Meneladani Sikap dari 2 Kisah Sahabat Nabi yang Mengharukan
Kisah sahabat nabi menjadi salah satu pembahasan yang menarik diulas. Beberapa kisah sahabat nabi yang mengharukan hingga yang membuat gembira pun ada dan dapat diteladani.
Sahabat nabi adalah orang-orang Islam yang dekat dengan Rasulullah SAW dan meneladani sang Rasul. Oleh karena itulah para sahabat nabi juga perlu dipahami kisah hidupnya sebagai pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu kisah yang menarik dipahami adalah kisah sahabat nabi yang mengharukan. Simak kisahnya dalam ulasan di bawah ini.
Kisah Sahabat Nabi yang Mengharukan
Kisah sahabat nabi yang mengharukan mampu memberikan nilai moral yang lebih mudah diilhami umat manusia. Pasalnya kisah mengharukan cenderung penuh cinta dan kasih sayang. Berikut sederet kisah-kisah tersebut.
1. Abu Dujanah - Larangan Mengambil yang Bukan Haknya
Abu Dujanah adalah sahabat Rasulullah SAW yang rajin sholat berjamaah bersamanya. Abu Dujanah adalah orang fakir miskin yang menunaikan sholat hingga seluruh jamaah pergi.
Namun pada suatu ketika Abu Dujanah pulang terlebih dahulu, Rasulullah SAW pun penasaran. Di hari berikutnya, Rasulullah bertanya alasan buru-buru pulang. Kemudian Abu Dujanah menangis.
Abu Dujanah mengatakan sebetulnya hajat kepada Allah SWT banyak sekali. Rasulullah pun menenangkan dan membuat Abu Dujanah berada di masjid hingga dhuha, tetapi Abu Dujanah tidak melakukannya karena ia dan keluarganya adalah fakir dan kerap kelaparan.
Abu Dujanah memiliki banyak anak yang masih kecil dan sering kelaparan. Ketika ia pulang dari masjid dan melihat sang anak memakan buah kurma dari pohon yang jatuh, Abu Dujanah pun memarahinya.
Abu Dujanah memerintahkan sang anak memuntahkan kurma tersebut karena bukan miliknya. Ia menjaga agar sang anak tidak memakan barang haram. Rasulullah SAW pun menangis mendengar kisah itu. Abu Dujanah pun mengambil kurma yang jatuh dan meminta maaf ke keluarganya.
Itulah alasan Abu Dujanah pulang terlebih dahulu setiap pagi agar anaknya tidak terlebih dahulu bangun dan memakan kurma tersebut. Akhirnya, Rasulullah SAW membeli pohon kurma tersebut dan membayarnya dengan 10 pohon kurma di Surga.
Sayangnya, orang tersebut tidak mau dan hanya ingin dibayar di dunia. Abu Bakar yang mendengar itu pun membayar pohon itu dengan kurma miliknya.
Namun, orang ini licik dan berencana mengambil buahnya agar Abu Dujanah tidak memperoleh apa-apa. Namun tiba-tiba pohon tersebut sudah berpindah ke halaman rumah Abu Dujanah.
Kisah sahabat nabi yang mengharukan ini memiliki pesan jangan mengambil barang milik orang lain. Selain itu, jangan pula serakah dan bersedekahlah kepada sesama makhluk Allah SWT.
2. Salman Al Farisi - Ikhlas Menerima Kenyataan
Salman merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Sahabat nabi Salman Al Farisi memiliki kisah cinta yang mengharukan.
Kisah cinta ini bermula saat Salman Al Farisi tinggal di Madinah. Ia sangat dekat dengan rasulullah SAW dan menaruh perasaan terhadap seorang Muslimah dari kalangan Anshar. Untuk menikahinya, Salman Al Farisi pun memantapkan hati melamar pujaan hatinya tersebut. Namun, ternyata ia tak sempat berani untuk melamar perempuan itu.
Sebagai seorang imigran, ia pun asing dengan daerah tersebut. Banyak hal yang menjadi pertanyaan Salman Al Farisi tentang bagaimana adat melamar wanita di daerah tersebut, bagaimana tradisi khitbahkan wanita, dan lain sebagainya.
Kemudian, Salman Al Farisi pun mendatangi sahabatnya bernama Abu Darda yang merupakan sosok asli Madinah. Abu Darda pun mendengar tujuan Salman dan merasa senang.
Abu Darda bahkan memeluk Salman dan mendukungnya. Setelah mempersiapkan segalanya, Salman pun mendatangi rumah gadis tersebut bersama Abu Darda. Sesampainya di rumah wanita tersebut, Abu Darba dan Salman pun diterima dengan baik. Keduanya memperkenalkan diri sebagai orang Islam dan dekat dengan Rasulullah SAW.
Abu Darda juga menyampaikan ia mewakili Salman untuk melamar sang gadis. Mendengar tujuan ini, sang tuan rumah yakni ayah dari gadis tersebut merasa terhormat.
Namun, sang ayah tidak langsung menerima lamaran tersebut seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sang ayah bertanya pendapat putrinya terkait lamaran tersebut, meskipun yang datang adalah sahabat Rasulullah SAW.
Sang ayah sadar betul bahwa jawaban lamaran ini adalah hak sang putri. Sang ayah pun memberikan isyarat kepada gadis tersebut dan sang istri yang ada di balik hijab. Sang putri ternyata sudah menanti untuk memberikan pendapatnya terkait lamaran tersebut. Kemudian, sang ibu pun berbicara mewakili anaknya dan menegaskan ia harus berterus terang.
Abu Darda dan Salman pun berdebar menunggu jawaban tersebut. Ibu Salman mengatakan putrinya menolak lamaran Salman dan hal ini membuat hatinya sedih tetapi ia berusaha tegar.
Namun, ibu sang putri pun meneruskan kalimatnya. “Namun, karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridha Allah, saya ingin menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda memiliki keinginan yang sama, seperti Salman.” Artinya, sang putri lebih tertarik kepada Abu Darda.
Salman Al Farisi pun memutuskan untuk tetap tegar dan menjawab, “Allahu Akbar!”. Salman turut berbahagia untuk sahabatnya, Abu Darda. Tak hanya mendukung dalam ucapannya, Salman juga memberikan seluruh mahar dan nafkah yang telah ia persiapkan selama ini.
Pesan moral kisah sahabat nabi yang mengharukan ini adalah tentang bagaimana belajar ikhlas dan menerima kenyataan. Salman menerima kenyataan bahwa sang gadis pujaannya tidak menyukainya. Salman juga menerima kenyataan bahwa sang gadis lebih memilih sahabatnya.
Demikian kisah sahabat nabi yang mengharukan dan menarik untuk diteladani umat Islam.