Apa Perbedaan antara Asimilasi dan Akulturasi? Ini Penjelasannya
Asimilasi dan akulturasi merupakan istilah yang umum di dalam mata pelajaran Sosiologi. Keduanya sama-sama berkaitan dengan budaya. Namun, terdapat perbedaan spesifik dari definisi mau pun contoh konkretnya.
Asimilasi dan akulturasi banyak dibahas dalam lingkup pencampuran budaya. Meski sama-sama mengaitkan dua atau lebih kebudayaan, perbedaan datang dari proses dan hasilnya.
Adapun yang akan menjadi pembahasan kami kali ini yaitu apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi. Sebelum itu, Anda juga patut mengetahui definisi dan karakteristiknya masing-masing. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Pengertian Asimilasi
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa asimilasi terjadi ketika golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda bergaul secara intensif dan berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Soerjono Soekanto mendefinisikan asimilasi sebagai proses sosial yang ditandai dengan usaha-usaha untuk mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama serta mengurangi perbedaan antara individu atau kelompok.
Gordon Allport berpendapat bahwa asimilasi merupakan proses yang melibatkan penyesuaian diri individu dengan kebudayaan yang baru dan membentuk identitas sosial baru yang menggabungkan unsur-unsur dari kebudayaan berbeda.
Sementara Budhi Setianto Purwowiyoto menyampaikan bahwa asimilasi merupakan suatu proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan pengalaman baru ke dalam pola pikir yang sudah ada.
Dari beberapa penjelasan di atas, asimilasi dapat diartikan sebagai pembauran budaya yang menghasilkan kebudayaan baru. Dengan catatan tidak menghapus nilai dari masing-masing asal kebudayaan tersebut.
Faktor Terjadinya Asimilasi dan Penghambatnya
Asimilasi dapat terjadi karena sejumlah faktor, antara lain sebagai berikut:
- Toleransi dari dua atau lebih kelompok budaya
- Rasa hormat terhadap budaya asing yang masuk ke dalam wilayahnya
- Terdapat kesempatan yang sama di bidang ekonomi
- Terbuka akan pengaruh budaya baru
- Unsur kebudayaan yang sama atau bersifat universal
- Perkawinan antar anggota kelompok budaya yang berbeda.
Adapun, asimilasi dapat terhambat karena sejumlah hal, seperti terisolasinya suatu kelompok, pandangan buruk terhadap budaya lain, perbedaan fisik secara spesifik, serta adanya perasaan lebih kuat dan terlalu membanggakan kebudayaan sendiri.
Selain itu, asimilasi dapat terhambat apabila ada tekanan golongan mayoritas terhadap minoritas, merasa kebudayaan sendiri lebih istimewa dibandingkan kebudayaan lain, dan pengetahuan yang kurang tentang kebudayaan baru.
Ciri-ciri Asimilasi
Secara umum, ciri-ciri asimilasi terdiri dari lima, yakni sebagai berikut:
- Berkurangnya perbedaan ciri khas masyarakat tertentu
- Tingginya kesadaran individu untuk menerima dengan baik suatu kebudayaan baru untuk kepentingan bersama
- Interaksi antar kelompok yang intensif untuk mencapai tujuan tertentu
- Meningkatkan keterikatan sikap, tindakan, dan perasaan untuk tujuan bersama
- Masing-masing kelompok melakukan tinjauan terhadap kebudayaan satu sama lain.
Jenis dan Contoh Asimilasi
Berikut ini beberapa jenis dan contoh asimilasi yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
1. Asimilasi Budaya
Asimilasi budaya merupakan jenis asimilasi yang melibatkan nilai, kepercayaan, ideologi, bahasa, dan sistem simbol di beberapa golongan. Contohnya adalah hadirnya musik dangdut yang berasal dari paduan musik tradisional Melayu dan India.
2. Asimilasi Struktural
Jenis asimilasi ini membaurkan lembaga sosial dan sifatnya berkaitan dengan masyarakat. Contohnya yaitu pemilihan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh presiden.
