4 Puisi Berantai 3 Orang Ini Dijamin Lucu dan Kocak
Puisi merupakan karya sastra yang masih populer di zaman dahulu hingga sekarang. Singkatnya, puisi merupakan tulisan berisi bait-bait kalimat yang terdiri dari diksi-diksi pilihan pengarang untuk menggambarkan suatu hal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Meski erat dengan dengan pengolahan kata yang indah, puisi juga bisa dijadikan media untuk hiburan. Maka dari itu, puisi juga ada yang sifatnya lucu atau jenaka.
Salah satunya adalah puisi berantai 3 orang yang akan dibahas dalam artikel ini. Singkatnya, jenis puisi ini saling bersambung dan bisa dibacakan oleh tiga orang yang terlibat.
Meski begitu, puisi berantai 3 orang yang lucu juga bisa mengandung unsur sarkasme yang menyasar suatu maksud. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.
Puisi Berantai 3 Orang: Koruptor, Tukang Pecel, dan Si Galau
Koruptor: Hidupku amatlah sejahtera. Bagaimana tidak? Para rakyat jelata tidak tahu aku telah merampas harta mereka. Kuhabiskan semua uang untuk membeli...
Tukang Pecel: Cabe-cabean. Cabe-cabean segar adalah salah satu bahan membuat pecel yang mantap. Cabe-cabean akan aku ulek bersama dengan kacang, gula merah, garam dan bahan lainnya untuk membuat bumbu pecel yang kemudian dicampur dengan sayuran. Tidak lupa, aku ambil pisau untuk memotong....
Si Galau: Hatiku. Hati ku sangat hancur melihat kekasih yang amat aku sayangi telah bersama orang lain. Apa salahku? Hingga dia tega meninggalkan ku demi perempuan lain. Apakah aku harus...
Koruptor: Memakan harta rakyat ku? Itulah profesi ku sesungguhnya. Tidak perlu susah-susah untuk bekerja keras, tinggal aku suruh saja mereka untuk membayar pajak yang tinggi lalu aku akan gunakan untuk bersenang-senang. Jika ada yang mulai mencium aksi buruk ku, aku beri saja mereka dengan...
Tukang Pecel: Pecel ku, aku aduk dengan sepenuh hati agar bumbu dan sayuran tercampur dengan sempurna. Aku yakin, semua orang pasti menyukai pecel buatanku. Agar pecel ku disukai banyak orang, aku akan menggunakan resep rahasiaku yaitu aku masukan sedikit...
Si Galau: Racun. Racun yang sangat mematikan! Itulah kamu yang sebenarnya. kamu sayangi aku dan kamu ucapkan semua janji manismu. Kamu tak pernah tahu betapa aku larut dalam setiap kata cintamu. Setiap aku membayangkan wajahmu, selalu saja aku teringat pada sesuatu. Karena Kamu sangat mirip dengan...
Koruptor: Uang recehan. Hahahahaha....aku sangat suka dengan uang recehan. Karena dengan uang itu, aku bisa mengasihi mereka-mereka yang aku anggap tidak berguna. Aku juga suka dengan uang dolar. Aku bisa menggunakan uang itu untuk pergi ke luar negeri sesuka hatiku, Korea? Jepang? Amerika Serikat? Bahkan Australia? Aku bisa mengunjungi semua benua-benua yang aku sukai. Aku membenci orang yang suka mengatur-ngatur jalan hidupku. Jika ada orang yang berhak untuk mengatur hidupku, aku akan...
Tukang Pecel: Ulek-ulek menggunakan cobek andalanku. Setelah resep rahasiaku kumasukkan, aku ulek bumbu dan juga sayuran hingga menjadi pecel yang sangat mantap. Aku tidak ingin mengecewakan para pelangganku. Maka pecel itu akan...
Si Galau: Aku kenang selalu dalam duka. Kamu memang yang amat aku cinta. Namun apalah dayaku, kamu hanyalah butir-butir kenangan yang telah melukai hatiku begitu dalamnya. Aku hanya bisa...
Koruptor: Bekerja keras membanting tulang. Lupakanlah, aku tidak perlu bekerja keras untuk membanting tulang. Bagiku untuk mendapatkan uang sangatlah gampang. Cukup dengan mengelabui para petugas pajak, hakim, dan polisi yang sekiranya dapat merusak rencanaku. Akan aku beri mereka uang receh, uang sisa dari hura-huraku. Jika aku merasa bosan, uang itu akan aku...
Tukang Pecel: Ulek dengan sepenuh hati. Apabila aku melihat orang yang sedang kelaparan, aku akan membuatkan pecel dengan jurus jitu. Lalu pecel yang sudah aku buat, akan aku berikan kepada mereka yang kelaparan. Lihat para pejabat itu! Mereka seharusnya menjadi yang peduli, tetapi malah pura-pura tuli dan buta. Sedangkan mereka hanya bisa...
