Ini 5 LVMH Anak Perusahaan, Gaet Berbagai Merek Fashion Mewah
LVMH merupakan singkatan dari Moet Hennessy Louis Vuitton. Perusahaan induk ini menaungi banyak sekali merek dagang yang bergerak di bidang mode, perhiasan, wewangian, kosmetik, dan minuman keras.
Deretan merek fashion mewah dunia seakan terangkum di dalam LVMH. Diketahui bahwa perusahaan ini dipimpin oleh Bernard Arnault.
Tentu saja keberhasilan LVMH tak lepas dari berbagai keputusan besar Arnault dalam mengakuisisi dan membeli sejumlah saham dari perusahaan tertentu. Beberapa anak perusahaan yang paling terkenal adalah Louis Vuitton, Celine, Hennessy, Fendi, Fenty Beauty, dan lain-lain.
Terkait dengan hal itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas lebih lanjut tentang LVMH anak perusahaan. Berikut ini adalah penjelasannya.
LVMH Anak Perusahaan
1. Givenchy
Givenchy merupakan perusahaan di bawah naungan LVMH yang sekarang mendistribusikan berbagai produk fashion yang mewah. Namun pada awal didirikan, Givenchy merilis pakaian yang berhasil mengalahkan Lauren Bacall, Jackie O, dan Princess Grace. NY Magazine juga mengungkapkan bahwa Givenchy kala itu sempat mengeluarkan berbagai pakaian pria pada 1973.
Tiga tahun setelahnya, Givenchy memproduksi kain, perabotan, sepatu, perhiasan, hingga Ford Lincoln Continental. Perlu diketahui bahwa Givenchy didirikan oleh Hubert James Taffin de Givenchy pada 1952. Saat itu, Givenchy hanya hadir sebagai merek fashion yang sederhana.
Perubahan signifikan terjadi ketika Bernard Arnault memutuskan untuk mengakuisisi Givenchy pada 1988. Bersama dengan beberapa merek dagang lainnya, Givenchy resmi menjadi bagian dari LVMH. Hal ini membuat Givenchy semakin dikenal dan mendunia.
Givenchy memiliki beberapa desainer ternama yang membuat produknya autentik dan eksklusif. Di antaranya adalah Hubert James Taffin de Givenchy, John Galliano, Alexander McQueen, Julien Macdonald, dan Riccardo Tisci yang masih aktif hingga sekarang. Di jajaran anak perusahaan LVMH, Givenchy termasuk ke dalam kategori barang kulit hewan dan mode.
2. Celine
Dilansir dari situs NY Magazine, Celine pertama kali hadir sebagai merek fashion mewah asal Perancis pada 1945. Awalnya Celine fokus memproduksi sepatu karena dijadikan pembanding oleh merek petits pieds d’anges, yaitu perusahaan yang menghasilkan berbagai koleksi mewah seperti alas kaki, tas, pakaian wanita, dan lain-lain.
Sementara itu, Celine pertama kali mendistribusikan produknya ke Jepang. Celine membuka tokonya di beberapa kota besar seperti Hong Kong, Roma, Monte Carlo, dan Jenewa. Kala itu, Celine fokus memproduksi pakaian seperti rok, kemeja, rajutan, aksesoris, sepatu, dan tas.
Pada 1988, Celine secara resmi menjadi bagian dari LVMH karena diakuisisi oleh Bernard Arnault, sang CEO. Dikutip dari situs The Money, Celine kala itu diambil alih dengan harga pasar sekitar US$ 540 juta atau Rp 2,7 miliar. Sejak berdiri, perusahaan ini dipimpin oleh Celine Vipiana selama 40 tahun. Lalu dilanjutkan oleh Michael Kors, Ivana Omazic, dan Phoebe Philo. Menariknya, saat Kors memimpin, ia membuat Celine fokus untuk mendistribusikan pakaian olahraga khas yang mewah dan nyaman ketika digunakan.
Sementara itu, saat kepemimpinan Phoebe Philo, ia mampu menyelamatkan Celine dengan mengerucutkan sisi estetika yang autentik khas dari sang pendiri, yakni Vipiana.
3. Louis Vuitton
Louis Vuitton menjadi salah satu merek fashion mewah tertua di dunia. Brand ini juga menjadi yang paling ikonik di deretan anak perusahaan LVMH. Didirikan oleh Louis Vuitton pada 1854, eksistensinya masih bertahan kurang lebih 168 tahun hingga sekarang. Mengutip dari buku Contemporary Fashion (1995) karya Richard, dikatakan bahwa Louis Vuitton menjual produknya melalui butik secara mandiri, gerai di department store mewah, dan e-commerce resmi. Merek ini juga biasa disebut dengan singkatan ‘LV.’
Logo inisial L dan V yang bertumpuk sangat ikonik. Situs Famous Logos juga menyatakan bahwa merek dan monogram LV merupakan salah satu yang paling bernilai di dunia. Hal tersebut juga berkaitangan studi Millward Brown pada 2010 yang menyimpulkan bahwa LV merupakan merek paling berharga ke-19 di dunia.
Berkembang sangat pesat, LV berhasil menduduki peringkat pertama di 10 daftar merek paling kuat yang dirilis oleh BrandZ pada 2011. LV digadang-gadang memiliki nilai US$ 24,3 miliar dengan perbandingan yang sangat jauh dari peringkat setelahnya. Berada di naungan LVMH, LV menawarkan produk yang autentik. Richard (1995) dalam bukunya mengungkapkan bahwa sejak abad 19, LV memasarkan produk yang dibuat dengan tangan manusia. Diketahui bahwa pengrajin satu persatu mengerjakan produk dengan mengetuk paku dan menggubah kulit serta kanvas.
4. Charles & Keith
Sebelum diakuisisi oleh LVMH, Charles & Keith merupakan produsen produk fashion siap pakai yang didirikan oleh Charles Wong dan adiknya, Keith Wong pada 1996. Keduanya merupakan warga Singapura yang berhasil mengekspansi pasar hingga ke penjuru Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, hingga Afrika. Demikian halnya dengan Indonesia, merek fashion ini secara perdana membuka gerai pada 2015. Selain itu, mereka juga menyasar hampir seluruh negara di Asia Tenggara. Melansir situs CPP Luxury, Charles & Keith berhasil membuka lebih dari 230 gerai di seluruh dunia.
LVMH awalnya membeli 20% saham Charles & Keith pada 2011. Hal ini tersebut juga menjadi titik balik untuk mereka membuka 40-50 gerai baru di India. Tak hanya itu, Charles & Keith juga berhasil merilis merek Pedro pada 2005. Kala itu, Pedro banyak memasarkan produk alas kaki pria.
5. Tiffany & Co.
Tiffany & Co. merupakan perusahaan LVMH yang resmi digaet pada Januari 2021. Dilansir dari situs Entrepreneur, pihaknya mengakuisisi Tiffany & Co. seharga US$ 15,8 miliar. Sejak itu, perusahaan yang bergerak di produk perhiasan ini banyak menyasar kaum muda dengan menggaet Jay Z dan Beyonce sebagai brand ambassador. Diketahui bahwa CEO yang sekarang memimpin adalah Anthony Ledru. Sedangkan pendirinya adalah Charles Lewis Tiffany dan John B. Young. Diketahui bahwa perusahaan ini berpusat di Kota New York, Amerika Serikat. Mengutip dari NY Times, beberapa produk yang mereka distribusikan adalah perhiasan perak, porselen, kristal, alat tulis, wewangian, botol air, jam tangan, aksesoris, dan beberapa barang yang terbuat dari kulit.
Jika mengulik sejarahnya, Tiffany & Co. mencapai puncak kejayaan pada tahun 1870-an. Kala itu, mereka membuka toko di 15 Union Square West, Manhattan. NY Times juga mengungkapkan bahwa bangunan tersebut sangat klasik dan mewah sehingga patut dijuluki ‘istana permata.’ Lalu pada 1878, Tiffany & Co. berhasil menyabet medali emas untuk kategori perhiasan di Pameran Paris. Hal tersebut menjadi salah satu tonggak keberhasilan mereka dan membuat kesan mewah.
Itulah penjelasan singkat mengenai beberapa anak perusahaan yang berada di bawah LVMH. Masih banyak lagi, hal tersebut membuktikan ekspansi yang dilakukan oleh LVMH membuahkan hasil yang luar biasa.