Profil Sanae Takaichi: Wanita Pertama dalam Sejarah PM Jepang

Bahrul Ilmi
21 Oktober 2025, 18:03
Profil Sanae takaichi wanita pertama sebagai PM Jepang
Indonesia Menyapa
Profil Sanae takaichi
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sanae Takaichi resmi ditetapkan sebagai Perdana Menteri Jepang yang baru pada Selasa, 21 Oktober 2025. Penetapan tersebut sekaligus mengungkap sosok Sanae Takaichi yang merupakan wanita pertama dalam sejarah pemerintahan Jepang.

Dilantiknya Takaichi sebagai PM Jepang yang baru juga menandakan berakhirnya kepemimpinan Shigeru Ishiba, sekaligus pemimpin partai berkuasa, Partai Liberal Demokrat (LDP), yang resign pada September 2025 lalu.

Ssosoknya yang disebut-sebut sebagai ‘iron lady’ dan ‘Hawkish China’, membuat banyak orang penasaran seperti apa perjalanan Sanae Takaichi dalam dunia politik.

Profil Sanae Takaichi

Wanita berusia 64 tahun itu diketahui lahir pada 7 Maret 1961 di Kota Yamatokoriyama, Prefektur Nara, wilayah barat Pulau Honshu, Jepang. Sebelum terjun ke dunia politik, dirinya sempat menempuh pendidikan di Takaichi menempuh pendidikan di Universitas Kobe.

Ia juga pernah menjalani beberapa pekerjaan, seperti penulis, asisten legislatif, dan penyiar.

Ketika muda, dirinya merupakan seorang penggemar musik. Perempuan yang sempat menjadi pemain drum band heavy metal itu, bahkan tak punya akses karpet merah untuk duduk di kursi PM Jepang seperti sekarang.

Selain pernah menjadi pemain drum yang dikenal sering membawa banyak stik, Takaichi juga senang menyelam dan menyetir mobil. Ia bahkan memiliki beberapa mobil sebagai koleksi.

Ketika memutuskan ingin kuliah, keinginannya itu sempat ditentang oleh kedua orangtuanya. Walau begitu, ia tak berputus asa. Takaichi muda kemudian berusaha sendiri untuk membiayai pendidikannya.

Hingga kemudian pada 1980-an, di tengah ketegangan perdagangan antara AS dan Jepang, ketertarikannya dengan dunia politik muncul. Dia ingin mengetahui bagaimana Amerika memandang Jepang,

Untuk menjawab rasa penasarannya, Takaichi bekerja di kantor anggota Kongres dari Partai Demokrat AS, Patricia Schroeder, yang dikenal kritis terhadap Jepang.

Karir Politik Sanae Takaichi

Perjalanan Sanae Takaichi di dunia politik bermula ketika dirinya mencalonkan diri sebagai anggota parlemen independen pada 1992. Namun saat itu dia kalah. Setahun kemudian ia kembali maju dan menang. Setelah itu, dirinya bergabung dengan LDP pada 1996.

Sejak saat itu, karir Takaichi di dunia politik langsung melesat. Ia terpilih menjadi anggota parlemen sebanyak 10 kali dan hanya sekali kalah, bahkan berhasil membangun reputasi sebagai salah satu suara konservatif paling vokal di partai tersebut.

Selain itu, Takaichi merupakan mantan menteri dalam negeri Jepang. Ia juga sekutu dekat sekaligus anak didik eks Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Berkat hal tersebut, Takaichi dipercaya memegang sejumlah jabatan menteri di bawah pemerintahan Abe.

Beberapa jabatan yang pernah dimilikinya pada masa pemerintahan pertama Abe, yaitu Menteri Negara untuk Urusan Okinawa dan Wilayah Utara, Menteri Negara untuk Kebijakan Sains dan Teknologi, Menteri Negara untuk Inovasi, Menteri Negara untuk Kesetaraan Gender, hingga Menteri Negara untuk Keamanan Pangan.

Tak sampai di situ, pada periode kedua pemerintahan Abe, Takaichi ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi. Posisi itu didudukinya sejak 2014 hingga 2017. Posisi yang sama juga diemban Takaichi pada 2019-2020 atau di masa jabatan terakhir Abe.

Penggemar Margaret Thatcher

Berhasil menjadi wanita pertama yang menduduki posisi PM Jepang, Sanae Takaichi ternyata juga memiliki sosok inspirasinya di dunia politik, sosok tersebut adalah Margaret Thatcher, mantan perdana menteri perempuan pertama Inggris.

Ia bahkan berulang kali mengatakan Thatcher adalah sumber inspirasinya karena memiliki karakter dan keyakinannya yang kuat, serta kehangatannya sebagai seorang perempuan. Sikap tersebut bahkan terbawa pada dirinya yang kerap menunjukkan sikap blak-blakan dan tegas dalam berpolitik.

Karena hal tersebut, Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai ‘Iron Lady dari Jepang’. Iron Lady merupakan julukan dari Margaret Thatcher.

Apa yang dilakukan Sanae Takaichi mungkin bisa menjadi inspirasi banyak orang, terutama para wanita yang ingin mengutamakan karir dan pendidikannya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan