Sejarah dan Cara Merayakan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia
Hidup di dunia dengan berbagai macam masyarakat merupakan tantangan sekaligus keunikan. Toleransi antar umat beragama di Indonesia tercermin dalam Pancasila khususnya sila ke-1. Selain itu, frasa ‘Bhinneka Tunggal Ika’ juga menegaskan bahwa perbedaan tetap mempersatukan masyarakat.
Salah satu hari peringatan atau tepatnya minggu peringatan terkait dengan toleransi antar umat beragama adalah Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia atau World Interfaith Harmony Week (WIHW). Peringatan ini berlangsung pada minggu pertama setiap bulan Februari.
Berkenaan dengan itu, menarik mengetahui sejarah Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia dan cara memperingatinya. Simak penjelasannya terkait hal tersebut sebagai berikut.
Sejarah Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia
Menurut worldinterfaithharmonyweek.com, Pada Sidang Umum PBB pada tanggal 23 September 2010, HM Raja Abdullah II dari Yordania pertama kali mengusulkan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia. Kurang dari sebulan kemudian, pada tanggal 20 Oktober 2010, PBB dengan suara bulat mengadopsi usulan tersebut, menetapkan bahwa minggu pertama bulan Februari akan menjadi Pekan Harmoni Antaragama Sedunia.
Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia berasal dari inisiatif The Common Word yang dimulai pada tahun 2007. Inisiatif ini mengajak para pemimpin Muslim dan Kristen untuk berdialog berdasarkan dua prinsip agama utama; Cinta kepada Tuhan, dan Cinta kepada Sesama, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip ajaran agama masing-masing. Prinsip-prinsip ini merupakan inti dari tiga agama Monoteistik, memberikan dasar teologis yang paling solid.
Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia memperluas prinsip-prinsip tersebut dengan menambahkan 'Cinta pada Kebaikan, dan Cinta pada Sesama'. Rumus ini mencakup semua individu yang memiliki niat baik, termasuk mereka yang beragama berbeda atau bahkan yang tidak beragama.
Tujuan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia adalah memberikan platform selama satu minggu setiap tahunnya di mana kelompok-kelompok antaragama dan kelompok lain dengan niat baik dapat menunjukkan kekuatan gerakan mereka kepada dunia. Ribuan acara yang diadakan oleh kelompok-kelompok ini seringkali terlewatkan oleh masyarakat luas dan bahkan oleh kelompok itu sendiri. Minggu ini dimaksudkan untuk memungkinkan kelompok-kelompok ini untuk lebih memahami satu sama lain, memperkuat gerakan mereka melalui kolaborasi, dan menghindari duplikasi usaha.
Harapannya adalah bahwa inisiatif ini akan menjadi fokus di mana individu dengan niat baik menyadari bahwa nilai-nilai bersama yang mereka anut lebih penting daripada perbedaan yang dimiliki, sehingga dapat memberikan kontribusi pada kedamaian dan harmoni yang kuat di komunitas mereka.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai resolusi PBB sebelumnya yang menyoroti pentingnya dialog antar agama, peningkatan pemahaman, kerukunan, dan kerjasama antar manusia. Inisiatif ini juga diilhami oleh berbagai inisiatif global, regional, dan subregional terkait dengan saling pemahaman dan kerukunan antaragama, seperti Forum Tripartit tentang Kerjasama Antar Agama untuk Perdamaian, dan inisiatif "A Common Word".
Cara Merayakan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia
Terdapat berbagai cara untuk merayakan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Sarapan Bersama Masyarakat yang Berbeda Agama
Masyarakat global merayakan sarapan bersama. Hal yang disiapkan yakni makanan, tempat duduk, pikiran terbuka, dan sikap bertoleransi. Tidak ada cara yang lebih baik untuk memulai hari libur dengan semangat positif daripada menikmati sarapan sehat.
2. Menyaksikan Film untuk Pemahaman
Mengundang orang untuk menonton film dapat memicu diskusi bermanfaat yang meningkatkan pemahaman tentang berbagai agama. Panduan dari Unity Production Foundation dapat membantu mendapatkan manfaat maksimal dari menonton film.
3. Bazar dan Pameran Keagamaan
Komunitas kreatif dapat berkumpul dalam Bazaar Dunia, di mana produk dan makanan dari seluruh dunia dapat dinikmati. Acara ini dapat diadakan selama malam kerja atau sebagai puncak pekan raya.
4. Deklarasi Komunitas Antaragama
Para pemimpin agama dapat berkumpul dan menerbitkan deklarasi mendukung keharmonisan antaragama. Meskipun memiliki keyakinan teologis yang berbeda, mereka bisa bersatu dalam prinsip-prinsip Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia.
5. Menghijaukan Tempat Suci
Komunitas agama dapat bersatu untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti pemanasan global. Berbagi sumber daya untuk menghijaukan tempat ibadah di komunitas lokal adalah langkah positif.
6. Kerjasama Masyarakat
Keimanan seharusnya mendorong orang untuk berbuat baik kepada sesama. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti membersihkan lingkungan, memberi makan tunawisma, kegiatan donor darah, pameran kesehatan, menanam kebun komunitas, memperbaiki taman bermain, merapikan pusat komunitas, dan melukis mural antaragama.
Demikian penjelasan mengenai sejarah Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia dan cara merayakannya. Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang mengakui peringatan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia setiap tahun pada minggu pertama Februari yang mempersatukan masyarakat global dengan agama yang berbeda-beda.