Harga Saham Superbank Terbaru dan Sejumlah Fakta Menariknya
Berapa harga saham Superbank? IPO Superbank menjadi peluang yang patut dipertimbangkan oleh para investor, khususnya bagi mereka yang optimis terhadap perkembangan bank digital. Superbank yang sebelumnya bernama Bank Fama International telah melakukan transformasi besar dengan dukungan pemegang saham kuat seperti Emtek Group, Grab, Singtel, dan KakaoBank.
Integrasi langsung dengan ekosistem digital seperti Grab dan OVO membuat jutaan pengguna dapat membuka rekening tanpa perlu mengunduh aplikasi baru. Rentang harga yang cukup lebar membuat valuasi saham bisa terlihat murah atau mahal, tergantung harga final yang ditetapkan selama periode bookbuilding.
Harga Saham Superbank
Harga saham Superbank untuk penawaran perdana berada di kisaran Rp525 hingga Rp695 per lembar. Apabila menggunakan batas atas harga tersebut, dana yang bisa dihimpun Superbank dapat mencapai sekitar Rp3,06 triliun. Rentang harga ini menjadi acuan bagi calon investor dalam mengajukan pesanan selama periode penawaran umum.
Penawaran umum perdana (IPO) saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank, yang dimiliki oleh Grup Emtek, Grab, dan Singtel, menjadi salah satu aksi korporasi yang paling dinantikan menjelang akhir tahun. IPO ini dianggap sebagai momen penting bagi industri bank digital di Indonesia, seiring meningkatnya minat investor terhadap layanan keuangan berbasis teknologi.
Sekitar 70% dari dana IPO akan digunakan untuk memperluas penyaluran kredit, menegaskan fokus perusahaan pada percepatan pertumbuhan. Dengan total penawaran sekitar 4,4 miliar saham atau setara 13% kepemilikan pasca IPO, valuasi Superbank diproyeksikan berada di kisaran Rp17,8–23,5 triliun.
Pendiri Republik Investor, Hendra Wardana, menilai harga IPO Superbank relatif premium jika dilihat dari pendekatan valuasi konvensional. Dengan laba bersih kuartal III-2025 sebesar Rp60,12 miliar, rasio PER IPO berada di kisaran 296–392 kali. Bahkan jika laba tersebut diannualisasi menjadi sekitar Rp240 miliar, PER masih di level 74–98 kali, jauh di atas bank konvensional maupun beberapa bank digital yang sudah tercatat di bursa.
Jadwal IPO Superbank
Agar Anda dapat mengikuti seluruh proses dengan baik, berikut jadwal lengkap pelaksanaan IPO Superbank (SUPA):
| Kegiatan | Perkiraan Tanggal |
| Masa Penawaran Awal (Pembuatan Buku) | 25 November – 1 Desember 2025 |
| Tanggal Efektif | 8 Desember 2025 |
| Masa Penawaran Umum | 10 – 15 Desember 2025 |
| Tanggal Penjatahan | 15 Desember 2025 |
| Distribusi Saham Secara Elektronik | 16 Desember 2025 |
| Pencatatan Saham di BEI | 17 Desember 2025 |
Fakta IPO Superbank (SUPA)
Sebelum memutuskan berinvestasi, melakukan riset merupakan pilihan yang tepat. Berikut fakta seputar IPO Superbank (SUPA):
1. Penggunaan Dana IPO
Manajemen Superbank telah menetapkan alokasinya sebagai berikut:
• Sekitar 70% dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja, terutama untuk memperluas penyaluran pembiayaan.
• Sementara 30% dialokasikan untuk modal belanja yang akan direalisasikan secara bertahap mulai tahun 2026 hingga lima tahun ke depan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan produk, peningkatan teknologi informasi, peningkatan infrastruktur, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), analitik data, serta penguatan sistem keamanan siber.
2. Performa Keuangan Hingga Q3 2025
Superbank mencatat kinerja keuangan yang sangat solid dengan pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2025. Hingga Kuartal III 2025, bank ini berhasil meraih sejumlah hasil:
• Laba Bersih
Superbank menghasilkan laba bersih Rp60,12 miliar, membalikkan kerugian Rp285,73 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebuah peningkatan yang sangat mencolok.
• Pendapatan Bunga Bersih
Naik 176% secara tahunan menjadi Rp1,1 triliun.
• Penyaluran Kredit
Bertumbuh 84% hingga mencapai Rp9,04 triliun, menandakan ekspansi yang agresif.
• Dana Pihak Ketiga (DPK)
Melesat 203% menjadi Rp9,8 triliun, mencerminkan meningkatnya kepercayaan nasabah.
Selain pertumbuhan tersebut, kualitas kesehatan bank pun semakin membaik. Rasio efisiensi (CIR) turun tajam dari 149,65% menjadi 70,14%. Net Interest Margin (NIM) tetap kuat di angka 10,64%, sementara rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada pada level aman yaitu 2,83%.
3. Strategi Bisnis Perusahaan
Strategi bisnis Superbank dibangun di atas sejumlah keunggulan kompetitif yang khas:
• Optimalisasi Ekosistem Digital
Superbank memaksimalkan peluang dengan satelit layanannya ke dalam ekosistem digital besar seperti Grab dan OVO, sehingga dapat menjangkau jutaan calon nasabah secara lebih efektif.
• Prioritas pada Teknologi dan AI
Bank ini mengimplementasikan teknologi mutakhir, termasuk siklus kredit berbasis kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan big data untuk menilai kelayakan pembelajaran serta pengendalian risiko.
• Efisiensi Operasional
Superbank berupaya membangun organisasi yang lincah dan efisien dengan biaya pengelolaan yang lebih terukur melalui budaya berbasis teknologi.
• Dukungan Pemegang Saham Utama
Kolaborasi dengan Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank memperkuat akses terhadap teknologi, jaringan pasar, serta keahlian operasional yang kuat.
Rentang harga saham Superbank yang ditetapkan dalam IPO mencerminkan potensi pertumbuhan dan daya tarik bank digital bagi para investor. Dengan kinerja keuangan yang kuat, strategi bisnis berbasis teknologi, serta dukungan pemegang saham, Superbank menawarkan peluang investasi yang menjanjikan. Meski demikian, calon investor tetap disarankan untuk menilai risiko dan melakukan analisis mendalam sebelum memutuskan membeli saham.

