Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada di level "sedang" dengan sedikit kenaikkan dari 2020 ke 2021. Aspek Digital Culture sudah semakin baik, namun aspek Digital Safety masih menjadi tantangan.
Pengukuran Indeks Literasi Indonesia 2021 dilakukan di 34 provinsi dan mencakup 514 Kab/Kota. Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Katadata Insight Center menggunakan Kerangka Indeks Literasi Digital 2021-2024 dalam pengukuran indeks kali ini.
Indeks ini diharapkan terus memicu upaya peningkatan literasi serta membantu indentifikasi fokus dalam pengembangan digital di Indonesia.
Indeks Literasi Digital Tahun 2021 adalah sebesar 3,49 (skala 5). Indeks nasional dan indeks keempat pilar seluruhnya berada di level sedang.
Indeks Literasi Digital tertinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta, sementara Maluku Utara terendah.
Laki-laki lebih banyak yang memiliki indeks literasi digital di atas rata-rata nasional.
Semakin muda usia, semakin banyak yang memiliki indeks literasi digital di atas rata-rata nasional.
Semakin tinggi tingkat Status Sosial Ekonomi, semakin banyak yang memiliki indeks literasi digital di atas rata-rata nasional.
Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak yang memiliki indeks literasi digital di atas rata-rata nasional.
Masyarakat di wilayah urban, sedikit lebih banyak yang memiliki indeks literasi digital di atas rata-rata nasional.
Meskipun nilai indeks literasi digital masih berada di level sedang, namun nyatanya menurut data Hootsuite tahun 2021 bahwa 73,7% dari populasi di Indonesia telah menggunakan internet. Tentu ini menjadi potensi besar namun juga dapat menjadi bahaya yang mengancam jika penggunanya tidak memiliki kompetensi digital yang baik.
Umumnya responden menggunakan internet untuk kebutuhan komunikasi, menggunakan media sosial serta pencarian informasi.
Whatsapp digunakan oleh hampir seluruh responden. Sementara TikTok merupakan aplikasi yang populer dalam setahun terakhir. Pada survei tahun 2020 pengguna TikTok masih di angka 16,7% dan pada tahun 2021 hampir mencapai 30%.
Dalam mencari informasi, media sosial paling banyak digunakan, namun televisi paling dipercaya.
Selain banyak digunakan, Whatsapp dan Facebook juga paling banyak digunakan untuk menyebarkan/meneruskan informasi.
Informasi dan berita bohong cukup banyak beredar dan berpotensi menimbulkan keresahan serta dapat merugikan masyarakat.
Masyarakat menilai hoaks adalah permasalahan serius, namun mereka merasa ragu untuk dapat mengenali apakah sebuah informasi/berita itu mengandung unsur hoaks.
Berita politik dipersepsikan kerap mengandung unsur hoaks. Lalu sejak pandemi melanda, hoaks pada isu kesehatan juga dinilai meningkat.
Internet menjadi rujukan utama untuk klarifikasi informasi yang diterima. Sehingga kompetensi digital menjadi sangat penting agar masyarakat tidak mudah termakan isu hoaks.
Survei Status Literasi Digital Indonesia 2021
Metode Survei: Wawancara Tatap Muka, Multistage Random Sampling
Periode Survei: 4 - 19 Oktober 2021
Jumlah Responden: 10.000 responden Warga Negara Indonesia yang mengakses internet berusia 13-70 tahun
Wilayah: 34 Provinsi, 514 Kabupaten/Kota