Si Galau: Bersedih dan menangis tersedu-sedu untuk menerima kenyataan, karena kamu telah menghancurkan perasaanku, bagai cangkir kaca yang dilempar hingga hancur berkeping-keping. Begitu teganya dirimu...
Koruptor: Pakai untuk berbelanja. Membeli semua barang yang menurutku bagus jika aku pakai, berapapun harganya, aku pasti sanggup untuk membeli barang itu, karena uangku jumlahnya triliunan. Uang itu akan...
Tukang Pecel: Aku tambahkan cabai. Cabai merah yang sangat mahal harganya. Tau apa pemerintah tentang tukang pecel hah? Mereka hanya bisa mengubah harga seenaknya. Bahan untuk pecelku pun berkurang karena harga cabai yang kian melonjak. Akhirnya aku putuskan untuk...
Si Galau: Menangis semalaman. Mengingat pacarku pergi meninggalkan diriku dengan laki-laki bermotor. Keluargaku serba kekurangan, bapakku baru di PHK, dan ibuku hanya tukang pecel, Aku marah! Ingin sekali punya motor baru. Aku ingin membunuh...
Koruptor: Para rakyatku yang malang. Setialah kalian untuk membayar pajak. Jika telat bayar, dendammu akan sangat menumpuk. Maka kaya lah aku! Hahahaha... bahagialah diriku! Wahai rakyatku, semoga harimu selalu menyenangkan, warnailah harimu dengan kesedihan. Sungguh aku kasihan kepada...
Tukang Pecel: Pecel-pecelku yang sangat malang. Karena harga cabai merah melonjak, harga pecelku pun ikut naik. Aku kasihan dengan pelangganku, tidak dapat menikmati pecelku yang sangat nikmat ini. Kasihan sekali diriku, bapakku, dan juga anak-anak tercintaku. Apalagi Ucup mau motor. Motor? Beli cabai aku pun tak mampu Cup! Jika begini aku akan menyalahkan siapapun yang menaikkan harga cabai. Cabai meningkat karena pemerintah yang tidak jujur dengan rakyatnya, yang senang makan uang rakyat, dan menghilangkan kebahagiaan para...
Si Galau: Koruptor!!!! Gara-gara dia aku jadi putus cinta, keluargaku pun ikut sengsara dan menderita. Dasar kamu koruptor...
Koruptor: Dasar rakyat dungu! Masih saja kalian menuntut. Berani sekali menuduhku mencuri uang rakyat. Ada-ada saja kelakuan kalian. Aku tidak berani untuk menuntut balik. Karena aku kasihan pada rakyatku. Aku hanya perlu...
Tukang Pecel: Mencuri cabai milik tetangga. Sesekali akan aku ambil cabai di belakang rumah tetanggaku. Aku sudah tidak punya cara lagi untuk bertahan hidup dengan keluargaku. Aku sangat benci dengan koruptor. Aku benci...
Si Galau: Mantan pacarku, aku sungguh mencintainya! Aku sangat suka...
Tukang Pecel: Koruptor! Aku sungguh membencinya, sangat benci dengan yang namanya koruptor! Enyahlah....
Si Galau: Mantan pacarku. Tunggulah aku sampai aku kaya raya. Aku tetap cinta padamu...!!!
Koruptor: Wahai rakyat jelata nan jelita, tetaplah untuk menderita.
Puisi Berantai 3 Orang: Pujangga, Penjaga Toko, dan Anak Alay
Aku tak tahu sejak kapan mulai mencintaimu
Aku hanya ingin berterima kasih
Karena kau telah tercipta...
...Dari seng asbes batu bata, kerikil, dan bahan bangunan lainnya
Kalau ingin membuat rumah tinggal pakai...
...Tanktop
Aku sih emang suka pakai itu
Terutama yang warnanya biru
Tapi aku lebih suka pakai yang...
...Transparan
Sebening wajahmu yang bagaikan...
...Pantat panci
Kadang-kadang jadi keluhan pelanggan
Tapi aku tak ambil pusing
Sudah seharusnya aku...
...Pakai motor matic
Pakai celana minim
Mempertontonkan paha...
...Sebesar gunung
Itulah cintaku
Aku tidak sadar telah terjepit...
...Burungku
Ya, burung peliharaanku pun ikut kujual
Sebab ia sudah tidak bisa...
...Pakai lipstik, pelembap, maskeran
Tanpa mereka wajahku udah kaya...
...Hujan badai
Yang menerpa hatiku
Sungguh aku cinta kamu wahai...
...Banci Thailand
Kemarin dia datang membeli sejumlah...
...Peralatan ngamen
Itu yang selalu kami bawa
Ada gitar, gendang, dan...
...Hati yang gelisah
Selalu membayangi tubuhku yang penuh...
...Panu kudis kurap
Ya tinggal beli obat kulit
Atau bisa juga pakai
...Air liur yang menetes
Setiap kali aku ngelihat makanan tapi nggak punya duit
Terpaksa deh aku harus ngejual...
