Apa yang Terjadi Setelah Paus Fransiskus Meninggal? Ini Penjelasannya

Tifani
Oleh Tifani
22 April 2025, 13:24
Apa yang Terjadi Setelah Paus Fransiskus Meninggal
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nym.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) melambaikan tangan sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus melanjutkan perjalanan menuju Papua Nugini setelah mengunjungi Indonesia selama empat hari.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025). Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan atau pukul 14.35 WIB.

Sebelum meninggal dunia, Paus kelahiran 17 Desember 1936 tersebut sempat didiagnosis menderita pneumonia bilateral pada 18 Februari 2025 lalu. Ia bahkan sempat dilaporkan berada kondisi kritis saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit selama seminggu.

Beruntung, setelah itu, kondisi Paus Fransiskus membaik dan sempat beberapa kali muncul di hadapan publik. Bahkan, sehari sebelum meninggal, Paus Fransiskus sempat muncul di Saint Peter's Square pada Minggu (20/4/2024) waktu setempat saat Paskah.

Apa yang Terjadi Setelah Paus Fransiskus Meninggal?

Paus Fransiskus kunjungi Masjid Istiqlal
Paus Fransiskus kunjungi Masjid Istiqlal (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww)

Wafatnya Paus Fransiskus memicu masa berkabung besar di Vatikan dan seluruh umat Katolik dunia. Hal ini juga menandai dimulainya proses pemilihan Paus yang baru yang akan menggantikan Paus Fransiskus dengan proses yang telah berakar pada tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun.

Lalu, apa yang terjadi setelah Paus Fransiskus meninggal? Vatikan secara tradisional memiliki rangkaian prosedur pemakaman Paus Fransiskus yang dijalankan kepada para Paus yang meninggal dunia.

Awalnya, pejabat senior Vatikan bergelar Camerlengo (Kepala Rumahtangga Negara Vatikan) akan bertugas mengonfirmasi kematian sang Paus. Saat ini, posisi tersebut dipegang Kardinal Kevin Farrell kelahiran Irlandia.

Camerlengo akan mengunjungi jenazah Paus di kapel pribadinya dan memanggil nama sang Paus untuk membangunkannya. Saat ini, tindakan tersebut lebih bersifat seremonial sebab dokter akan memastikan kematian Paus secara medis.

Ketika Paus tidak menanggapi panggilan Camerlengo, cincin meterainya yang menjadi segel untuk dokumen resmi Kepausan dirusak atau dihancurkan. Apartemen Kepausan juga akan ditutup.

Tindakan ini menandakan berakhirnya masa pemerintahan sang Paus. Camerlengo kemudian memberi tahu Dewan Kardinal selaku badan pengurus pejabat gereja senior tentang kematian sang Paus.

Kabar tersebut lalu diumumkan ke seluruh dunia dalam pernyataan Vatikan kepada media. Camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, telah mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pada 07.35 pagi waktu Vatikan.

Masa Berkabung Setelah Paus Fransiskus Meninggal

Sesuai tradisi, Vatikan lalu akan mengadakan masa berkabung sembilan hari yang disebut "novendiales". Saat itu, jenazah Paus disemayamkan sehingga umat dapat memberikan penghormatan terakhir.

Jenazahnya akan diberkati secara khusus, dikenakan jubah kepausan, dan jenazah akan dipersiapkan untuk ditampilkan di Basilika Santo Petrus untuk dapat disaksikan publik. Biasanya, jenazah Paus dipajang di panggung tinggi bernama catafalque.

Namun, pemakaman Paus Fransiskus lebih sederhana. Jenazahnya akan dibaringkan di peti mati terbuka sederhana.

Umat Katolik akan diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir. Selama masa berkabung, misa akan digelar setiap hari di basilika.

Upacara Pemakaman Paus Fransiskus

Paus Fransiskus direncanakan akan dimakamkan antara hari keempat dan keenam setelah wafat di Lapangan Santo Petrus, sesuai ketentuan tradisi Gereja Katolik. Upacara tersebut dipimpin Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista.

Paus biasanya dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus di Vatikan. Hampir 100 Paus dimakamkan di sana, termasuk pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus XVI, yang mengundurkan diri pada 2013 dan meninggal pada 2022.

Namun, Paus Fransiskus dilaporkan telah memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Gereja tersebut diketahui sebagai gereja favorit yang paling sering dia kunjungi.

Hal ini akan menjadikannya Paus pertama dalam satu abad terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan. Para Paus terdahulu dimakamkan dalam tiga lapis peti mati yang terbuat dari cemara, seng, dan kayu elm.

Tetapi, Paus Fransiskus memerintahkan dia dimakamkan dalam satu peti mati dari kayu dan seng.

Proses Penggantian Paus

Setelah Paus tiada, berlangsung periode yang dikenal sebagai sede vacante atau "kursi yang kosong" dalam bahasa Latin. Selama masa sede vacante, Dewan Kardinal bertugas mengelola Gereja Katolik Roma dengan kewenangan terbatas.

Kardinal Camerlengo mengawasi urusan duniawi gereja. Semua kepala Kuria Roma lainnya berhenti bertugas.

Kemudian, Dewan Kardinal akan bersidang untuk mengadakan proses rahasia pemilihan Paus baru yang dikenal sebagai konklaf. Setiap pria Katolik Roma yang telah dibaptis memenuhi syarat untuk menjadi Paus.

Namun, Paus sepanjang sejarah selalu dipilih dari Dewan Kardinal. Para kandidat tidak berkampanye untuk jabatan tersebut.

Namun, para Kardinal yang memiliki peluang besar menjadi Paus dinyatakan sebagai papabile atau “dapat diangkat menjadi Paus". Para Kardinal diasingkan di Kapel Sistina, Vatikan untuk mencegah pengaruh eksternal.

Mereka mengambil sumpah kerahasiaan dan pelanggaran akan mengakibatkan hukuman gerejawi yang berat. Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang diizinkan memberikan suara secara rahasia.

Mereka tidak lebih dari 120 orang. Mereka lalu akan menjalani serangkaian proses pemungutan suara sampai satu kandidat mendapat suara mayoritas sebesar dua per tiga dari jumlah kardinal.

Surat suara dibakar di setiap sesi pemungutan suara dengan bahan kimia fumata nera yang menghasilkan asap hitam jika pemungutan suara tidak meyakinkan. Sementara itu, fumata bianca penghasil asap putih untuk menandakan terpilihnya Paus baru.

Setelah seorang kardinal memperoleh suara mayoritas untuk menerima jabatan Paus, dia akan memilih nama kepausannya. Kardinal diakon senior kemudian mengumumkan kepada publik dari balkon Basilika Santo Petrus.

Demikian ulasan lengkap mengenai serangkaian agenda yang terjadi setelah Paus Fransiskus meninggal.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan