Menilik Cerita Rapunzel, Gadis Berambut Panjang yang Dikurung Penyihir
Kisah dongeng yang sudah ada sejak jaman dahulu memuat banyak nilai moral tentang kehidupan. Salah satu dongeng yang memuat nilai moral tersebut adalah cerita Rapunzel. Kisahnya cukup dikenal masyarakat dan terus-menerus dibacakan oleh orang tua kepada anaknya.
Oleh sebab itulah cerita Rapunzel tetap eksis hingga kini. Bahkan, dongeng tentang Rapunzel ini sudah diangkat ke layar lebar dalam format animasi oleh Disney. Rapunzel pun saat ini telah masuk dalam jajaran princess Disney.
Berkaitan cengan cerita Rapunzel, menarik untuk mencermati kisahnya dengan lebih rinci. Berikut ini dongeng Rapunzel, seorang putri berambut panjang yang tinggal di kastil.
Cerita Rapunzel, Putri Berambut Panjang yang Terjebak di Kastil
Dalam sebuah hutan, hiduplah sepasang suami dan istri ingin menginginkan anak setelah selama bertahun-tahun mengupayakannya. Sepasang suami dan istri itu pun merasa sangat sedih karena keduanya sangat menginginkan keturunan.
Lantaran merasa sedih dan terpukul, sang istri pun duduk di jendela sembari melihat ke arah taman. Di taman tersebut, terdapat bunga yang indah dan menghibur hatinya.
Bunga-bunga itu sangat indah dan terus bermekaran setiap tahunnya. Kekecewaan dan rasa sakit yang dialami sang istri pun sedikit terobati dengan adanya bunga tersebut.
Namun pada suatu ketika, sang istri jatuh sakit yang sangat parah. Sang suami kebingungan karena ia tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan orang-orang di sekitarnya pun tidak tahu bagaimana membantu sang istri tersebut.
Keinginan atas anak yang tak kunjung terkabul serta sakit yang dialaminya membuat sang istri menyerah. Sang istri tidak berharap ia akan sembuh atau tidak. Mendengar kepasrahan sang istri, suami pun merasa sedih dan sangat takut.
Akhirnya, sang suami pun bertanya kepada sang istri apa yang akan membuatnya lebih bahagia dan bersemangat. Sang istri pun menjawab, tolong bawakan bunga di taman tersebut untukku.
Sang suami pun langsung pergi keluar dan menuju taman tersebut. Tanpa berpikir panjang, sang suami langsung mencabut salah satu bunga tersebut dan segera membawanya pulang.
Suami yang sangat mencintai istrinya itu melakukannya setiap waktu. Hal ini demi istrinya dapat segera sembuh dan berupaya untuk sembuh.
Namun pada suatu hari, ketika suami tersebut mau mengambil bunga itu, seorang penyihir pun datang ke hadapannya. Si penyihir adalah pemilik bunga lampion itu dan mengetahui apa yang dilakukan oleh sang suami.
Si penyihir pun marah dan menyebut sang suami si pencuri. Sang suami itu pun meminta maaf dan menjelaskan bahwa ia hanya ingin mengambil bunga lampion satu saja untuk istrinya yang sedang sakit.
Mendengar kebohongan itu, si penyihir pun murka. Pasalnya, si penyihir sudah tahu bahwa sudah ada puluhan bunga yang diambil lelaki tersebut dan ia tidak mengakuinya.
Sang suami pun berupaya memohon maaf dan berkata jujur. Ia mengaku sudah membawa sangat banyak bunga sehingga ia pun lupa jumlahnya.
Meski demikian, si penyihir tidak marah dan bersedia untuk bernegosiasi. Sang suami pun senang dengan kebaikan si penyihir.
Si penyihir mengizinkan suami tersebut mengambil bunga lampion sebanyak yang ia inginkan, tetapi si penyihir menginginkan anak pertama dari dirinya dan istrinya diberikan kepadanya. Demi kebahagiaan istrinya saat ini, sang suami tidak berpikir panjang atas dampak kedepannya.
Suami tersebut pun menyetujui kesepakatan tersebut. Ia lalu mengambil banyak bunga dan diberikannya kepada sang istri.
Hari-hari berlalu, kesembuhan istrinya pun semakin terlihat. Sang istri hidup dengan lebih tenang dan bahagia meski masih menginginkan anak.
Kemudian setelah beberapa saat kemudian, keduanya dikaruniai anak. Anak perempuan manis bernama Rapunzel itu berambut pirang dan memiliki kulit cerah serta cerdik.
Kedua pasangan suami istri itu pun sangat bahagia melihat anaknya tumbuh. Mulai dari tersenyum, tertawa, merangkak, menggenggam, berjalan, berlarian, pasangan itu bangga dengan sang anak.
Sayangnya sang istri tidak tahu bahwa kebahagiaan mereka hanya akan berlangsung sesaat. Ketika sang anak berusia 17 tahun, penyihir pun datang menemui mereka dan mengambil Rapunzel.
Rapunzel dibawa oleh penyihir ke sebuah kastil tinggi. Menara ini tidak memiliki tangga maupun pintu, sehingga satu-satunya cara untuk masuk dan keluar adalah dengan menggunakan rambut Rapunzel.
Setiap pagi dan petang, penyihir akan datang menjenguk Rapunzel. Penyihir memang melarang Rapunzel memotong rambutnya sejak mereka hidup bersama.
Rapunzel menjadi gadis yang baik tetapi sangat kesepian. Ia ingin keluar tetapi tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Pada suatu ketika, seorang pangeran mendengar Rapunzel bernyanyi dan ia pun merasa kagum. Pangeran pun berusaha berkenalan dengan Rapunzel meskipun penyihir menghalangi Rapunzel berkenalan dengan siapapun.
Meski sempat takut, Rapunzel pun yakin bahwa pangeran adalah orang yang baik. Akhirnya pangeran pun naik ke atas menara dan menemui Rapunzel. Sejak saat itu, keduanya kerap bertemu.
Rapunzel mengatakan ia dikurung di sini selama hidupnya dan ingin bebas. Namun penyihir melarangnya dan itu membuatnya tersiksa.
Kemudian Rapunzel dan pangeran pun berusaha kabur dari kastil itu. Meskipun sempat kesulitan, keduanya akhirnya berhasil kabur ke kerajaan pangeran. Keduanya pun menikah dan Rapunzel juga mengajak orang tuanya ke istana.
Itulah cerita Rapunzel yang menarik untuk dibacakan ke anak-anak. Nilai moral kisah ini adalah jangan mengambil milik orang lain jika tidak ingin dihukum dan jangan berbuat buruk kepada orang lain.