Deviasi adalah Bentuk Pelanggaran Peraturan, Ini Penjelasannya
Deviasi adalah tindakan menyimpang yang sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Istilah ini merujuk pada perilaku atau tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan dalam masyarakat.
Deviasi dapat terjadi di berbagai bidang, seperti sosial, etika, dan moral. Misalnya, dalam konteks sosial, deviasi dapat berupa tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakat, seperti kejahatan atau perilaku menyimpang lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, menarik mengetahui pengertian deviasi lebih lanjut. Simak uraian berikut untuk mengetahuinya.
Deviasi adalah Bentuk Pelanggaran Peraturan
Pengertian umum dari deviasi adalah bentuk pelanggaran terhadap aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat. Deviasi dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Menurut Kartini Kartono, deviasi merupakan tindakan yang menyimpang dari karakteristik sebuah komunitas. Akibatnya, orang yang melakukan deviasi akan sangat berbeda dengan orang lain dalam masyarakat umum.
Sementara menurut Paul B. Horton, deviasi merujuk pada perilaku dan sikap yang menyimpang dari norma sosial yang berlaku di kalangan individu maupun kelompok. Deviasi disebabkan oleh beragam faktor seperti bawaan, budaya, lingkungan, gagal memahami norma dan budaya, ada rasa iri dan dengki.
Seperti yang sudah dijelaskan, deviasi juga dapat terjadi dalam konteks budaya. Misalnya, dalam masyarakat yang memiliki norma-norma konservatif, pakaian yang dianggap terlalu terbuka atau perilaku yang dianggap tidak sopan dapat dianggap sebagai deviasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua bentuk deviasi dianggap negatif. Dalam beberapa kasus, deviasi dapat menjadi sumber inovasi dan perubahan sosial yang positif. Contohnya adalah pergerakan sosial yang bertujuan melawan ketidakadilan atau kesenjangan sosial.
Deviasi juga dapat terjadi dalam konteks individu. Misalnya, seseorang yang memiliki minat atau bakat yang jarang ditemui dalam masyarakatnya dapat dianggap sebagai deviasi positif. Mereka dapat mengembangkan bakat tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa, seperti seorang seniman atau ilmuwan.
Namun, deviasi juga dapat memiliki dampak negatif. Tindakan menyimpang seperti kejahatan atau penyalahgunaan narkoba dapat merusak individu dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan norma-norma dan aturan yang telah ditetapkan dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya deviasi yang merugikan.
Pendekatan terhadap deviasi juga dapat bervariasi dalam berbagai budaya dan masyarakat. Beberapa masyarakat mungkin memiliki sikap yang lebih toleran terhadap deviasi, sedangkan masyarakat lainnya mungkin lebih konservatif.
Jenis-jenis Deviasi
Terdapat beberapa jenis deviasi yang perlu diketahui. Berikut ini contoh-contoh deviasi tersebut:
1. Deviasi Sistemik
Deviasi sitemik adalah jenis deviasi yang dilakukan secara terorganisir melalui sebuah organisasi. Umumnya, jenis deviasi ini terjadi di organisasi yang mempengaruhi cara anggotanya bertindak.
Salah satu anggota melakukan tindakan yang tidak sesuai, namun malah mendapatkan persetujuan dari semua anggota. Akibatnya, tindakan tersebut menjadi teratur dalam organisasi.
2. Deviasi Situasional
Jenis selanjutnya adalah deviasi situasional. Jenis ini disebabkan oleh pengaruh dari luar. Seseorang menjadi bertindak melanggar karena dipaksa atau karena faktor-faktor dari situasi luar. Sebagai contoh, faktor lingkungan yang buruk di sekitarnya. Contoh dari jenis deviasi situasional adalah kelompok pelajar yang suka membuat kerusakan dan kekacauan.
3. Deviasi Individual
Tanda khas dari deviasi individual adalah tindakan yang melanggar hukum atau norma-norma yang berlaku. Penyebab terjadinya tindakan deviasi ini dapat berasal dari faktor internal, seperti psikologi. Selain itu, ada juga faktor-faktor lain, seperti situasi psikologis, situasi biologis, dan kelainan psikis.
Faktor Penyebab Deviasi
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi deviasi. Faktor-faktor tersebut yakni sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti pergaulan dapat menjadi penyebab utama deviasi atau penyimpangan dalam masyarakat. Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan baik seseorang.
Terkadang, siapapun sulit menghindari pergaulan yang buruk, terutama bagi anak muda. Ini disebabkan karena mereka sedang mencari jati diri dengan mengikuti teman-teman mereka, seperti merokok, terlibat dalam tawuran, balapan liar, dan sebagainya. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk membatasi anak-anak dan remaja mereka dari pergaulan yang berdampak negatif.
2. Faktor Bawaan
Faktor bawaan mengacu pada pengalaman traumatis yang pernah dialami seseorang sebelumnya. Trauma ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, yang mungkin mendorong individu untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum seperti kekerasan.
Selain itu, ada juga faktor lain yang dapat memicu perilaku melanggar hukum. Misalnya, kesenjangan sosial menciptakan pembagian antara orang kaya dan miskin. Hal ini dapat memicu tindakan kriminal seperti pencurian yang sering disebabkan oleh tekanan ekonomi.
Contoh lainnya adalah kurangnya kemampuan seseorang untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Ini membuat seseorang sulit membedakan yang baik dan buruk, sehingga mereka seringkali mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan konsekuensi bagi diri sendiri dan orang lain.
Contoh lainnya yakni kegagalan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka untuk menghormati dan mematuhi aturan dan norma yang ada dalam masyarakat. Lingkungan yang buruk seringkali membuat seseorang mengabaikan aturan dan norma yang berlaku.