Kenaikan Suku Bunga Acuan Perberat Kinerja Keuangan Emiten Tekstil

Lona Olavia
23 Desember 2022, 17:29
Kenaikan Suku Bunga Acuan Perberat Kinerja Keuangan Emiten Tekstil
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.
Pedagang merapikan produk tekstil di Kampung Wisata Kreatif Tekstil Cigondewah, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). Pemerintah Kota Bandung mereaktivasi kampung wisata kreatif yang khusus memasarkan berbagai kain dan bahan tekstil tersebut guna meningkatkan serta memulihkan geliat ekonomi, pariwisata dan budaya di kota Bandung.

Prospek emiten tekstil masih akan mengalami banyak ganjalannya dalam perkembangan bisnisnya di tahun depan. Tak heran, sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) disebut Apindo merupakan satu dari tiga sektor yang akan memberlakukan PHK massal di tahun depan.

Sebut saja, terkendala oleh depresiasi rupiah. Mengingat mayoritas emiten TPT masih impor bahan baku. Belum lagi, pasar ekspor sepi juga berimbas menurunnya nilai penjualan emiten tekstil.

Advertisement

Begitupun karena era kenaikan suku bunga yang diprediksi akan berlanjut di tahun depan.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia mengatakan, kesulitan sektor tekstil datang dari ketergantungan transaksi dengan menggunakan dolar AS. Pasalnya, penggunaan mata uang lokal menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Belum lagi suku bunga acuan yang naik lagi.

Di sisi lain, industri tekstil masih perlu terus melakukan penguatan modal kerja. Ide pertama yang muncul tentunya dengan mengambil kredit ke bank. Masalahnya, perbankan sendiri sudah menyetop fasilitas L/C sejak akhir 2020 lalu. Untungnya OJK   mengambil kebijakan memperpanjang periode restrukturisasi kredit selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024.

“Emiten-emiten sektor tekstil punya posisi hutang yang sangat tinggi, di tengah tren kenaikan suku bunga ini sangat tidak wise untuk tidak segera menyelesaikan hutang-hutang besar itu,” kata Liza kepada Katadata.co.id, Jumat (23/12).

Menilik laporan keuangan perseroan, perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mencatat penjualan hingga akhir September 2022 turun 25,58% menjadi US$ 474,17 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 637,1 juta. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan sebesar US$ 147,7 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement