BI Agresif Naikkan Suku Bunga, Saham Bank Kian Menarik

Lona Olavia
22 Desember 2022, 18:25
BI Agresif Naikkan Suku Bunga, Saham Bank Kian Menarik
PEXEL

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen jadi sentimen positif bagi emiten perbankan.

 Tercatat dalam RDG yang berlangsung 21-22 Desember ini, selain suku bunga acuan, BI juga mengerek suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

Kenaikan ini disambut positif investor yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif. IHSG hari ini, Kamis (22/12) ditutup berbalik naik 3,77 poin atau 0,06 persen menjadi 6.824,43 setelah sepanjang hari bergerak di zona merah.

Indeks bergerak dalam rentang 6.800,62-6.844,12 dengan nilai transaksi Rp 6,62 triliun. Penguatan indeks didukung salah satunya oleh sektor keuangan yang naik 0,64 persen.

Analis PT Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, kenaikan suku bunga BI ini menjadi katalis positif terhadap saham di sektor perbankan. Sebab akan membuat banyak investor kembali melirik instrumen pasar uang yang imbal hasilnya akan meningkat dan lebih kecil resikonya.

 Hal ini, tambahnya akan membuat nantinya perbankan dapat menyalurkan kredit lebih banyak ke kreditur.

 "Selain itu kenaikan suku bunga ini juga membuat margin keuntungan perbankan akan naik,” katanya, Kamis (22/12).

Secara teknikal, menurutnya ada peluang untuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dalam jangka pendek menuju ke level 9.000 dan 10.400 per lembarnya. 

Adapun, pada penutupan perdagangan hari ini, saham BBCA ditutup turun 100 poin atau 1,15 persen ke posisi 8.575. Begitupun dengan BMRI yang juga merosot 70 poin atau 1,43 persen ke 4.960 per sahamnya.

Proyeksi senada dikatakan Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei. Kata dia, dampaknya akan positif karena kenaikan suku bunga berpotensi meningkatkan pendapatan bunga bank. Meskipun di sisi lain memang juga berpotensi menurunkan permintaan kredit karena bunga yang semakin tinggi.

“Tentu masih ada peluang bagi BBCA dan BMRI untuk naik karena secara historikal memang di akhir atau awal tahun, saham tersebut biasanya menguat,” katanya.

 Sedangkan, dua emiten bank besar lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menguat 75 poin atau 0,80 persen ke 9.425. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga naik 70 poin atau 1,43 persen ke 4.960.

Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps hanya dalam waktu empat bulan. Tiap kenaikan masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, 50 bps pada Oktober, dan 50 bps pada November. 

Dan dengan kenaikan terakhir ini sudah 200 bps atau 2 persen dalam lima bulan. Sehingga, ini adalah yang paling agresif sejak 2005.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...