Doa Bangun Tidur dan Berbagai Adab Ini Patut Diketahui
Semua kegiatan yang dilakukan seorang Muslim, sebaiknya mengharap ridho dari Allah SWT. Tak terkecuali tidur. Meski hanya memejamkan mata sekedar untuk istirahat, terdapat berbagai amalan yang patut diterapkan agar selalu bersama ridho Allah SWT.
Sebelum melakukan sesuatu, seorang Muslim juga dianjurkan terlebih dahulu membaca doa. Misalnya sesederhana mengucapkan kata “Bismillah,” yang artinya dengan menyebut nama Allah. Dari situlah, menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan senantiasa mengharapkan kerelaan sang Pencipta.
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu menjadi anjuran yang di zaman dahulu dibicarakan oleh ulama dan perawi. Biasanya amalan tersebut beranjak dari hadits, yakni ucapan maupun perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Misalnya doa bangun tidur, Bukhori meriwayatkannya sebagaimana termuat di dalam No. 6325 sebagai bacaan yang diucapkan pagi hari. Sudah sebaiknya mengawali hari dengan mengucapkan hal-hal baik, termasuk doa.
Doa Bangun Tidur
Selain berdoa sebelum tidur, ternyata juga ada doa bangun tidur yang sebaiknya diucapkan. Berikut doanya.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur”
Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan]. (HR. Bukhari no. 6325)
Mengacu pada doa tersebut, Imam Nawawi RA menyampaikan bahwa potongan ayat “kami dimatikan” tidak lain adalah tidur. Sementara itu, “kami dibangkitkan” merujuk pada manusia yang akan dihidupkan kembali ketika kiamat datang.
Kesimpulan tersebut dirangkum dari penjelasan Rumaysho yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melalui doa itu ingin menyampaikan bahwa orang bisa mengalami bangun setelah tidur. Hal tersebut menggambarkan seseorang yang dicabut nyawanya dan dihidupkan kembali ketika kiamat.
Adab-adab Tidur
Selain membahas doa bangun tidur, Katadata.co.id juga akan mengulas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan seorang muslim ketika ingin tidur. Hal ini termuat di dalam adab-adabnya.
1. Menyegerakan Tidur
Melansir dari Almanhaj, tidur sebaiknya tidak ditunda setelah shalat Isya. Dengan catatan , tidak ada hal yang perlu diurus lagi.
Meskipun begitu, tidak mengapa apabila menunda tidur untuk mengulang ilmu atau muraja’ah. Demikian juga dengan menjamu tamu dan menemani keluarga. Hal ini dibahas melalui hadits yang diriwayatkan Abu Barzah RA di bawah ini:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ (صَلاَةِ) الْعِشَاءِ وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا.
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.”[1]
2. Berwudhu
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ.
Artinya: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
3. Menghadap Kanan
Adab-adab tidur berikutnya adalah dengan berbaring menghadap kanan. Anda dianjurkan untuk berbantalkan tangan kanan.
اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ.
Artinya: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
4. Tidak Tengkurap
Tidak dianjurkan untuk tidur dalam keadaan telungkup atau tengkurap. Sebagaimana yang termuat pada hadits berikut:
إِنَّهَا ضَجْعَةٌ يَبْغَضُهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ.
Artinya: “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla.”
5. Membaca Ayat Al-Quran
Adab-adab tidur berikutnya yaitu membaca ayat Al-Quran. Berikut urutannya:
a. Ayat kursi
b. Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah
c. Al-Ikhlas, Al Fa-Falaq, dan An-Naas.
6. Membaca Doa sebelum Tidur
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
Bismika allahumma amuutu wa ahyaa (HR. Bukhari, no. 6324)
Selain doa di atas, Anda juga bisa membaca dua empat berikut ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim,
Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهاَ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Artinya: “Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.”
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ, لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ.
Artinya: “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepadaMu, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.” [HR. Al-Bukhari no. 247, 6113, 6313, 7488, Muslim no. 2710, Abu Dawud no. 5046 dan at-Tirmidzi no. 3394]
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Artinya: “Ampunilah dosa-dosaku di masa lalu dan masa yang akan datang, yang tersembunyi, serta yang nampak. Engkaulah Yang terdahulu dan Yang terakhir dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Engkau.” [HR. Al-Bukhari no. 1120, 6317 dan Muslim no. 2717]
اَللّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ.
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksa-Mu pada hari dimana Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” [HR. Abu Dawud no. 5045, at-Tirmidzi no. 3399, Ibnu Majah no. 3877 dan Ibnu Hibban no. 2350. Lihat Shahiih at-Tirmidzi no. III/143]
Demikian penjelasan mengenai doa bangun tidur dan adab-adab yang perlu diperhatikan. Anda bisa membiasakan untuk melakukan amalan tersebut agar senantiasa berada di jalan Allah SWT.