Mikroplastik pada Makanan, Jenis dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Mikroplastik merupakan istilah yang digunakan untuk potongan plastik berukuran sangat kecil. Hampir tidak kelihatan menggunakan mata, kandungan tersebut tak jarang masuk ke dalam makanan yang dikonsumsi manusia sehari-hari.
Mikroplastik pada makanan juga menjadi perbincangan masyarakat dalam beberapa tahun belakangan. Isu ini berkaitan dengan pencemaran lingkungan dan kesehatan makhluk hidup.
Meski tidak secara langsung berdampak pada tubuh manusia, ternyata tumpukan mikroplastik yang semakin hari kian bertambah juga memberikan pengaruh tertentu yang akan dibahas setelah ini. Maka dari itu, penting untuk Anda mengetahuinya.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang mikroplastik pada makanan. Termasuk dampaknya terhadap beberapa aspek kehidupan, simak tulisan berikut ini.
Apa itu Mikroplastik pada Makanan?
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, mikroplastik adalah potongan plastik berdiameter kecil yang terkandung pada makanan. Masuknya kandungan tersebut berasal dari pencemaran dari plastik yang tidak terlihat masuk ke dalam makanan.
Begitu berada di lingkungan, mikroplastik dapat menempuh jarak yang sangat jauh, terbawa oleh angin dan air. Mereka menyusup ke tanah, mencemari sumber makanan, dan bahkan masuk ke tubuh manusia melalui udara yang kita hirup dan makanan yang kita makan.
Mikroplastik telah ditemukan di berbagai kelompok makanan, termasuk buah-buahan dan sayuran, makanan laut, kerang, daging, susu, dan bahkan minuman beralkohol. Kandungan ini dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri usus, berpotensi menyebabkan masalah pencernaan dan peradangan.
Melansir Ayo Sehat, mikroplastik memiliki dua jenis. Di antaranya yaitu mikro primer, yakni berasap dari produk yang digunakan manusia sehari-hari, seperti sabun, kosmetik, pakaian, dan lain-lain. Sementara mikro sekunder berasal dari penguraian sampah plastik di lautan luas.
Meski bentuknya yang relatif jauh lebih kecil, justri mikroplastik sekunder yang sulit diuraikan. Hal ini disebabkan oleh ukurannya yang hampir tidak kasat mata sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Kandungan mikroplastik pada tubuh manusia umumnya masuk melalui makanan hewan laut yang terdampak pencemaran limbah plastik. Termasuk penggunaan garam ketika hewan diawetkan.