...Ginjal, jantung, dan hatiku hanya untukmu
Kau pernah...
...Melihatku mandi
Sudah kubilang untuk tidak masuk saat toko tutup
Aku bilang...
...Terima kasih
Karena sudah nonton video blogku
Kalau kepo silakan nanya ke...
...Rumput yang bergoyang
Ditemani rembulan malam
Aku merasa bodoh karena meninggalkanmu
Bodohnya diriku ini...
...Tanpa campuran micin dan royco
Rujak yang kami jual hanya menggunakan garam dari...
...Keringat yang kering
Karena kelamaan nunggu antrean
Rasanya pengen pulang ke...
...Pangkuan Illahi
Kita berdua pasti kekal di sana
Dengarkan doaku dan lihatlah ke...
...Dalam celanaku
Sudah banyak kemasukan lalat
Itu mengganggu aku jualan
Ingin rasanya kulepas...
...Di tengah orang banyak
Aku biasa-biasa aja
Gak ada gugup sedikit pun
Aku udah biasa berdiri di atas...
...Kepalamu
Yang begitu menawan
Dan lehermu yang seksi seperti...
...Pipa rucika
Di mana air mengalir sampai jauh
Kalau terlalu panjang bisa pakai
...Sedotan
Lalu diseruput
Sungguh nikmat kopi ini
Puisi Berantai 3 Orang: Caleg, Petani, dan Monyet
Caleg: Akan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta. Namun, semuanya bisa kita lakukan jika bersama-sama. Karena…
Petani: Uang sudah dilipat di bawah meja, hingga meja pun tak bisa melihatnya. Sudah letih menggarap sawah, hasil tak ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut pejabat yang seperti…
Maling: Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang tangan dan sebutan indah lainnya. Nyawa menjadi pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan.
Petani: Perut pejabat gendut-gendut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani, ada pajak para pedagang kecil. Lihatlah kami, sengsara merasakan…
Caleg: Kebahagiaan besar untuk kami, mampu memperjuangkan hak para petani, hak kaum buruh yang terinjak-injak, hak para anak generasi bangsa. Untuk para koruptor, akan ku…
Maling: Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak-anakku butuh sesuap nasi, butuh lembaran bergambar presiden Soekarno untuk pendidikannya, hanya sebatas ayam tetangga, aku bisa di…
Caleg: Hukum mati. Untuk mereka yang sudah menggelapkan uang rakyat, mari kita…
Petani: Potong. Lalu tinggal dicangkul dan terus seperti itu. Namun, pupuk kain naik harganya, adakah pejabat memikirkan nasib kami para petani? Di sini kami terseok-seok di antara tanaman padi, sementara di sana mereka…
Maling: Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak-anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan perutmu dengan uang haram. Apa daya, pekerjaan susah diperoleh, harga kebutuhan pokok semakin naik. Walaupun nanti aku ketahuan dan dibunuh oleh mereka yang…
Caleg: Mencuri uang rakyat.
Puisi Berantai 3 Orang: Pengamen, Ustadz, dan Preman
Pengamen: Dengarkan laguku, lagu tak merdu dari suara yang sayu, di antara batas kota yang terpuruk kudendangkan lagu untuk menemani...
Preman: Diriku mabuk. Mabuk oleh miras yang tak karuan rasanya. Nikmat sekali….
Ustadz: Dosa–dosa kita seperti pasir. Amat banyak hingga tak terhitung, Hanya Allah lah yang maha pengampun. Pun seperti saya belum tentu masuk surga, bahkan bisa menjadi penghuni neraka seperti anjing–anjing yang penuh dosa. Mari kita…
Preman: Minum bersama–sama. Aku tak mau sendirian mengecap minuman surga. Inilah surga dunia. Inilah…
Pengamen: Lagu yang indah tentangku yang miskin. Yang makan dengan menyanyikan lagu, tanpa masa depan, tanpa….
Ustadz: Iman di dada. Maka kita hanya akan menjadi orang–orang kafir. Sekarang banyak sekali manusia – manusia yang jatuh dalam lubang kenistaan. terseret arus kemunafikan, sehingga mereka lupa bahwa...
Preman: Preman juga manusia, kami tersesat tapi kami dibiarkan. Bahkan para ustadz mengatakan kami…..
Pengamen: Hanya pengamen jalanan. Hidup tanpa kehormatan. Tak sealim ustadz, tapi dihina serendah bajingan. Kami hanyalah...
Ustadz: Pendosa yang ingin bertaubat. Mari kita bertaubat bersama–sama. Agar tidak sampai…
Preman: Mabuk. Mabuk. Mabuk.
Itulah beberapa contoh kumpulan puisi 3 orang yang bisa dijadikan referensi. Cocok untuk hiburan, puisi dapat dibacakan untuk menghibur orang sekitar.