7 Contoh Puisi tentang Alam yang Penuh Makna Mendalam
Puisi merupakan kata-kata yang ditulis secara dramatis, romantis, dan mendalam untuk menggambarkan suatu hal. Tak jarang juga puisi berisi ungkapan hati penulis.
Seiring berkembangnya zaman, penulisan puisi semakin bersifat bebas dan tidak berpatokan pada acuan tertentu. Sehingga memudahkan penulis dalam mengekspresikan gaya bahasa dan isi hatinya.
Salah satu tema yang banyak diminati yaitu puisi tentang alam. Pasalnya, bait-bait tersebut disusun sedemikian rupa untuk melukiskan betapa indahnya alam yang sudah diciptakan oleh Tuhan.
Berikut sederet contoh puisi tentang alam yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber:
Contoh Puisi tentang Alam
1. Kenangan Abadi Alam
Gunung terdiam dalam lamunan
Tawarkan kesunyian
Mengusir segala kepenatan
Semilir angin siap obati rasa rindu
Ketika kita pertama kali bertemu
Alam pegunungan menjadi saksi
Pengucapan dua janji suci
Yang kekal abadi sampai mati
Selalu ada kenangan dalam pegunungan
Kita melangkah bersama arungi kehidupan
Tanpa terasa sang waktu sudah memanggil
Memisahkan dua insan yang sedang kasmaran
Bukan tentang penyesalan hanya sebatas renungan
Takdir tak dapat dilawan atau disingkirkan
Perpisahan pasti terjadi tak usah larut menyesali
Alam pegunungan hadirkan lagi sebuah kenangan
Akan sebuah pertemuan dalam suatu ikatan
Sang kekasih abadi selalu tersimpan dalam hati
Kekal abadi bersama panorama alam kehidupan.
2. Suatu Hari di Pantai Bugel
Karya: Auriga Hendrawan
Pantaimu selalu terbayang indah dalam sanubari
Terbias debur kerinduan, hingga aku ingin datang kembali
Memandang pesonamu yang membiru, melukis agung di cakrawala harmoni
Nyanyian ombak yang merdu membuatku jatuh hati
Di setiap kali aku datang tercurah bahagia nurani
Hamparan pasir hitam lembut, tak kuasa menahan langkah kakiku pergi
Walau aku tak bisa menyelam di palung pantaimu, biarlah aku duduk saja menepi
Menikmati dahaga siang nan terik menyinari, dibuai angin selatan yang berhembus membelai
3. Aku adalah Lautan
Karya: Kind Shella
Mengeja kembali diriku
memaknai dari angin-angin laut yang bertabrakan memecah ombak
aku di kedalaman adalah laut tenang, tapi berdenyut, sesekali bergelombang.
Kapal karam dan pertanyaan, bersamanya aku berlayar
beberapa kali membawaku ke arah pantai, menapak di tanah
—ada ibu di sana.
Aku selalu terlena dengan lautan, ia penuh haru dan merintih setiap saat
hanya nelayan dan burung-burung kecil di udara yang mampu menangkap isyarat darinya
tapi, itulah laut—sekilas hanya sampai pada satu-dua langkah.
ia akan senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya.
4. Senjaku
Ketika proses mulai menjadi angka
Dan senja pergi meninggalkan mentari
Tak satupun terlihat terang
Begitu pula di kejauhan
Keheningan terbias dan menunggumu
Namun senja tak pernah mengingkari
kesepakatan pergi dan selalu kembali esok hari
Tak pernah lari
Selalu tiba sempurna waktu
Menunggu mentari dan pergi bersamannya
Tak kau sadari betapa indah hari itu
Betapa indah ombak berderu
Menyerbu bibir pantai
Seakan membawa rindu yang hanyut bersamamu
5. Mentari Pagi
Karena itu saat malam makin pekat
Tiba jua mentari di saat fajar
Gelap malam yang mengikat
Sekarang ganti mentari yang berpijar.
Matahari pagi ialah kehidupan
Buat mereka yang ingin berusaha
Menjejaki beberapa hari di muka
Tabah selalu sekuat karang.
Silahkan turun ke medan pertandingan
Untuk merampas sebuah piala
Perlu takut perlu resah
Ke Tuhan meminta kita.
6. Sang Bulan Mengusap Lukaku
Senyuman manis sang bulan menyapaku
Begitu indah mekarkan suasana hatiku
Sejenak ku terdiam termangu
Memandang indahnya yang tak pernah jemu
Sinarmu terpancar mengusir gelap
Menembus malam hadirkan terang
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari
Bulan.. Belailah jiwaku ini
Yang begitu tegang menjalani hari
Usaplah sesaknya asmara di dada ini
Keringkanlah luka menganga di hati ini
Bulan.. memandangmu membuatku mengerti
Bahwa keindahan tak harus selalu didekati
Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki
Namun hanya untuk sekedar dipandang dan dikagumi.
7. Pelangi Setelah Hujan
Karya: Muthiaratna25
Hujan menetes membasahi bumi
Dia datang tanpa pertanda
Membawa angin kencang mengiringi
Menerjang semua yang ada
Titik hujan membasahi dedaunan
Seperti menari-nari bersama hujan
Hembusan angin semakin kencang
Namun daun itu tetap bertahan
Langit yang semula cerah
Menjadi gelap tak terarah
Awan yang semula putih
Menjadi mendung tak berarti
Bicara tentang hujan
Kata mereka dia membawa kenangan
Tentang seseorang dalam ingatan
Selepas hujan
Awan mendung mulai bergeser
Berganti oleh awan cerah
Dan matahari mulai terlihat
Oh lihatlah
Ada benda warna-warni
Muncul di antara mereka
Benda apakah itu?
Aku ingin menggapainya
Namun apalah dayaku
Tanganku tak mampu mencapainya
Kemudian aku berteriak
Bertanya kepadanya
Benda apakah kau gerangan?
Tidak kutemukan jawaban di sana
Yang ada hanya hembusan angin
Yang meniup dedaunan
Membawanya terbang ke atas sana
Setelah lama ku menanti
Akhirnya aku menemukan jawaban
Temanku yang mengatakan
Benda itu diberi nama pelangi.
Demikian pembahasan mengenai contoh puisi tentang alam dalam berbagai tema. Ada pun tujuan penulisan puisi tersebut untuk menggambarkan dan mensyukuri betapa indahnya ciptaan Tuhan.
Sumber: Seuntapuisi, Pusat Pelajar dan lain-lain