Rekomendasi Contoh Kultum Ramadhan Penuh Makna
Kultum adalah kependekan dari kuliah tujuh menit atau bisa dikategorikan sebagai ceramah dengan durasi yang lebih singkat.
Sesuai dengan namanya, kultum umumnya disampaikan tidak lebih dari sepuluh menit. Maka dari itu, fokus pembahasannya cenderung tidak begitu mendalam. Namun, Anda tetap bisa menyerap materi yang disampaikan.
Istilah kultum juga merujuk pada penyampaian informasi oleh pendakwah atau orang berpengaruh, kepada sekelompok audiens. Namun, kultum tidak melulu membahas soal agama dan biasanya dibawakan pada momen tertentu dengan waktu terbatas.
Adapun contoh kultum Ramadhan biasanya disampaikan saat menunggu waktu berbuka puasa atau di sela-sela salat tarawih. Maka dari itu, kali ini kami akan memberikan sejumlah contoh kultum Ramadhan yang bisa dijadikan acuan. Berikut daftarnya.
Contoh Kultum Ramadhan
Sumber: Muslim Kita
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبيا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Saudaraku Seiman.
Alhamdulillah di hadapan kita ada sebuah bulan yang mulia bulan Ramadan, bulan Ramadan merupakan bulan kita bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadan adalah bulan untuk menempa kesabaran kita.
Pada saat kita berpuasa ditempa kesabaran kita di mana kesabaran yang ditempa di bulan Ramadan ada tiga macam:
1. Sabar untuk Mentaati Allah
Karena kita berpuasa untuk mentaati perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Sabar untuk Meninggalkan Maksiat
Karena saat kita berpuasa kita dianjurkan untuk meninggalkan perbuatan maksiat.
3. Sabar Menghadapi Musibah
Dahaga, lapar dan haus bisa menjadi bagian dari musibah yang menimpa kita. Maka, di bulan Ramadan ini kesabaran akan betul-betul ditempa, untuk itu bulan Ramadan disebut dengan شَهْرُ الصبر yaitu bulan kesabaran. Kesabaran itu saudaraku sekalian, merupakan pokok keimanan artinya modal keimanan.
Ali bin Abi Thālib berkata:
الصَّبْرُ مِنَ الْإِيمَانِ، بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ
“Sabar di dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan kita”.
Sebagaimana badan kita tidak akan hidup tanpa kesabaran artinya badan kita tidak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman kita tidak akan hidup tanpa kesabaran.
Karena untuk masuk surga itu berat, perintah-perintah Allah tidak sesuai dengan hawa nafsu kita, sementara larangan-larangan Allah sering kali sesuai dengan syahwat kita.
Di situlah kesabaran sangat kita butuhkan.
Maka saudaraku sekalian, terlebih betapa agungnya pahala kesabaran.
Allāh Ta’āla berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu diberikan pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)
Bayangkan!
Oleh karena itu pahala shaum (puasa) itu tanpa batas. Kalau amalan-amalan lain ditulis oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Tapi untuk shaum karena ia berhubungan dengan kesabaran maka pahalanya hanya Allāh yang Maha Tahu.
Betapa agungnya saudaraku sekalian shaum dan betapa kita sangat membutuhkan shaum, karena di situlah kesabaran kita sangat ditempa.
Di bulan Ramadan ini kita akan ditempa kesabaran kita, sabar untuk berpuasa, sabar untuk shalat tarawih, sabar untuk membaca Al-Qur’ān, sabar untuk selalu di atas kebaikan, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan yang bisa merusak shaum kita.
Saudaraku seiman, a’ādzaniyallāh wa iyyakum.
Maka kita berharap, mudah-mudahan di bulan Ramadan ini kesabaran kita semakin meningkat, kita tidak lagi berkata bahwa kesabaran saya ada batasnya, tapi dengan adanya bulan Ramadan kesabaran kita menjadi tidak terbatas. Kita terus bersabar di atas keimanan kita dan ketakwaan sampai kita meninggal dunia.
Semoga Allah memberikan kepada kita kekuatan dengan datangnya bulan Ramadan ini, dan dijadikan kita sebagai hamba Allah yang sabar menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang menerpa. Sabar untuk mentaati Allah Subhanahu wa ta’ala dan sabar untuk meninggalkan kemaksiatan kepada Allāh Azza wa Jalla.
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Contoh Kultum Ramadhan
Sumber: Konsultasi Syariah (Ust. Ammi Nur Baits)
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin yang berbahagia,
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadirot Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
InsyaaAllah beberapa hari lagi kita akan berjumpa dengan bulan Ramadan. Bulan mulia, yang penuh berkah. Para hamba dimotivasi untuk banyak mendekatkan diri kepada-Nya. Karena itulah, selayaknya kita menyambut Ramadan dengan kegembiraan dan suka cita.
Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kepada para sahabat akan datangnya Ramadan. Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita,
Ketika datang Ramadan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kepada para sahabat akan datangnya Ramadan. Beliau bersabda,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat; di sana terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa terhalangi untuk mendapat kebaikannya, berarti dia telah terhalangi untuk mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hadirin yang kami hormati,
Secara umum, ketika kita menghadapi sebuah ibadah, ada tiga hal yang perlu kita pikirkan.
Pertama, apa yang harus kita persiapkan sebelum ibadah. Kedua, apa yang harus kita lakukan ketika beribadah, dan yang ketiga, apa yang harus kita lestarikan pasca-ibadah.
