8 Ciri-Ciri Toxic Relationship Harus Segera Disadari
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun kesehatan mental seseorang. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman, bahkan keluarga.
Melansir laman alodokter.com, idealnya setiap individu yang menjalin hubungan akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman. Ciri-ciri toxic relationship adalah apabila dalam suatu hubungan ada salah satu pihak yang biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya, maupun memanipulasi pasangan (gaslighting) untuk mengontrolnya, maupun sekadar mempermainkan pasangannya (breadcrumbing).
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan silent treatment atau diam saat marah. Namun, hubungan ini sering membuat salah satu pihak merasa tertekan.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari tanda-tanda toxic telationship dan sedang terjebak dalam hubungan tidak sehat. Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi.
Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik.
Ciri-Ciri Toxic Relationship
Ada beberapa ciri-ciri toxic relationship yang bisa ditemukan jika Anda berada di dalam hubungan tidak sehat tersebut. Tanda tersebut antara lain:
1. Selalu Dikontrol oleh Pasangan
Tanda yang paling terlihat jelas dari toxic relationship adalah salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya. Sebagai contoh, pasangan akan memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang dijalani pasangannya.
Jadi, apa pun yang dilakukan semuanya berdasarkan perintah atau persetujuan dari 'si toxic'. Walaupun mungkin keinginan orang tersebut tidak sejalan.
Selain itu, orang yang toxic juga bisa memberikan silent treatment untuk mengontrol emosi pasangannya.
2. Sulit untuk Menjadi Diri Sendiri
Ciri-ciri toxic relationship selanjutnya adalah sulit menjadi diri sendiri karena terlalu sering dikontrol. Orang yang terjebak dalam toxic relationship akan selalu bersikap seperti apa yang pasangannya inginkan, bukan apa yang ia inginkan.
Bahkan, untuk sekadar berpendapat saja orang yang terjebak dalam hubungan ini sampai berpikir berkali-kali karena takut apa yang kamu ucapkan menjadi kesalahan di mata dia.
3. Berharap Ada Perubahan
Dalam kondisi hubungan yang tidak sehat, seseorang mungkin akan mencoba berubah, memperbaiki diri, dan berharap semuanya itu akan membuat pasangannya berubah menjadi lebih baik. Jika perubahan sudah dilakukan namun pasangan tak juga membaik, bisa jadi Anda memang tengah berada dalam toxic relationship.
4. Tidak Mendapat Dukungan
Hubungan yang sehat adalah hubungan yang selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan dianggap menjadi kompetisi.
Bahkan, jika orang yang terjebak dalam toxic relationship berhasil melakukan sesuatu yang membanggakan. Alih-alih mendapat dukungan dan apresiasi, ia malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik tidak membangun yang malah menghambat kesuksesan.
5. Komunikasi Sangat Buruk
Dalam hubungan yang sehat, komunikasi akan berjalan lancar dan tidak menyakitkan. Kalaupun terdapat perselisihan, akan diselesaikan secara baik-baik.
Namun dalam hubungan toxic, komunikasi bukan sekadar cekcok belaka. Orang yang terjebak dalam toxic relationship akan mudah dicaci, dihina dengan kata kasar, ditampar, membuang barang-barang, dipukul dan ditendang.
6. Selalu Dicurigai dan Dikekang
Rasa cemburu dalam hubungan antar pasangan sebenarnya merupakan reaksi yang normal sebagai salah satu bentuk kepedulian. Namun, hubungan akan menjadi toxic jika rasa cemburu ini berlebihan atau membuat pasangan melakukan hal yang ekstrem, misalnya menyita handphone atau melabrak orang yang dicemburui.
Hubungan juga dikatakan toxic saat pasangan sudah terlalu posesif. Selain itu, terkadang juga melarang untuk tidak lagi memakai jenis pakaian tertentu yang mungkin menarik perhatian orang lain.
7. Sering Dibohongi
Kejujuran merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat. Namun, jika pasangan sering berbohong dan menutupi banyak hal, itu tandanya saat ini sedang berada dalam toxic relationship.
8. Menerima Kekerasan Fisik
Selain kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan toxic jika sudah ada kekerasan fisik di dalamnya. Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan.
Cara Keluar dari Toxic Relationship
Memang benar bahwa tidak ada percintaan yang sempurna. Cekcok dan perdebatan adalah bumbu asmara yang hampir selalu ada dalam setiap hubungan.
Akan tetapi, tidak semua orang mungkin menyadari mereka sedang terjebak dalam toxic relationship. Berikut adalah beberapa cara mengakhiri dan keluar dari toxic relationship yang bisa diterapkan:
1. Jujur
Sebelum mantap mengakhiri hubungan yang toxic, penting bagi orang yang terjebak dalam toxic relationship untuk membuat pasangannya tersadar atas perlakuannya. Percakapan ini sering kali memanas dan penuh emosi.
Jika pasangan termasuk temperamental dan suka “main fisik”, ada baiknya untuk menumpahkan uneg-uneg lewat sepucuk surat atau pesan agar lebih aman.
2. Pahami Ini Bukan Salah Siapapun
Setelah mengungkapkan perasaan, luangkan waktu untuk merenung dan cobalah kembali pikirkan apakah hubungan itu layak untuk diperjuangkan atau tidak. Pertimbangkan bagaimana tanggapan dirinya ketika tengah mengungkapkan perasaan.
Apabila dia bersikap defensif dengan justru menyalahkan, membuat-buat alasan tidak masuk akal, atau mengabaikan uneg-uneg, ini adalah ciri-ciri toxic relationship. Pahamilah bahwa sesungguhnya karakter minus pasangan bukanlah salah orang yang terjebak dalam toxic relationship maupun menjadi tanggung jawabnya untuk memperbaikinya.
Begitu pula dengan arah hubungan yang semakin karut-marut ini. Jadi apabila pasangan tidak menunjukkan kemauan untuk mengakui dan mengubah sifat-sifat buruknya, jangan ragu untuk cepat angkat kaki.
3. Minta Dukungan dari Keluarga dan Teman Terpercaya
Agar dapat mengakhiri toxic relationship, seseorang perlu mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman terpecaya. Sebab, adakalanya mengakhiri hubungan yang toxic kadang bisa terasa mustahil karena orang-orang sekitar orang yang terjebak didalamnya tidak mengetahui kebenarannya.
Sebab, orang yang toxic dan manipulatif dapat menampilkan diri sebagai pasangan idaman nan sempurna dengan perilakunya yang memesona.
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih ciri-ciri toxic relationship di atas, kemungkinan Anda berada dalam hubungantidak sehat tersebut. Penting untuk mengenali tanda-tanda toxic relationship agar Anda bisa mengambil langkah yang tepat.
Anda bisa berbicara dengan pasangan tentang masalah ini, mencari dukungan dari teman atau keluarga, atau bahkan memutuskan hubungan jika memang diperlukan.