Memahami Doa Sesudah Wudhu dan Tata Caranya
Wudhu merupakan salah satu cara untuk bersuci menurut agama Islam. Umumnya, wudhu dilakukan sebelum melaksanakan shalat.
Patut diketahui bahwa wudhu berangkat dari riwayat-riwayat mereka yang hidup di zaman Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Humran yang biasa memperhatikan tuannya, yakni ‘Utsman bin ‘Affan yang melakukan wudhu.
Selain itu, terdapat amalan-amalan seperti doa yang dibaca sebelum dan sesudah wudhu. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan syarat dan rukun-rukunnya.
Kali ini, kami akan membahas tentang doa sesudah wudhu. Termasuk tata cara dan hal-hal yang dapat membatalkannya. Berikut penjelasannya.
Doa Sesudah Wudhu
Kali ini, kami akan memberikan doa sesudah wudhu lengkap dengan artinya. Berikut doa yang patut dibaca setelah melakukan wudhu:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci.
Maha Suci Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.
Tata Cara Wudhu
Almanhaj menjelaskan bahwa tata cara wudhu diriwayatkan oleh Humran yang pernah menjadi budak ‘Utsman bin ‘Affan RA.
أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوْءٍ فَتَوَضَّأَ: فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِ هذَا ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِ هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu minta diambilkan air wudhu lalu berwudhu. Dia basuh kedua telapak tangannya tiga kali. Kemudian berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya. Lalu membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanannya hingga ke siku tiga kali, begitu pula dengan tangan kirinya. Setelah itu, ia usap kepalanya lantas membasuh kaki kanannya hingga ke mata kaki tiga kali, begitu pula dengan kaki kirinya. Dia kemudian berkata, ‘Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu sebagaimana wudhuku ini, kemudian Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua raka’at dan tidak berkata-kata dalam hati[1] dalam kedua raka’at tadi, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.’”
Berikut tata cara wudhu berdasarkan urutannya:
1. Membasuh kedua telapak tangan
2. Berkumur sebanyak tiga kali
3. Menghirup air dan mengeluarkannya dari hidung sebanyak tiga kali
4. Membasuh kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali
5. Membasuh seluruh permukaan wajah sebanyak tiga kali
6. Mengusap kepala dengan air sebanyak tiga kali
7. Membersihkan telinga sebanyak tiga kali
8. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali.
Hal yang Membatalkan Wudhu
Patut diketahui bahwa terdapat berbagai hal yang dapat membatalkan wudhu. Merangkum dari Almanhaj, berikut penjelasannya:
1. Buang Air dan Angin
Pembatal wudhu yang pertama adalah membuang air dan angin. Hal ini mengacu pada potongan ayat surat Al-Maidah ayat enam.
أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ
“… atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus)...” [Al-Maidah/5: 6].
Melansir Almanhaj, terdapat hadits yang membahas tentang hadas yang menjadi penghalang diterimanya wudhu seorang muslim.
لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ.
“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian jika ia berhadats hingga dia berwudhu”
Setelahnya, seseorang menanyakan kepada Abu Hurairah mengenai hadas. Adapun yang termasuk di dalamnya adalah kentut yang bersuara maupun tidak.
Selain itu, keluarnya madzi dan mani juga membatalkan wudhu. Madzi adalah air yang keluar dari kemaluan berwarna bening dan lengket. Sedangkan mani adalah cairan sperma. Keduanya dapat muncul ketika ada dorongan, membayangkan, atau melakukan hubungan badan. Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas RA.
ِاغْسِلْ ذََكََرَكَ أَوْ مُذَاكِيْرَكَ وَ تَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ.
“Basuhlah alat kelamin atau kemaluanmu dan berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat’.”
Maka dari itu, sebelum berwudhu, wajib untuk melakukan mandi besar. Tentu harus sesuai dengan syariat Islam.
2. Tidur Nyenyak
Hal yang membatalkan wudhu ini mengacu pada Shafwan bin ‘Assal RA yang menyampaikan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk tidak melepas sepatu selama tiga hari tiga malam. Kecuali dalam keadaan junub.
Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْعَيْنُ وِكَاءُ السَّهِ، فَمَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّأْ.
“Mata adalah wikaa’nya sah. Barangsiapa tertidur hendaklah berwudhu’.”
Demikian pembahasan mengenai doa sesudah wudhu. Selain itu, Anda juga bisa menyimak penjelasan tentang tata cara dan pembatal wudhu yang patut diperhatikan.