5 Baju Adat Sulawesi yang Mewah dan Elegan
Sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang terdiri atas enam provinsi. Di antaranya yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.
Masing-masing wilayah memiliki ragam tradisi dan keunikan sebagai nilai budaya. Hal tersebut juga merujuk sekaligus bukti bahwa Indonesia terdiri atas berbagai masyarakat dengan latar belakang budayanya masing-masing.
Di satu pulau saja, Sulawesi, memiliki belasan hingga puluhan pakaian adat yang dibedakan berdasarkan golongan masyarakatnya. Umumnya dipengaruhi oleh geografis wilayah. Sehingga berbeda antara daerah satu dan lainnya.
Pakaian adat pada masanya menjadi penanda, identitas, dan keunikan bagi tiap masyarakat tertentu. Meski hampir ditelan zaman, ternyata masih ada sebagian kelompok yang mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari.
Tak hanya itu, pakaian adat Sulawesi juga kerap dikenakan dalam peringatan atau hari penting tertentu. Misalnya pernikahan dan acara kedaerahan. Hal ini membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia tidak tergerus zaman dan modernisasi.
Terkait dengan itu, kami ingin membahas lebih lanjut tentang apa saja baju adat Sulawesi yang menjadi identitas sejumlah masyarakat setempat. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.
Ragam Baju Adat Sulawesi
1. Baju Bodo
Bodo merupakan baju adat Sulawesi Selatan, tepatnya suku Bugis yang bersemayam di Makassar dan sekitarnya. Baju ini dipakai untuk kaum wanita lantaran memiliki makna tertentu.
Sementara kata Bodo merujuk pada arti “pendek,” mengingat baju ini memiliki potongan lengan yang pendek. Jenis baju Bodo dibedakan berdasarkan warnanya. Sedangkan dari segi bentuk cenderung sama.
Baju Bodo hijau dikenakan putri dari kalangan bangsawan. Merah darah untuk gadis remaja. Merah tua untuk wanita yang sudah menikah. Warna ungu untuk janda. Hitam untuk wanita yang sudah berumur. Putih dipakaikan untuk inang pengasuh dan dukun. Sementara corak jingga untuk anak perempuan berusia 10-14 tahun.
Jika ditarik dari aspek sejarah, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh UIN Sunan Ampel Surabaya, disebutkan bahwa zaman dahulu baju Bodo digunakan tanpa penutup payudara. Namun perubahan desain terjadi ketika Islam datang ke Sulawesi.
2. Baju Labbu
Labbu merupakan baju adat Sulawesi Selatan yang digunakan oleh perempuan suku Toraja. Pakaian ini bisa dikenakan dengan warna yang menyesuaikan referensi masing-masing. Kemudian di bagian dada dan kepala dilengkapi oleh aksesoris berwarna keemasan.
Hampir serupa dengan baju Bodo, warna baju Labbu juga dipilih berdasarkan status dan usia. Perempuan yang muda umumnya mengenakan warna lebih muda. Sementara dewasa dan tua warna gelap.
Di balik warna dan hiasan yang elegan, baju Labbu memiliki makna mendalam. Diketahui bahwa pakaian adat ini merujuk sebagai lambang kekuatan dan keteguhan masyarakat perempuan suku Toraja.
Baju Labbu masih umum digunakan pada acara penting. Contohnya pernikahan, festival budaya, dan hari besar tertentu.
3. Baju Pattuqduq Towaine
Baju adat Sulawesi satu ini berasal dari suku Mandar. Ciri khasnya yaitu warna mencolok dengan aksesori keemasan pada wanita yang bisa menambah kesan elegan pada siapa pun yang mengenakannya.
Pada bagian lengan, pakaian wanita memiliki potongan yang lebar dan kemudian dilengkapi aksesoris di bagian tersebut. Sementara roknya bermotif kotak-kotak dengan corak kemerahan yang menyala.
Sedangkan pria mengenakan setelan jas dan khas Sulawesi. Dilengkapi dengan songkok bergaris emas serta potongan kain bermotif kotak-kotak kemerahan yang serupa dikenakan oleh wanita.
4. Baju Laku Tepu
Laku Tepu merupakan baju adat Sulawesi Utara, tepatnya suku Sangihe Talaud. Pakaian ini umum digunakan pada acara adat. Diketahui bahwa kata Laku berarti pakaian, sedangkan Tepu adalah agak sempit.
Laku Tepu untuk perempuan berupa baju kurung atau terusan panjang dengan warna mencolok dan kain bertekstur lembut. Umumnya dilengkapi dengan hiasan leher dan kepala. Sedangkan laki-laki mengenakan desain yang cenderung sama namun menggunakan ikat kepala atau paporong.
5. Baju Banian dan Salu
Baju adat ini berasal dari Sumatera Utara dan biasa digunakan oleh pengantin wanita. Sebagian juga ada yang menyebutnya sebagai pakaian adat Bolaang Mongondow. Diketahui bahwa di zaman dahulu, Bolaang Mongondow merupakan suatu kerajaan.
Pada zaman tersebut, masyarakat Bolaang Mongondow kerap mengenakan pakaian dari serat dan pelepah kemudian dibuat menjadi kain. Pakaian tersebut disebut Banian dan Salu.
Banian merupakan pakaian yang biasa digunakan untuk mempelai pria. Berbentuk baju kurung berbahan satin antalas. Sementara Salu berlengan panjang dengan warna mencolok. Masing-masing dilengkapi dengan aksesoris bercorak keemasan yang menonjolkan sisi elegan.
Itulah sejumlah baju adat Sulawesi dari sejumlah daerah di sana. Masing-masing memiliki makna tertentu yang mewakili keunikan masyarakat daerahnya.