3. Asimilasi Perkawinan
Asimilasi perkawinan terjadi ketika kedua mempelai berasal dari golongan masyarakat yang berbeda. Misalnya pria Batak yang menikahi gadis Sunda. Setelah itu, mereka memutuskan untuk tinggal di Jawa Barat, lambat laun, suami harus bisa menyatu dengan kebudayaan Sunda yang melekat di kawasan tersebut.
Pengertian Akulturasi
Muhammad Hasyim mendefinisikan akulturasi sebagai perpaduan dua budaya yang berbeda dalam kehidupan yang harmonis dan damai.
Redfield, Linton, dan Herskovits menjelaskan bahwa akulturasi memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke budaya lain kemudian terjadi kontak berkelanjutan dari sentuhan yang pertama dengan perubahan berikutnya dalam pola kultur asli atau salah satu dari kedua kelompok.
Berry di dalam bukunya yang berjudul Acculturation (2005) berpendapat bahwa akulturasi adalah sebuah proses yang merangkap dari perubahan budaya dan psikologis yang berlangsung sebagai hasil kontak antara dua atau lebih kelompok budaya dan anggotanya.
Sementara Koentjaraningrat menyampaikan bahwa akulturasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu terkena budaya asing yang berbeda. Disebutkan juga persyaratan proses akulturasi terdiri atas afinitas atau penerimaan budaya tanpa rasa kejutan, kemudian terbentuk keseragaman atau homogenitas.
Faktor Terjadinya Akulturasi dan Penghambatnya
Secara umum, terdapat lima faktor penyebab terjadinya alukturasi, yakni sebagai berikut:
- Kontak kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan asli
- Jumlah penduduk yang bertambah
- Penemuan baru di berbagai bidang yang dapat mempengaruhi kebudayaan sebelumnya
- Perubahan alam
- Konflik atau sengketa antara dua negara atau lebih.
Adapun, proses akulturasi bisa terhambat jika dalam suatu masyarakat terjadi beberapa hal, antara lain jika masyarakat memegang teguh budaya, dan adanya pandangan negatif terhadap budaya asing. Kemudian, masyarakat di suatu wilayah sulit membuka diri dari pengaruh luar, serta lokasi tempat tinggal masyarakat yang dimaksud terisolasi.
Ciri-ciri Akulturasi
Akulturasi memiliki tujuh ciri-ciri, yakni sebagai berikut:
- Tidak menghilangkan unsur budaya asli
- Menciptakan kedamaian
- Menurunkan wibawa suatu tokoh masyarakat
- Kebudayaan mudah terkikis
- Adanya kesadaran bersama
- Munculnya sikap terbuka terhadap budaya yang datang
- Terdapat rasa cocok ketika nilai dari budaya baru tersebut masuk.
Contoh Akulturasi
Di Indonesia, contoh akulturasi budaya dapat ditemui di berbagai wilayah melalui kesenian, maupun bentuk bangunan. Contoh akulturasi budaya tersebut, antara lain:
1. Barongsai
Contoh akulturasi salah satunya barongsai, yaitu percampuran budaya Tionghoa dan Indonesia. Hingga sekarang, barongsai dapat disaksikan sebagai pertunjukan budaya yang populer di Pulau Jawa.
2. Masjid Langgar Tinggi
Masjid Langgar Tinggi terdapat di Pekojan, Jakarta Barat. Tahukah Anda bahwa bangunan ini merupakan hasil akulturasi antara arsitektur Tionghoa dan Jawa.
Apa Perbedaan Antara Asimilasi dan Akulturasi
Apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi? Sebagaimana yang disebutkan di awal pembahasan, pembeda keduanya terletak pada proses hal hasil.
Asimilasi akan mengikis salah satu kebudayaan dengan kebudayaan lain atau kebudayaan baru. Sementara akulturasi mencampurkan keduanya.
Asimilasi dapat memunculkan budaya baru dan dapat menghilangkan budaya aslinya secara perlahan. Sedangkan akulturasi tanpa mengesampingkan kedua kebudayaan, proses tersebut menggabungkan antara keduanya.
Demikian pembahasan tentang apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi yang dapat diketahui. Proses sosial ini dapat dikaji lebih lanjut melalui ilmu Sosiologi. Selain itu, fenomenanya juga biasa terjadi di lingkungan sekitar.