Deretan Fakta dan Asal Nama Jalan Tol Layang MBZ
Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menelusuri dugaan korupsi terkait pembangunan Jalan Tol Layang MBZ. Sejauh ini, sudah ada empat tersangka di kasus ini. Perbuatan mereka diperkirakan telah menimbulkan kerugian negara hingga Rp 1,5 Triliun.
Mengutip situs Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jalan Tol Layang MBZ yang membentang sepanjang 36,84 kilometer, semula bernama Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Tol tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo pada 12 Desember 2019.
Baru pada April 2021 namanya resmi berubah menjadi Jalan Tol Layang MBZ. Bergantinya nama Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed berasal dari nama Putra mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed, sebagai bentuk penghormatan kepada Uni Emirat Arab (UAE) yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 45 tahun dengan Indonesia.
Jalan Tol Layang MBZ ini merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia yang dimulai dari Junction Cikunir hingga Karawang Barat, dan melintasi beberapa bangunan perlintasan berupa Overpass, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), atau Simpang Susun pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek.
Jalan tol layang ini dibangun untuk mengurangi beban arus lalu lintas pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek, terutama sering terjadi akibat tercampurnya arus komuter jarak pendek dengan arus perjalanan jarak jauh ke tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, hingga Surabaya.
Berikut beberapa fakta menarik lain menyangkut Jalan Tol Layang MBZ yang mungkin belum Anda ketahui.
Nama Jalan Tol MBZ
Penamaan baru jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II Elevated menjadi Jalan Tol Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed, didasarkan pada Keputusan Menteri PUPR No.417/2021 pada 8 April 2021.
Sheikh Mohammed Bin Zayed selain Putera Mahkota Abu Dhabi, juga merupakan Wakil Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA).
Perubahan nama jalan tol layang menjadi nama MBZ merupakan wujud penghormatan bagi UEA yang telah menjalin hubungan diplomatik pada bidang sosial dan budaya, serta ekonomi selama 45 tahun dengan Indonesia.
Struktur Konstruksi Menggunakan Teknologi Karya Anak Bangsa
Jalan Tol Layang MBZ memiliki 6.151 bored pile atau pondasi tiang yang menjadi penyangga konstruksi jalan tol, dan 2.585 unit Steel Box Girder (SBG) atau penyalur beban di atas konstruksi jembatan dengan dimensi yang berbeda-beda.
Jalan Tol Layang MBZ dibangun dengan menggunakan teknologi Sasrobahu. Teknologi ini merupakan hasil karya anak bangsa bernama Tjokorda Raka Sukawati. Teknologi ini memungkinkan pembangunan konstruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan.
Sistem Keamanan
Jalan Tol Layang MBZ telah dilengkapi dengan fitur keselamatan berupa emergency U-turn di 8 titik lokasi, emergency exit ramp di 2 lokasi, emergency parking bay di 4 titik lokasi, ditambah lebih dari 100 kamera CCTV untuk mengawasi situasi tol.
Selain itu, PT Jasa Marga bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) telah melakukan simulasi uji coba penyelamatan khusus kecelakaan di jalan tol ini, menggunakan rescue udara atau “Air Medivac” dengan helikopter.
Tarif Jalan Tol Layang MBZ
Tarif Jalan Tol Layang MBZ akan diintegrasikan dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek bawah sehingga adanya efisiensi transaksi yang seharusnya melakukan 2 kali transaksi, menjadi 1 kali saja.
Tarif Tol Layang MBZ ini bervariasi tergantung pada golongan kendaraan. Namun sebagai perkiraan, tarif berikut adalah simulasi tarif berdasarkan kendaraan yang masuk melalui gerbang tol Jakarta IC hingga Cikampek.
- Golongan I (kendaraan kecil): Rp 20.000,-
- Golongan II (truk dengan 2 gandar): Rp 30.000,-
- Golongan III (truk dengan 3 gandar): Rp 30.000,-
- Golongan IV (truk dengan 4 gandar): Rp 40.000,-
- Golongan V (truk dengan 5 gandar): Rp 40.000,-
Harga tertera pada simulasi merupakan tarif saat artikel dibuat pada Kamis (14/9).