7 Ciri-ciri Pendarahan Otak dan Pertolongan Pertamanya

Tifani
Oleh Tifani
7 Juli 2023, 11:43
Ciri-ciri Pendarahan Otak
Freepik
Ilustrasi, ciri-ciri pendarahan otak.

Budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun mengalami pendarahan otak dan dilarikan ke Rumah Sakit. Berdasarkan informasi, Cak Nun menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Kamis (6/7) siang.

Namun, kini kondisi Cak Nun dikabarkan membaik. Cak Nun telah bisa kembali berkomunikasi meski masih terbatas.

Pendarahan otak merupakan salah satu tipe stroke. Pendarahan berasal dari arteri yang pecah, lalu darah merembes pada jaringan dan membunuh sel-sel otak.

Dikutip dari laman klikdokter.com, Banyak orang yang mengalami perdarahan otak memiliki gejala mirip stroke, seperti mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau mati rasa. Pendarahan otak merupakan kondisi medis serius yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan segera oleh dokter di rumah sakit.

Ciri-ciri Pendarahan Otak

Ilustrasi Kebiasaan Penyebab Pendarahan Otak
Ilustrasi Kebiasaan Penyebab Pendarahan Otak (Freepik)

Ada beberapa ciri-ciri pendarahan otak, mulai dari sakit kepala parah, mati rasa, hingga penurunan kesadaran. Untuk diketahui, pendarahan otak terjadi ketika pembuluh arteri dalam otak pecah dan menyebabkan masuknya darah ke dalam jaringan otak.

Gejala pendarahan otak bisa dirasakan seseorang karena adanya tekanan pada jaringan otak. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada jaringan otak juga menyebabkan keluhan terkait pendarahan otak.

Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam, tergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan, dan jumlah jaringan yang terkena pendarahan. Berikut ulasan ciri-ciri pendarahan otak yang seperti dialami Cak Nun.

1. Sakit Kepala Parah

Sakit kepala parah yang terjadi mendadak bisa menjadi tanda pendarahan otak. Dalam 60 detik pertama, rasa sakit yang Anda alami bisa sangat intens.

Kondisi ini dapat berlangsung selama lima menit. Kemudian, gejala akan berkurang beberapa jam setelahnya.

Sakit kepala karena pendarahan otak biasanya disertai dengan gejala lain, seperti kehilangan kesadaran, kelemahan anggota tubuh, bicara cadel, dan lain sebagainya.

2. Anggota Tubuh Melemah

Ciri-ciri pendarahan otak berikutnya, yaitu anggota tubuh melemah, mengalami kesemutan, dan mati rasa. Kondisi ini juga bisa menyebabkan wajah, lengan, maupun kaki mengalami kelumpuhan. Umumnya, kelumpuhan terjadi pada salah satu sisi tubuh.

Jaringan otak yang mati akibat pendarahan otak menyebabkan fungsi organ tubuh terganggu. Akibatnya, Anda mengalami gangguan gerak.

3. Mual dan Muntah

APAKAH MUNTAH MEMBATALKAN PUASA
APAKAH MUNTAH MEMBATALKAN PUASA (Unsplash)

Mual dan muntah adalah gejala pendarahan otak yang bisa Anda rasakan. Hal ini terjadi akibat pendarahan otak merangsang chemoreceptor trigger zone alias zona pemicu kemoreseptor.

Zona pemicu kemoreseptor adalah bagian otak yang merespon gejala muntah. Rangsangan berlebih pada chemoreceptor trigger zone membuat kamu mengalami peningkatan air liur, tekanan di dalam perut, rasa mual, dan muntah.

4. Kehilangan Kesadaran

Terkadang, pendarahan otak yang terlalu dalam dapat meluas ke ventrikel, yaitu ruang berisi cairan di tengah otak. Kondisi ini dapat memperbesar ukuran ventrikel sehingga mengakibatkan Anda mengalami kebingungan, lesu, hingga kehilangan kesadaran.

5. Bicara Cadel

Pendarahan otak bisa merusak saraf kranial yang berperan mendukung fungsi gerak otot dan pancaindra. Akibatnya, otot bibir, lidah, dan laring Anda melemah sehingga jadi sulit berbicara.

Anda pun mengalami gejala pendarahan otak berupa bicara pelo atau cadel (disartria).

6. Kesulitan Menelan

Selain kesulitan berbicara, pengidap stroke hemoragik juga sulit mengunyah dan menelan makanan. Kerusakan sistem saraf mengurangi kontrol otot sehingga kamu mengalami gangguan mengunyah dan menelan.

7. Sesak Napas dan Detak Jantung Tidak Normal

Sesak napas
Sesak napas (Pexels/Anastasia Shuraeva)

Pendarahan yang terjadi di batang otak bisa bikin kamu kesulitan bernapas dan memiliki detak jantung tidak normal. Berdasarkan penelitian American Heart Association, peningkatan detak jantung pada pasien pendarahan otak bisa meningkatkan risiko kematian.

Pertolongan Pertama Pendarahan Otak

Setiap penderita pendarahan otak perlu segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit. Perawatan medis yang cepat membantu mencegah kerusakan otak akibat pendarahan otak, sehingga penderita punya peluang bisa sembuh.

Namun, ada cara untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien bergejala pendarahan otak atau stroke. Berikut cara memberikan perolongan pertama pendarahan otak yang harus diketahui.

1. Kenali Gejalanya

Langkah pertama yang harus diperhatikan adalah mengenali tanda-tanda pendarahan otak. Dalam hal ini, gunakan akronim FAST untuk membantu mengingat:

F = Face atau Wajah: Kenali kondisi wajah pasien, Apakah wajah orang tersebut berubah? Apakah mulut terkulai di satu sisi? Apakah senyum mereka lurus atau miring?

A = Arms atau Lengan: Kenali pula kondisi kedua lengan pasien, Bisakah mereka mengangkat kedua lengan? Bisakah mereka mengangkatnya, atau apakah lengannya melayang ke bawah?

S = Speech atau berbicara: Jika pasien masih sadar, coba perhatikan cara bicaranya. Bisakah orang tersebut mengulangi kalimat sederhana? Apakah ucapannya tidak jelas?

T = Time atau Waktu: Jika salah satu jawaban di atas adalah ya, segera hubungi ambulans.

2. Jangan Panik

Pastikan untuk area sekitar aman dan tidak ada bahaya yang mengancam pasien, seperti dari kendaraan yang bergerak.

Coba untuk mengajak berbicara pasien. Tanyakan terkait nama dan pertanyaan lainnya.

Jika tak dapat berbicara, minta pasien untuk meremas tangan Anda sebagai jawaban atas pertanyaan. Jika orang tersebut tak merespons, kemungkinan besar tidak sadarkan diri.

3. Letakkan di Posisi Aman

Jika pasien masih sadar harus berbaring miring dengan kepala dan bahu sedikit terangkat dan ditopang dengan bantal atau pakaian. Setelah itu, jangan memindahkannya.

Kemudian, longgarkan semua pakaian ketat, seperti kerah kemeja atau syal yang dikancingkan.Jika pasien alami kedinginan, gunakan selimut atau mantel agar tetap hangat.

Jangan lupa periksa jalan nafas pasien terbebas dari benda-benda yang mengganggu. Jika ada benda atau zat, seperti muntahan, di dalam mulut yang mungkin menghalangi pernapasan, tempatkan pasien miring dengan posisi pemulihan.Jangan memberi pasien makanan atau cairan apa pun.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...