Di kesempatan kali ini, kita akan membicarakan, apa yang seharusnya dipersiapkan seorang muslim sebelum memasuki Ramadan.
Kaum muslimin yang berbahagia,
Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan menjelang Ramadan,
Pertama, memperbanyak berdoa.
Berdoa memohon kepada Allah, agar Allah mempertemukan kita dengan Ramadan, dalam kondisi sehat jasmani rohani. Sehingga bisa maksimal dalam beribadah ketika Ramadan.
Kita meyakini bahwa satu-satunya yang kuasa mengendalikan diri kita hanya Allah. Dia yang memberi kemudahan bagi para hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Baik kemudahan dalam bentuk fisik, seperti kesehatan, kekuatan, dst. Termasuk yang paling penting adalah kemudahan dalam bentuk semangat untuk melakukan ibadah.
Kita tidak akan mampu beribadah, tanpa pertolongan dari-Nya. Karena itu, berdoa dan berdoalah. Memohon kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk mendapatkan kebaikan Ramadan.
Kita bisa simak semangat sahabat dan para tabi’in di masa silam. Mereka sangat antusias menyambut Ramadan. Sehingga mereka gunakan kesempatan doa mereka, untuk memohon kepada Allah agar bisa bertemu Ramadan.
Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin –,
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Diantara doa yang bisa kita tiru adalah doa yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –, bahwa sebagian sahabat ketika mendekati datangnya Ramadan mereka berdoa,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Satu harapan yang luar biasa. Betapa mereka menilai, Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa. Sehingga mereka tidak akan menjadikannya kesempatan yang sia-sia.
Kedua, perbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah.
Semoga istighfar kita bisa melebur dosa kita. Dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Dialah sumber noda bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihkan. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “Ar-Raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Mulailah bertaubat untuk menghapus kesalahan kita. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah, kita siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, kitapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ، كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Dengan taubat, berarti kita menghilangkan penyakit hati berupa noda dosa dalam diri kita.
Ketiga, mulai membiasakan diri dengan kebaikan
Sesuatu yang dilakukan dengan mendadak, biasanya hasilnya tidak masksimal. Karena manusia jadi baik, tidak bisa dilakukan secara instan. Semuanya butuh proses.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفُّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
“Siapa yang melatih diri menjaga kehormatan maka Allah akan jaga kehormatannya, siapa yang melatih diri untuk bersabar, Allah jadikan dia penyabar. Dan siapa yang merasa cukup, Allah akan memberikan kecukupan.” (HR. Bukhari, Abu Daud, dan yang lainnya)
Umumnya, ketika kita memasuki Ramadan, ada dua amalan besar yang akan dirutinkan masyarakat, berpuasa di siang hari, dan membaca Al-Quran tadarusan. Dan keduanya butuh kesabaran.
Anda harus biasakan sejak sekarang. Mulai latihan bersabar dengan banyak membaca Al-Quran.
Latihan sabar membaca Al-Quran, akan memudahkan kita banyak membaca Al-Quran ketika Ramadan. Setidaknya, dalam sehari kita bisa membaca satu juz.
Keempat, tekad untuk untuk menjadikan Ramadan kesempatan untuk berubah
Kita harus punya target. Ramadan tahun ini harus mengubah diri saya menjadi lebih baik.
Allah memberikan banyak kemudahan bagi hamba-Nya untuk beribadah selama Ramadan.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Ketika datang Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim)
Pintu surga dibuka, artinya peluang besar bagi anda yang melakukan ketaatan, untuk diterima amalnya dan mengantarkannya ke dalam surga.
Pintu neraka ditutup, artinya kita berharap semoga kemaksiatan yang kita lakukan, segera diampuni dan tidak mengantarkan kita ke neraka.
Setan-setan dibelenggu, sehingga tidak mudah baginya untuk menggoda manusia. tidak sebagaimana ketika dia dalam kondisi lepas.
Artinya, itu kesempatan terbesar bagi kita untuk berubah. Target Ramadan tahun ini menjadi lebih berkualitas. Jika sebelumnya hanya membaca setengah juz, targetkan agar yang dibaca lebih banyak.
Kelima, memahami fiqh Ramadan
Tidak ada ruginya orang yang belajar, karena ilmu adalah pengarah bagi manusia. Dengan ilmu, orang memiliki panduan untuk bisa beramal dengan benar. Karena itulah, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memuji ilmu, di antaranya ilmu akan menjaga kita. Ali radhiyallahu ‘anhu berpesan kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ .الْعِلْمُ يَحْرُسُك ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالِ
Ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu yang menjagamu dan harta kamu yang jaga. (Hilyah Auliya, 1/79)
Islam mengajarkan agar setiap muslim berbekal ilmu sebelum belajar. Memahami panduannya, sebelum beramal. Allah berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
Pahamilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu. (QS. Muhammad: 19)
Kata imam Bukhari ketika beliau menjelaskan ayat ini,
باب الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ
“Penjelasan, bahwa ilmu harus didahulukan sebelum berbicara dan beramal.” (Shahih Bukhari, 1/130)
Beramal dengan ilmu, dalam arti berdasarkan dalil, akan membuat amal kita semakin meyakinkan.
Allahu a’lam.
Semoga Allah membimbing dan memudahkan kita untuk menjalankan ketaatan selama Ramadan…
Amiin..
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Demikian contoh kultum Ramadhan yang bisa dijadikan acuan. Bagaimana, apakah Anda berani untuk menyampaikannya di depan umum?