Fakta Terkait Gedung Terra Drone Kebakaran: 22 Orang Meninggal Dunia

Anggi Mardiana
10 Desember 2025, 16:30
Fakta Terkait Gedung Terra Drone Kebakaran
Metro TV/Christian
Fakta Terkait Gedung Terra Drone Kebakaran
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kebakaran terjadi di Gedung Terra Drone yang berada di kawasan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12) siang. Peristiwa tragis ini menyebabkan 22 orang meninggal dunia, terdiri atas tujuh pria dan 15 wanita, jenazah seluruhnya segera dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

Polres Metro Jakarta Pusat langsung menangani kasus ini untuk mencari tahu pemicu kebakaran di gedung bertingkat tersebut. Pemeriksaan lokasi kejadian juga dilakukan sebagai bagian dari langkah penyelidikan.

Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone, Diduga Dipicu Baterai Drone Meledak

Polisi mengungkapkan bahwa kebakaran di Gedung Terra Drone diduga berasal dari baterai drone yang menyala lalu terbakar. Meski demikian, dugaan tersebut masih perlu ditelusuri lebih jauh.

“Berdasarkan keterangan sementara, kebakaran dipicu oleh baterai drone yang terbakar. Tetapi penyebab pasti mengapa baterai tersebut menyala masih disimpan oleh tim laboratorium forensik,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/12).

Susatyo menambahkan bahwa penyidik juga akan menelusuri kemungkinan adanya ketidakpastian dalam peristiwa yang merenggut 22 nyawa tersebut. Selain itu, polisi akan memeriksa berbagai saksi untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap, termasuk pemilik usaha maupun pemilik gedung.

"Kami juga akan meminta keterangan dari seluruh saksi, termasuk pemilik bangunan. Karena itu, kami mohon waktu agar bisa menyampaikan perkembangan terbaru kepada rekan-rekan media," tuturnya.

Fakta Terkait Gedung Terra Drone Kebakaran

Gedung Terra Drone Kebakaran
Gedung Terra Drone Kebakaran (AFP/SYNATRIA RESPATI)

Fakta terkait kebakaran Gedung Terra Drone mencuri perhatian publik setelah kejadian tragis tersebut menyebabkan puluhan orang dan memicu penyelidikan mendalam dari pihak berwajib. Berikut sejumlah faktanya:

1. Korban Selamat Evakuasi Lewat Rooftop

Susatyo menambahkan bahwa para korban selamat berhasil dievakuasi melalui area rooftop bangunan. Ia menduga para korban yang meninggal sudah dalam kondisi lemah sehingga tidak mampu mencapai rooftop untuk menyelamatkan diri.

Menurutnya, banyak korban ditemukan di lantai tiga hingga lantai lima. Mereka meninggal karena kehabisan napas setelah terlalu banyak terpapar asap.

"Sebagian besar korban selamat berhasil dievakuasi lewat atap bangunan. Mereka naik ke rooftop lalu melintasi gedung di sebelahnya. Itulah yang membuat mereka bisa menyelamatkan diri," jelasnya.

2. Sempat Dipadamkan Pakai APAR

Susutyo menjelaskan bahwa kebakaran yang dipicu oleh baterai drone bermula dari lantai 1 gedung. Upaya pemadaman menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) sempat dilakukan, namun tidak berhasil mengendalikan api.

Akibatnya, asap dari kebakaran tersebut menyebar ke lantai-lantai lainnya. Diduga, penyebaran asap inilah yang membuat banyak korban kehilangan nyawa karena sesak nafas.

“Menurut keterangan para saksi, titik awal kebakaran berada di lantai satu. Api tetap tidak dapat dipadamkan meskipun sudah dicoba dengan beberapa APAR,” ujar Susatyo.

3. Ada Suara Ledakan Sebelum Api Muncul

Di sisi lain, Rian petugas keamanan yang menjadi saksi mata mengatakan bahwa ia sempat mendengar suara ledakan keras tepat sebelum kebakaran terjadi. Tidak lama setelah suara tersebut terdengar, api mulai membesar. Menurutnya, kobaran api awalnya kecil, namun dengan cepat menyambar berbagai barang di sekitarnya.

“Ledakannya keras,” ujar Rian di lokasi kejadian.

Ia menduga titik awal kebakaran berada di lantai 1 sebelum api menyebar melalui tumpukan benda di sekitar area tersebut.

“Yang terbakar itu kardus-kardus, jadi apinya cepat membesar dan asapnya sangat banyak,” kata Rian.

4. Baru 3 Jenazah Korban yang Teridentifikasi

Sementara itu, RS Polri Kramat Jati telah mengidentifikasi tiga dari 22 korban meninggal dalam insiden kebakaran gedung Terra Drone. Karumkit RS Polri, Brigjen Prima Heru, menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan sidik jari, rekam medis, rekam gigi, serta barang-barang pribadi milik para korban.

“Pada malam ini kami telah mengadakan sidang rekonsiliasi untuk menetapkan identitas korban, dan memutuskan bahwa tiga jenazah telah berhasil teridentifikasi,” ujarnya kepada media pada Selasa malam.

Korban ketiga yang telah teridentifikasi yaitu Rufaidha Lathiifunnisa (22), Novia Nurwana (28), dan Yoga Valdier Yaseer (28). Prima menambahkan bahwa pihaknya tidak melakukan otopsi, melainkan hanya pemeriksaan bagian luar tubuh. Dari hasil pemeriksaan tersebut, para korban diduga meninggal akibat paparan gas karbondioksida yang muncul dari kebakaran di lantai 1 gedung.

5. Hanya Ada Satu Pintu untuk Keluar Masuk Gedung

Tim Puslabfor Bareskrim Polri turut memaparkan temuan awal setelah melakukan olah TKP. Dari hasil sementara, diketahui gedung tersebut hanya memiliki satu pintu sebagai akses masuk dan keluar.

“Kalau teman-teman perhatikan sejak siang tadi, memang aksesnya cuma satu,” ujar Kabid Fiskomfor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Romylus Tamtelahitu.

Romylus juga menyampaikan bahwa tim akan menyelidiki lebih jauh terkait kondisi tangga gedung yang diduga berukuran sempit. Hal ini disebut-sebut menjadi salah satu faktor yang menyulitkan upaya penyelamatan korban.

Kebakaran di Gedung Terra Drone menjadi peristiwa tragis yang menyoroti pentingnya standar keselamatan bangunan dan penanganan risiko kebakaran. Penyebab awal mengarah pada baterai drone yang terbakar sebagai pemicu kobaran api, sementara keterbatasan akses bantuan serta cepatnya penyebaran asap diduga berkontribusi pada banyaknya korban jiwa.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan