Contoh Khutbah Idul Adha sebagai Referensi

Annisa Fianni Sisma
22 Juni 2023, 10:27
khutbah Idul Adha
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/nym.
Ilustrasi, warga Muhammadiyah mendengarkan khotbah usai shalat Idul Adha 1443 H di lapangan Kelurahan Nunu, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (9/7/2022).

Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai cara. Salah satunya yakni mendengarkan dan mengilhami nilai-nilai yang disampaikan dalam khutbah Idul Adha.

Khutbah Idul Adha pada umumnya memberikan penjelasan mengenai keutamaan qurban, kebaikan apa saja yang dapat dilaksanakan di momen tersebut, dan tak lupa kisah Ibrahim AS dan Ismail AS. Seorang muslim pun menjadi semakin terdorong melakukan kebaikan karena hal tersebut.

Agar mampu memberikan khutbah Idul Adha yang menarik, perlu melihat contoh dan dasar hukum Islam berupa hadist dan Al Quran yang memuatnya. Simak salah satu contoh khutbah Idul Adha dalam uraian berikut melansir dari islam.nu.or.id.

Contoh Khutbah Idul Adha

Khutbah Idul Adha
Khutbah Idul Adha (Pexels)

“Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati oleh Allah SWT.

Pada kesempatan kali ini, perkenalkan saya adalah [tulis nama] yang diberi amanah untuk menyampaikan khutbah pada pagi hari ini. Semoga apapun yang saya sampaikan dapat menginspirasi kita semua.

Kali ini, sangat cocok untuk kita menelusuri kembali kisah Ibrahim AS yang berkaitan dengan Idul Adha. Pemahaman terhadap kisah tersebut bertujuan agar nilai-nilai kehidupan di dalamnya dapat kita adopsi dan terapkan saat ini.

Ibrahim AS dan sang istri bernama Siti Hajar dikaruniai seorang putra yang telah diidamkan sejak lama. Putra tersebut bernama Ismail AS. Tak mudah bagi Ibrahim AS dan Siti Hajar dalam memperjuangkannya karena terdapat perintah dan cobaan dari Allah SWT demi kebaikan mereka.

Salah satunya yakni Allah SWT memerintahkan Siti Hajar menempatkan Ismail di daerah yang tandus dan gersang. Hal ini selaras dengan terjemahan Surat Ibrahim ayat 37 dengan lafal dan terjemahan sebagai berikut:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Artinya:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Saat itu, Siti Hajar kehabisan air dan tidak dapat menyusui Ismail. Siti Hajar pun mberlari kesana kemari mencari air di antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Peristiwa ini kemudian menjadi salah satu rukun haji yakni Sa’i.

Kemudian, Allah pun menurunkan pertolongan dengan adanya mata air di bawah kaki Ismail yang saat itu menangis kehausan. Tempat tersebut adalah sumber air zamzam.

Khutbah Idul Adha
Khutbah Idul Adha (Pexels)

Cobaan berikutnya yakni Ibrahim AS diperintah Allah SWT untuk menyembelih putra yang ia sayangi, Ismail. Perintah ini menjadi ujian iman dan taqwa Ibrahim AS kepada Allah SWT. Pasalnya, Ismail pernah berjanji jika Allah SWT menghendaki Ismail dikurbankan, maka ia akan melakukannya.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...