat kepada Allah SWT. Salah satu amalan utama yang dianjurkan, terutama pada sepuluh malam terakhir, adalah i'tikaf.

Secara bahasa, i'tikaf berarti berdiam diri atau mengabdikan diri di suatu tempat. Dalam ajaran Islam, i'tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat khusus untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam kitab Al-Bayan fi Mazhab al-Imam Asy-Syafi'i, Imam Syafi'i menyebutkan bahwa:

والاعتكاف لزومُ المَرْءِ شيئاً ، وحَبْسُ نفسه عليه ، براً كان أوإثماً

Artinya: "I'tikaf adalah seseorang yang berdiam diri di suatu tempat, dan mengurung dirinya di sana, baik untuk kebaikan maupun keburukan."

Jamaah sekalian,

Mengapa i'tikaf sangat dianjurkan di sepuluh malam terakhir Ramadhan? Salah satu alasannya adalah karena di malam-malam tersebut terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Rasulullah SAW selalu menjalankan i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Aisyah RA:

أنَّ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ كانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأوَاخِرَ مِن رَمَضَانَ، حتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِن بَعْدِهِ

Artinya: "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti i'tikaf setelah beliau wafat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah yang dirahmati Allah,

I'tikaf bukan sekadar berdiam diri di masjid, tetapi merupakan sarana untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Dengan berdiam di masjid, kita terhindar dari kesibukan dunia, sehingga bisa lebih fokus dalam ibadah, membaca Al-Quran, berdzikir, serta memperbanyak doa dan introspeksi diri.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Artinya: "Janganlah kamu mencampuri mereka (istri-istri kalian) ketika kamu dalam keadaan beri'tikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 187)

Melalui i'tikaf, kita dilatih untuk menahan diri dari segala bentuk godaan dunia, memperbanyak ibadah, serta merenungkan makna hidup. I'tikaf memberikan ketenangan hati dan kejernihan pikiran, sehingga setelah Ramadhan usai, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bertakwa.

Jamaah sekalian,

Ada beberapa manfaat utama dari i'tikaf yang bisa kita ambil:

  • Meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT, karena kita menghabiskan waktu dengan ibadah yang lebih intens.
  • Menghindari gangguan duniawi, seperti kesibukan pekerjaan, media sosial, atau hal-hal yang melalaikan.
  • Memperoleh pahala yang berlimpah, terutama jika kita bisa meraih malam Lailatul Qadar.
  • Mendapatkan ketenangan hati, karena suasana masjid yang kondusif untuk refleksi dan introspeksi diri.

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan momen Ramadhan ini untuk semakin dekat kepada Allah SWT dengan menjalankan i'tikaf, terutama di sepuluh malam terakhir. Semoga Allah memberikan kita kemudahan dan kekuatan untuk menjalankannya serta menerima segala amal ibadah kita.

Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10. Pentingnya Menjalin Silaturahmi dan Memaafkan Sesama

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah yang berbahagia dan dirahmati Allah,

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momentum untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Salah satu ajaran Islam yang sangat ditekankan di bulan ini adalah pentingnya menjalin silaturahmi dan saling memaafkan.

Allah SWT berfirman:

"Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan." (QS. An-Nisa: 1)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama, caranya dengan tidak memutus tali silaturahmi. Silaturahmi sendiri memiliki banyak keutamaan, salah satunya bisa memperpanjang umur dan melapangkan rezeki.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tak hanya silaturahmi, Ramadan juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf. Allah SWT berfirman:

"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu?" (QS. An-Nur: 22)

Memaafkan terkadang sulit dilakukan karena hati kita dipenuhi oleh amarah. Namun, memaafkan sejatinya adalah bentuk ketakwaan dan akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis disebutkan:

“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan sosial kita. Mari manfaatkan momen ini untuk menyambung kembali silaturahmi dengan saudara-saudara kita yang mungkin telah terputus, serta saling memaafkan agar hati kita bersih dalam menjalankan ibadah.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan Ramadhan dengan mempererat tali persaudaraan dan saling memaafkan. Aamiin.

Itulah 1o kultum Ramadhan singkat 7 menit berbagai tema lengkap dengan dalilnya yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...