Evakuasi Korban Pondok Pesantren Al Khoziny Runtuh Mulai Gunakan Alat Berat

Tifani
Oleh Tifani
3 Oktober 2025, 14:51
Evakuasi korban pondok pesantren Al Khoziny Runtuh mulai gunakan alat berat
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.
Pekerja menggunakan alat berat saat membongkar puing bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Pembongkaran bangunan tersebut untuk memudahkan akses tim evakuasi ke korban yang diduga masih banyak yang belum terselamatkan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Proses pencarian dan evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur mulai menggunakan alat berat pada Kamis (2/10). Proses evakuasi korban ambruknya salah satu gedung Pondok Pesantren Al Khoziny dengan bantuan alat berat dilakukan setelah tidak lagi ditemukan tanda-tanda adanya korban selamat di bawah reruntuhan bangunan beton empat lantai tersebut.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno telah menemui keluarga korban untuk memberikan penjelasan atas jalannya operasi tersebut sekaligus dukungan. Dalam dialog tersebut petugas menjelaskan bahwa tidak ditemukan lagi tanda-tanda adanya korban yang masih selamat di bawah reruntuhan bangunan, meskipun fase golden time atau 72 jam belum terlewati.

Pihak keluarga pun menyetujui proses evakuasi korban Pondok Pesantren Al Khoziny menggunakan alat berat. Mereka bahkan telah menandatangani dokumen resmi terkait proses ini, sebagai bukti persetujuan dan pemahaman mengenai risiko yang ada.

Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo bertambah. Tercatat tujuh orang meninggal dari total 110 korban yang berhasil dievakuasi, sementara 103 korban lainnya selamat hingga Jumat pagi (3/10).

Penambahan korban meninggal terjadi setelah dua jenazah ditemukan dalam reruntuhan pada Jumat (3/10) pagi. Jenazah itu berhasil dievakuasi usai petugas mengerahkan alat berat, termasuk crane untuk mengangkat puing bangunan dengan hati-hati.

Meski sudah berhasil dievakuasi, identitas kedua jenazah itu belum dapat dipastikan. Mereka langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim.

Penyebab Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Runtuh

Pembongkaran mushalla ambruk di Ponpes Al Khoziny
Pembongkaran mushalla ambruk di Ponpes Al Khoziny (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.)
 

Selain upaya penyelamatan yang masih berlangsung, muncul sederet fakta mengenai penyebab bangunan Ponpes Al Khoziny runtuh. Bupati Sidoarjo Subandi menyoroti pembangunan Ponpes Al Khoziny yang diduga tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB),

Hal tersebut terbukti dari tidak adanya dokumen resmi yang dapat ditunjukkan oleh pengelola ponpes. Selain itu, beberapa pihak menyebut bangunan ponpes sejak awal direncanakan hanya satu lantai, namun karena penambahan jumlah santri kemudian dipaksakan hingga tiga lantai tanpa perencanaan teknis yang matang.

Penambahan lantai tanpa perhitungan membuat beban bangunan meningkat drastis, dari yang seharusnya hanya menanggung 100% menjadi berlipat hingga 300%, sehingga konstruksi tidak mampu lagi menahan tekanan. Selain itu, kegiatan belajar mengajar di ponpes tetap berlangsung meskipun pengecoran lantai tiga tengah dilakukan, kondisi ini membuat risiko semakin besar ketika bangunan dalam keadaan tidak stabil.

Dua pihak disebut bertanggung jawab atas musibah ini, yaitu kontraktor yang dianggap tidak memiliki pengalaman maupun kemampuan teknis, serta pengurus ponpes yang memaksa pembangunan tanpa perhitungan risiko.

Kronologi Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Runtuh

Jumlah korban mushalla ambruk di Ponpes Al Khoziny
Jumlah korban mushalla ambruk di Ponpes Al Khoziny (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc.)
 

Runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Senin sore, 29 September 2025. Ketika itu para santri tengah melaksanakan salat ashar berjamaah di lantai dua yang difungsikan sebagai musala.

Bangunan yang ambruk itu memang masih dalam tahap renovasi. Proses renovasi asrama santri putra ini telah berlangsung selama hampir sembilan bulan.

Bangunan ini direncanakan memiliki tiga lantai dengan atap berupa cor semen bukan genteng. Sekitar pukul 3 sore, atap yang baru dicor tersebut tiba-tiba ambruk dan menimpa ratusan santri yang tengah salat di lantai dua.

Mereka yang berada di dalam musala pun terjebak di balik reruntuhan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan