8 Macam-macam Tarian Daerah Indonesia yang Terkenal Berikut Asalnya
Adanya macam-macam tarian daerah Indonesia merupakan cerminan kekayaan budaya Indonesia. Setiap tarian daerah di Indonesia tidak hanya mempersembahkan gerakan yang memikat, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai lokal dan sejarah setempat.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki tarian tradisional yang unik dengan makna mendalam. Masing-masing tarian memancarkan pesona, dan keunikan tersendiri, Beberapa tarian ini banyak ditampilkan dalam suatu perayaan.
Macam-macam Tarian Daerah dan Asalnya
Melalui gerakan-gerakan yang anggun, dan irama menghentak, setiap tarian daerah mampu mencerminkan karakteristik masyarakat setempat. Berikut macam-macam tarian daerah, dan asalnya:
1. Tari Kecak (Bali)
Pada tahun 1930-an, Wayan Limbak yang merupakan seniman asal Bali, dan Walter Spies, pelukis asal Jerman bekerja sama dalam menciptakan tarian kecak. Tarian ini terinspirasi dari upacara adat yang diadakan oleh masyarakat Bali, lalu diadaptasi ke dalam cerita Ramayana, sebuah kisah dalam kepercayaan Hindu.
Tari kecak kemudian dijadikan pertunjukan seni untuk memikat para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Biasanya, tarian kecak dilakukan oleh sekelompok laki-laki yang berjumlah puluhan, tampil dengan tubuh telanjang dada, memakai kain kotak-kotak di bagian pinggang hingga atas dengkul.
2. Tari Saman (Nanggroe Aceh Darussalam)
Tari saman merupakan salah satu jenis tarian yang unik, dan terkenal di seluruh dunia. Tarian ini telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dan populer di kalangan masyarakat.
Menurut informasi yang diperoleh dari situs resmi Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan (Kemendikbud), tari saman berasal, dan berkembang di kalangan masyarakat Gayo, Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), dan Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu).
3. Tari Jaipong (Jawa Barat)
Tari jaipong merupakan tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat, pertama kali muncul di Bandung. Dalam evolusinya, tari jaipong merupakan perpaduan beberapa kesenian tradisional lainnya, seperti pencak silat, tari tayuban, dan tari ketuk tilu. Karena itulah, tari jaipong terlihat begitu dinamis, dan memiliki gerakan yang khas, serta enerjik.
Berdasarkan buku "Keanekaragaman Seni Tari Nusantara" karya Resi Septiana Dewi, tari jaipong adalah bagian dari aliran seni tari tradisional. Terinspirasi dari seorang seniman asal Bandung, yaitu Gugum Gumbira, pada sekitar tahun 1970-an.
4. Tari Reog Ponorogo (Jawa Timur)
Reog merupakan persembahan seni tradisional yang menggabungkan elemen-elemen tarian, musik, dan teater, biasanya dilakukan di arena terbuka untuk hiburan masyarakat. Penari utamanya mengenakan kostum kepala singa yang dihias dengan bulu merak indah. Selain itu, ada juga penari bertopeng, dan penari berkuda lumping yang ikut memeriahkan pertunjukan tersebut.
5. Tari Kipas Pakarena (Sulawesi Selatan)
Tari kipas pakarena merupakan salah satu warisan seni tari dari masa kejayaan Kerajaan Gowa. Pada masa lalu, kerajaan ini memimpin wilayah Sulawesi bagian selatan selama bertahun-tahun. Tarian kipas pakarena awalnya dipentaskan di dalam istana Kerajaan Gowa oleh putri-putri bangsawan.
Tari Kipas Pakarena digunakan sebagai elemen penting dalam upacara adat, pesta kerajaan, dan acara istana lainnya. Melalui tarian ini, nilai-nilai kebangsawanan, keagungan, dan keindahan tradisional Kerajaan Gowa tetap dijaga, dan dilestarikan.
6. Tari Piring (Sumatera Barat)
Tari piring, sebuah kesenian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat, telah menjadi salah satu simbol budaya Indonesia yang sering digunakan untuk mempromosikan, dan memajukan pariwisata di Indonesia. Dalam pertunjukan tari ini, para penari menampilkan atraksi yang memukau dengan menggunakan piring sebagai atributnya.
Tari piring berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat. Tarian ini tidak hanya memperlihatkan keindahan gerakan dan harmoni musik, tetapi juga mengandung makna yang dalam dari budaya Minangkabau. Setiap gerakan dalam Tari Piring menggambarkan kekuatan, keindahan, dan kepercayaan dari masyarakat Minangkabau.
7. Tari Pendet (Bali)
Tari pendet merupakan tarian sakral yang awalnya digunakan dalam upacara adat (bebali) piodalan di pura, atau tempat-tempat suci keluarga. Tari pendet menjadi bagian penting dari rangkaian upacara sebagai ungkapan rasa syukur, penghormatan, penyambutan kepada dewata yang turun ke bumi, dan bentuk pemujaan kepada dewa yang tinggal di pura selama berlangsungnya upacara.
8. Tari Serimpi (Jawa Tengah)
Tari Serimpi adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, dan Yogyakarta yang telah berkembang selama berabad-abad. Tarian ini terkenal dengan gerakan yang lembut, seolah-olah mencerminkan kelembutan karakter wanita Jawa.
Tari Serimpi digunakan sebagai sarana perlawanan terhadap penjajahan pada masa lalu. Selain itu, tarian ini memiliki nilai sakral karena hanya dipertunjukkan di lingkungan istana Keraton Mataram Islam. Dalam setiap gerakannya, Tari Serimpi memperlihatkan keanggunan dan kelembutan, serta kesan yang mengalir seperti aliran sungai yang tenang.
Macam-macam tarian daerah di atas memperkaya kebudayaan Indonesia. Setiap tarian mengandung makna, dan keunikan tersendiri, mencerminkan keberagaman budaya, serta tradisi masyarakat di setiap daerah Indonesia.