Kapan Perang Israel dan Hamas Berakhir? Israel, Hamas dan AS Negosiasi di Mesir 

Anggi Mardiana
6 Oktober 2025, 17:45
Perang Israel dan Hamas
ANTARA
Perang Israel dan Hamas
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Akhiri perang Israel dan Hamas, perwakilan Israel, Hamas dan Amerika berkumpul di Mesir pada Senin (6/10/2025) untuk membahas upaya perdamaian di Gaza. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendorong para negosiator agar segera mencapai kesepakatan guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun di wilayah Palestina.

Baik Hamas maupun Israel menyambut baik inisiatif Trump yang mencakup konservasi pertempuran serta pertukaran tawanan, di mana warga Palestina di penjara Israel akan dibebaskan. Negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya, dijadwalkan bertemu lebih dulu dengan mediator dari Mesir dan Qatar di Kairo sebelum melanjutkan pembicaraan di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir.

“Pembicaraan bertujuan untuk menetapkan tanggal dimulainya gencatan senjata sementara,” ujar seorang pejabat yang terlibat dalam proses negosiasi seperti dikutip AFP.

“Selain itu, perundingan juga diharapkan dapat membuka jalan bagi tahap awal rencana perdamaian, yang mencakup pengecualian 47 sandera di Gaza dengan ketidakseimbangan ratusan tahanan Palestina,” lanjutnya.

Perang Israel dan Hamas: Israel, Hamas dan AS Mulai Bernegosiasi di Mesir 

Sejarah Perang Israel dan PalestinaPerang Israel dan Hamas (Unsplash)

Melalui platform Truth Social, Donald Trump menyampaikan apresiasinya atas “diskusi positif dengan Hamas” serta dukungan dari sekutu di berbagai belahan dunia, termasuk negara-negara Arab dan Muslim. Ia juga mengutus menantunya, Jared Kushner, bersama negosiator Timur Tengah Steve Witkoff, untuk mewakilinya di Mesir.

“Saya mendapat laporan bahwa tahap pertama harus diselesaikan minggu ini, dan saya meminta semua pihak untuk bergerak cepat” tulis Trump.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Minggu meminta Israel menghentikan serangan udara di Gaza menjelang perundingan di Mesir. Ia menekankan bahwa pengampunan sandera tidak mungkin dilakukan di tengah situasi perang yang masih berlangsung.

Para menteri luar negeri dari sejumlah negara, termasuk Mesir, menilai pertemuan ini sebagai peluang nyata untuk mewujudkan gencatan senjata yang berkelanjutan. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan harapan bahwa para sandera dapat segera dibebaskan dalam beberapa hari mendatang.

Berdasarkan rencana Trump, sebagai ketidakseimbangan atas jaminan sandera, Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 250 tahanan Palestina dengan hukuman seumur hidup, serta lebih dari 1.700 tahanan dari Jalur Gaza yang ditangkap selama perang. Namun, Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir memperingatkan pada Minggu bahwa jika negosiasi tidak mencapai kesepakatan, militer akan “kembali melanjutkan operasi” di Gaza.

Israel Masih Terus Serang Gaza

Perang Israel dan Hamas, Israel masih melanjutkan serangannya. Rekaman dari AFPTV menampilkan asap tebal membumbung di langit wilayah pesisir Gaza pada Minggu. Badan Pertahanan Sipil Gaza, lembaga penyelamat di bawah otoritas Hamas, melaporkan bahwa sedikitnya 20 orang tewas akibat serangan Israel di berbagai lokasi pada hari yang sama, dengan 13 korban berasal dari Kota Gaza.

Serangan udara juga kembali terjadi di Khan Yunis dan sejumlah area di Kota Gaza pada Minggu malam hingga Senin pagi. Sementara itu, penembakan dan serangan dari pesawat tanpa awak terus menghancurkan wilayah timur Kota Gaza.

Sejak tadi malam, intensitas serangan udara menurun cukup drastis. Tank dan kendaraan militer terlihat sedikit mundur, ujar Muin Abu Rajab (40), warga Al-Rimal, Kota Gaza.

Hamas menegaskan keinginannya untuk tetap berpartisipasi dalam menentukan masa depan Gaza. Namun, dalam peta jalan perdamaian versi Trump, kelompok tersebut dan faksi-faksi lainnya tidak ikut serta dalam pemerintahan Gaza mendatang.

Hamas menegaskan bahwa mereka harus dilibatkan dalam menentukan masa depan Gaza. Namun, dalam peta jalan perdamaian yang digagas Donald Trump, kelompok bersama faksi-faksi lain tidak diberi peran dalam pemerintahan Gaza.

Rencana Amerika Serikat yang mendapat dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencakup penyelesaian konflik dan penyelesaian sandera dalam waktu 72 jam. Rencana itu juga mencantumkan pelucutan senjata Hamas. 

Berdasarkan usulan tersebut, pemerintahan Gaza pasca perang akan dijalankan oleh badan teknokratis di bawah pengawasan otoritas transisi yang dipimpin langsung oleh Trump.

“Kami berharap Trump dapat menekan Netanyahu agar menghentikan perang,” ujar Ahmad Barbakh, warga Al-Mawasi. “Kami ingin perjanjian pertukaran perdamaian segera diselesaikan agar Israel tidak mempunyai alasan untuk melanjutkan pertempuran.”

Hingga saat ini, konflik Israel-Gaza telah menyisakan sekitar 46.000 orang. Sebelumnya, armada The Global Sumud Flotilla, kelompok aktivis internasional yang berlayar dengan 45 kapal untuk menyalurkan bantuan ke Gaza dicegat dan ditangkap oleh pasukan Israel.

Untuk menghentikan perang Israel dan Hamas, Israel, Hamas dan Amerika Serikat mulai negosiasi di Mesir dengan tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza. Pertemuan ini merupakan upaya untuk mencapai gencatan senjata, pembebasan sandera, dan pertukaran tahanan, sekaligus membahas langkah-langkah untuk memulihkan stabilitas di wilayah tersebut. 

Meski masih terdapat perbedaan pandangan terkait peran Hamas dalam pemerintahan Gaza pasca konflik, negosiasi ini dianggap sebagai langkah penting bagi tercapainya perdamaian yang lebih luas di kawasan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan